Berita Bangka Tengah
Tak Efektif, Program Bank Sampah di Bangka Tengah Hanya Tersisa di 9 Desa Saja
Program Bank Sampah di Kabupaten Bangka Tengah dinilai kurang efektif dan kini hanya tersisa dibeberapa desa saja yang masih beroperasional.
Penulis: Arya Bima Mahendra | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Program Bank Sampah di Kabupaten Bangka Tengah dinilai kurang efektif dan kini hanya tersisa dibeberapa desa saja yang masih beroperasional.
Diketahui bahwa program Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering yang kemudian dipilah dan dikelola layaknya manajemen perbankan dengan menukarkan sampah menjadi uang.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Tengah, Rusdi menyebutkan, program Bank Sampah di Kabupaten Bangka Tengah sebenarnya sudah berjalan sejak tahun 2012 lalu.
Diakuinya, Bank Sampah merupakan program dari pemerintah desa yang mana Dinas Lingkungan Hidup hanya bertugas sebagai pengawas dan fasilitator saja.
"Pada tahun-tahun awal operasionalnya, implementasi program Bank Sampah di Kabupaten Bangka Tengah berlangsung di semua desa, yakni sebanyak 63 desa berjalan semua," ucap Rusdi kepada Bangkapos.com, Kamis (21/4/2022).
Baca juga: Antisipasi Tindakan Berbahaya, Batu Hingga Sikat Gigi Ditemukan di Sel Binaan Rutan Muntok
Baca juga: Rp 12 Miliar untuk THR ASN, Bupati dan DPRD Bangka, Alhamdulillah THR Tenaga Kontrak Cair Hari Ini
Namun seiring berjalannya waktu, banyak desa yang sudah tidak menjalankan program Bank Sampah tersebut sehingga yang tersisa saat ini hanya ada di sembilan desa dan satu kelurahan saja.
Desa dan kelurahan yang masih menjalani Bank Sampah yakni Desa Guntung, Terentang, Penyak, Trubus, Benteng, Bukit kijang, Belilik, Simpang Perlang, Kurau, dan Kelurahan Berok.
"Dari sembilan desa dan satu kelurahan itupun ada beberapa desa yang program bank sampahnya seperti mati suri. Kadang jalan kadang enggak," ungkapnya.
Meski demikian, ada juga desa yang pernah mengikuti lomba program Bank Sampah di tingkat Provinsi Bangka Belitung, yakni Desa Belilik, Desa Guntung dan Desa Benteng.
Menurut Rusdi, sebagian besar kendala program sampah ini berada ditingkat desanya masing-masing, terutama ketika kepala desanya berganti.
Baca juga: Dokkes Polda Babel Terus Genjot Capaian Vaksinasi Selama Ramadan, Dosis Booster Mendominasi
Baca juga: Harga Kerupuk Naik Jadi Rp2000 Setelah Lebaran, Sudah Tahu Belum?
Diakuinya, hal itu terjadi lantaran tidak semua kepala desa memprioritaskan Bank Sampah sebagai program kerja yang harus dijalankan.
"Biasanya, pengelola Bank Sampah itu adalah Istri Kadesnya. Mungkin itulah yang membuat banyak Bank Sampah tidak beroperasi lagi seiring bergantinya kepala desa," ujarnya.
Selain itu, kurangnya lahan yang dijadikan untuk lokasi Bank Sampah juga menjadi alasan tidak efektifnya program Bank Sampah.
"Keluhan yang kami terima selama ini adalah banyak desa yang mengaku enggak punya lahan untuk dijadikan tempat Bank Sampah," ungkapnya.
Oleh karena itu, dirinya menekankan agar para aparatur desa tetap melanjutkan program Bank Sampah tersebut meski Kepala Desanya berganti sekalipun.
(Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)
