Ramadhan
Gus Baha Jelaskan Alasan Pekerja Berat dan Perjalanan Jauh Seperti Sopir Tidak Wajib Puasa Ramadhan
Gus Baha menjelaskan alasannya mengapa pekerja berat dan perjalanan jauh seperti supir tidak wajib puasa ramadhan.
Penulis: Widodo | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM -- Puasa ramadhan yang dilakukan hanya sebulan dalam setahun meurpakan perintah wajib.
Namun, menurut KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang biasa dipanggil Gus Baha ada banyak orang yang tidak diwajibkan berpuasa.
Termasuk bagi pekerja keras atau berat juga sebenaranya tidak diwajibkan kata Gus Baha.
Mengapa demikian?
Dia pun menjelaskan alasannya mengapa pekerja berat dan perjalanan jauh tidak wajib puasa ramadhan.
Hal itu dia beberkan dalam video di kanal YouTube Ngaji Online yang diunggah pada 20 April 2021 lalu.
Gus Baha menyebutkan bahwa ada aturan fiqih terkait kewajiban puasa bagi para pekerja.
"Kita tidak bisa berpikir untuk tidak setuju dengan aturan hukum fiqih mengenai hal ini.
Sehingga memang dibutuhkan pengkajian yang lebih banyak lagi," ujarnya.
Kemudian Gus Baha ambil satu contoh, yakni seorang pekerja berat seperti supir bus yang bekerjanya menyesuaikan target waktu.
"Kita tidak bisa asal menghukumi supir bus tersebut dengan aturan fiqih agar dia tetap berpuasa, karena hal itu bisa melanggar konstitusi ilmu," jelasnya.
Oleh karena itu, penentuan hukum puasa untuk masyarakat umum memang tidak semudah yang dibayangkan.
Sehingga menurut Gus Baha, masalah yang dihadapi seperti pada supir bus tersebut sudah menjadi perdebatan panjang di kalangan para ulama dalam status hukum fiqih.
Definisi antara bepergian dan bekerja menurut dua imam, yakni imam Syafi'i dan imam Ahmad bin Hambal pun terlihat berbeda.
"Menurut imam Syafi'i, definisi pergi itu adalah seseorang yang berpindah dari rumahnya ke tempat asing dan bukan wilayahnya," kata Gus Baha.