AS, Jepang, dan Korsel Rapat Bahas Ancaman Nuklir Korut, Kim Jong Un Malah Lakukan Ini

Pertemuan itu dilaksanakan setelah AS menilai Kim Jong Un tengah mempersiapkan situs uji Punggye-ri untuk uji coba nuklir ketujuhnya.

Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Iwan Satriawan
STR / KCNA VIA KNS / AFP
Petugas medis militer Tentara Rakyat Korea menyelesaikan krisis Covid-19, di Pyongyang. 

BANGKAPOS.COM - Para pejabat Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang sedang bertemu di Seoul membahas ancaman nulir Korut, Jum'at (3/6/2022).

Ketiga negara koalisi itu tengah mempersiapkan "semua kemungkinan" di tengah tanda-tanda Korea Utara mempersiapkan nuklirnya.

Perwakilan Khusus AS, Sung Kim bertemu rekan-rekannya dari Korea Selatan dan Jepang, Kim Gunn dan Funakoshi Takehiro.

Pertemuan itu dilaksanakan setelah AS menilai Kim Jong Un tengah mempersiapkan situs uji Punggye-ri untuk uji coba nuklir ketujuhnya.

"Kami sedang mempersiapkan semua kemungkinan dalam koordinasi yang erat dengan sekutu Jepang dan Korea Selatan" kata Kim di awal pertemuan.

Tahun ini, Korea Utara telah menguji beberapa rudal balistik, termasuk yang dianggap sebagai rudal balistik antarbenua terbesarnya, yang melanggar resolusi PBB. 

50 negara anggota PBB dikabarkan menyuarakan amarah terhadap kepemimpinan Korut.

"Kami ingin menjelaskan kepada Korea Utara bahwa kegiatannya yang melanggar hukum dan mengganggu stabilitas global,

masyarakat internasional tidak akan menerima tindakan ini sebagai hal biasa," kata utusan AS.

Gambar ini diambil dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 12 Mei 2022 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) menghadiri pertemuan biro politik ke-8 Partai Pekerja Korea (WPK) di Pyongyang.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) menghadiri pertemuan biro politik ke-8 Partai Pekerja Korea (WPK) di Pyongyang. (STR / AFP / KCNA VIA KNS)

Utusan nuklir Korea Selatan yang baru diangkat, Kim Gunn, mengatakan "pengejaran senjata nuklir Korea Utara tanpa henti hanya akan memperkuat pencegahan kami".

Pekan lalu, Amerika Serikat menyerukan lebih banyak sanksi PBB terhadap Korea Utara atas peluncuran rudal balistiknya, tetapi China dan Rusia memveto saran itu.

Sekutu Korea Utara secara terbuka memecah Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya sejak Korut dihukum di tahun 2006.

Sementara itu Jepang mengatakan pintu untuk berdamai terbuka lebar serta menyatakan keprihatinan atas situasi COVID-19 di Korea Utara.

"Kami telah menjelaskan secara langsung kepada Pyongyang bahwa kami terbuka untuk diplomasi," kata Sung Kim, perwakilan Jepang di Seoul.

Sedangkan Amerika Serikat mengatakan tidak akan mengaitkan bantuan kemanusiaan untuk Korea Utara saat memerangi COVID-19 dengan denuklirisasi, kata para pejabat AS.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved