Harga Pupuk Sawit Naik, Petani Keluhkan Biaya Produksi Melonjak

Tingginya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang beranjak naik sejak tahun lalu berjalan beriringan dengan harga pupuk yang juga melonjak

Penulis: Arya Bima Mahendra | Editor: M Ismunadi
Bangkapos.com/dokumentasi
Para petani sedang memanen kelapa sawit di Kebun Ketua Apkasindo Kabupaten Bangka di Dusun Bokor Desa Air Duren Kecamatan Pemali Kabupaten Bangka. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Tingginya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang beranjak naik sejak tahun lalu berjalan beriringan dengan harga pupuk yang juga kian melonjak.

Salah seorang petani sawit rakyat asal Desa, Bakam, Kecamatan Bakam, Kabupaten Bangka, Hayali (50) mengatakan bahwa perkembangan harga TBS akhir ini memang terbilang cukup signifikan.

Diakuinya, beberapa bulan terakhir ini, harga TBS sawit selalu berada pada kisaran Rp3.000-an per kg bahkan sempat menyentuh angka Rp4.000 selama beberapa saat.

"Kalau harga sawit ini mulai naiknya pas akhir-akhir tahun 2021 lalu dan sampai sekarang harganya selalu diatas Rp3.000-an. Kayaknya hampir jarang turun di bawah itu," ucap Hayali saat dihubungi Bangkapos.com, Minggu (24/4/2022).

Kata dia, terkahir kali ia menjual TBS sawit berada dikisaran harga Rp3.100 sampai Rp3.200 per kg.

Pria yang memiliki puluhan hektare perkebunan sawit ini mengaku tingginya harga TBS sawit membuat omzet yang diterima pun meningkat cukup drastis.

Walau demikian, keuntungan bersih yang ia dapatkan juga tidak terlalu jauh berbeda saat harga TBS sawit berada di angka Rp2.000-an per kg.

Pasalnya, tingginya harga TBS sawit juga beriringan dengan harga pupuk yang juga perlahan-lahan naik.

"Kalau dibilang untung ya pasti untung. Tapi enggak se-wow yang orang pikirkan, karena harga pupuk saat ini juga tinggi," ucapnya.

Lanjut dia, naiknya harga sawit terjadi secara bertahap hingga sekarang beberapa merek pupuk sawit mengalami kenaikan harga hingga dua kali lipat dari harga normal.

Misalnya pupuk merek Kcl Mop yang dulunya berkisar diharga Rp280 ribu sampai Rp300 ribu per 50 kg, kini sudah berada di harga Rp580 ribu sampai Rp600 ribu atau dua kali lipatnya.

Tak hanya di satu merek, kenaikan tersebut terjadi di seluruh jenis dan merek pupuk.

"Semuanya memang naik, cuma beda-beda naiknya dan ada salah satu jenis pupuk yang harganya bahkan sampai Rp800 ribu per 50 kg," tuturnya.

Lebih lanjut, tingginya biaya produksi juga dipengaruhi oleh biaya upah buruh harian yang juga melonjak naik.

"Sekarang ini susah mau cari orang yang mau kerja, enggak tau apa karena udah deket lebaran atau karena orang-orang memang lebih milih kerja lain, kayak jadi penambang soalnya harga timah juga lagi mahal kan," ujarnya.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved