Berita Bangka Selatan

HKTI Basel Dukung Aksi Apkasindo Terkait Harga Sawit, Minta Pemda Ambil Tindakan

Kepada Bupati, DPRD dan Pj Gubernur tolong bantu petani sawit suarakan keresahan mereka karena ini menyangkut hajat hidup petani sawit.

Penulis: Yuranda |
Bangkapos.com/Yuranda
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bangka Selatan (Basel), Yopi Jamhar. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bangka Selatan (Basel), Yopi Jamhar mendukung penuh aksi yang dilakukan oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) di Belitung dan Belitung Timur.

Aksi yang dilakukan oleh APKASINDO guna menyuarakan keresahan petani sawit kepada pemerintah daerah maupun pusat lantaran harga tandan buah segar (TBS) sawit sangat anjlok bahkan tidak laku dijual.

"Kami sangat mendukung penuh aksi yang dilakukan Apkasindo. Kami juga prihatin dengan harga TBS sawit saat ini dan ada beberapa pabrik tak menerima TBS lantaran ada larangan ekspor CPO dampak ke semua petani sawit di Indonesia," kata Yopi Jamhar, Rabu (18/4/2022).

Ia juga meminta kepada Pemerintah Daerah Bangka Selatan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pj Gubernur Babel segera ambil tindakan agar keresahan petani khususnya di Babel sampai ke pemerintah pusat.

"Kepada Bupati, DPRD dan Pj Gubernur tolong bantu petani sawit suarakan keresahan mereka karena ini menyangkut hajat hidup petani sawit. Supaya pemerintah pusat dapat mengambil keputusan terkait permasalahan ini," ujarnya.

Kepada Presiden Jokowi, lanjutnya, untuk segera merespon aksi dari para petani ini lantaran menyangkut hajat hidup orang banyak. Dari dampak larangan ekspor yang dikeluarkan oleh Presiden.

"Karena ini juga menyangkut ekonomi masyarakat di Bangka Selatan khususnya dan umumnya Bangka Belitung. Di Babel selain sektor pertambangan ada sektor pertanian. Kami minta larangan ekspor CPO segera dicabut," ujarnya.

Selain itu, pemerintah daerah juga segera mencari solusi terhadap permasalahan ini. Dampak dari larangan ini seluruh petani sawit mengeluh dengan harga sekarang.

"Dimana harga sawit sekarang tidak bisa menutup biaya oprasional mereka. Dengan ini merugikan petani sawit," ucapnya.

(Bangkapos.com/Yuranda)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved