Harga Sawit
Banyak Pabrik CPO Belum Beroperasi, Tangkinya Penuh, Harga TBS Sawit Jatuh, Petani Jadi Korban
Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani hingga saat ini masih anjlok.
Menurut Plt Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kemenkomarves Rachmat Kaimuddin DMO, DPO, flush out untuk memastikan minyak goreng aman dalam negeri.
"Jika itu dihapus bisa jadi semuanya akan diekspor dan terjadi kelangkaan," kata Rachmat.
Rachmat menambahkan, jika DMO dihapus maka akan berisiko harga minyak goreng kembali mahal.
DPR Tuntut Tanggung Jawab Pemerintah
Anggota DPR RI Achmad mempertanyakan keseriusan pemerintah membantu petani sawit yang saat ini menjerit dan menderita akibat jatuhnya harga TBS sawit di harga paling rendah.
Kondisi ini menurutnya diperburuk harga pupuk yang melambung tinggi.
Achmad menuntut pemerintah bertanggungjawab dan hadir menyelesaikan masalah ini agar nasib petani sawit tidak makin terpuruk pasca pandemi Covid-19.
"Pemerintah harus bertanggungjawab atas kondisi yang dialami para petani khususnya petani sawit di Indonesia. Pemerintah harus segera mengatasinya secara tuntas dan tidak hanya memberikan solusi yang akan menimbulkan masalah baru lagi," kata Achmad kepada wartawan, Senin (27/6/2022).
Politisi Demokrat itu menudin tidak ada upaya konkrit Pemerintah yang memperlihatkan keberpihakan kepada petani dengan membiarkan persoalan harga pupuk yang tidak sebanding lagi dengan hasil kebun petani.
Achmad menegaskan, jika kondisi ini terus dibiarkan dan pemerintah tidak mengambil kebijakan yang betul-betul memihak kepada petani, maka pemerintah sama saja mengabaikan nasib 17 juta petani sawit dan pekerjanya.
"Ini berakibat fatal nantinya terhadap petani sawit mandiri dan kebun masyarakat. Mereka akan terancam kehidupannya," kata Achmad.
Legislator asal Dapil Riau II ini mengingatkan, ketika harga TBS stabil dan cenderung naik, harga pupuk di tingkat petani juga terus merangkak naik. Namun hal itu tidak sebanding ketika harga TBS itu turun drastis, sementara harga pupuk terus naik.
"Waktu harga sawit naik, pupuk naik. Tatkala harga TBS turun, harga pupuk tetap tinggi. Ini kan hantaman bagi petani karena sudah tidak sebanding lagi antara hasil produksi sawit dengan biaya operasionalnya. Masyarakat akan meninggalkan kebun mereka karena tidak sesuai hasilnya lagi," bebernya.
(Kompas.com/Elsa Catriana/Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra/(Tribunnews.com/Dennis Destryawan/Choirul Arifin)
