Ratusan Orang Bangka Belitung Terserang Demam Berdarah, Begini Cara Mengatasinya

Ratusan Orang Bangka Belitung Terserang Demam Berdarah, 11 di antaranya meninggal dunia, Begini Cara Mengatasinya

Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
Freepik.com
Demam berdarah dengue (DBD) perlu diwaspadai karena jika tidak ditangani akan semakin parah dan membahayakan jiwa. 

Ratusan Orang Bangka Belitung Terserang Demam Berdarah, Begini Cara Mengatasinya

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Ratusan orang di Provinsi Bangka Belitung terpapar berdarah dengue (DBD)

Tak kurang dari 704 orang di provinsi ini terpapar demam berdarah dengue dan 11 orang dinyatakan meninggal dunia. 

Angka tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan periode Januari sampai dengan Mei 2022. 

Sebaran kasus ini paling banyak di kabupaten Bangka Barat tercatat 254 orang terpapar dan 5 orang meninggal dunia sedangkan kasus terendah di Belitung Timur tercatat 11 orang terpapar dan tidak ada angka kematian. 

Untuk tahun 2021, kasus kematian karena DBD ada 18 orang, bila diakumulatif sepanjang 2021 ada 759 kasus orang terpapar DBD. 

Melihat angka-angka ini, kasus DBD perlu menjadi perhatian serius, sebab pada lima bulan awal tahun 2022 saja sudah hampir mendekati jumlah kasus sepanjang tahun 2021 lalu (Januari-Desember 2021). 

Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama, Khairiah mengatakan dengan sudah ratusan orang terpapar DBD, diharapkan agar seluruh elemen masyarakat melakukan pencegahan dan pengendalian. 

"Pencegahan dengue ini bisa dengan tetap mengedepankan langkah-langlah preventif dan promotif melalui gerakan 1 rumah 1 jumatik (G1R1J) untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus di sekitar rumah dan tempat-tempat umum untuk mencapai angka bebas Jentik Diatas 95 persen," ujar Khairiah, Kamis (16/6/2022). 

Dia menyebutkan penyakit demam berdarah dengue atau DBD masih sering ditemukan di Indonesia.

Fektor utama penularan penyakit ini adalah nyamuk spesifik Aedes aegypti, nyamuk yang memiliki siklus hidup yang dapat bertahan di daerah pedesaan maupun perkotaan. 

"Aedes aegypti betina dapat bertelur di tempat basah mana saja, meski sangat kecil. Mereka dapat ditemukan di tumpukan sampah di perkotaan, ataupun genangan air di pedesaan. 

Baca juga: Buruan Ikut Pemutihan Pajak Kendaraan di 7 Provinsi, Gratis Denda PKB dan BBNKB II, Ini Syaratnya

Telurnya juga dapat bertahan di tempat yang kering dalam jangka waktu yang panjang. Bahkan, hingga satu tahun dan menetas saat terendam kembali dalam air," jelasnya. 

Dia menjelaskan walau bukan metode pencegahan utama, fogging adalah salah satu cara yang masih dinilai efektif untuk membunuh nyamuk Aedes aegypti dewasa. 

"Tujuan fogging adalah untuk membunuh sebagian besar nyamuk yang infektif dengan cepat. Di samping memutus rantai penularan, juga menekan jumlah nyamuk agar risiko penyakit DBD juga menurun," katanya. 

Halaman
123
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved