Soal Anjloknya TBS Kelapa Sawit, Inilah Hasil Diskusi Bupati Bateng dengan Kementrian Perdagangan

Diharapkan nantinya ketemu standarnya (harga, red), paling tidak Rp2.000, Rp2.500 atau bahkan bisa mencapai Rp3.000 per kilogram

Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
Bangkapos.com/Akhmad Rifqi Ramadhani
Ilustrasi hasil panen kelapa sawit. 

"Maka dari itu, ekspor CPO harus ditingkatkan agar perusahaan dapat mengoptimalkan penyerapan sawit petani," jelas Algafry kepada Bangkapos.com, Rabu (6/7/2022).

Dari hasil diskusi yang dilakukan dengan Wakil Menteri Perdagangan RI, Jerry Sambuaga, Selasa (5/7/2022), diketahui bahwa apabila ekspor CPO lancar, maka pabrik-pabrik bisa segera mengosongkan tankinya.

"Dengan begitu, maka banyak perusahaan yang akan berebut untuk membeli TBS sawit milik petani," lanjutnya.

Merujuk data Kementerian Perdagangan per 4 Juli 2022, imbuhnya, diketahui ekspor CPO, RDB palm oil, RDB palm olein dan UCO program percepatan melalui skema DMO Simirah, tercatat mencapai 1,31 juta ton dengan angka realisasi sebesar 65,91 persen atau 885.500 ton, sehingga volume yang belum terealisasi sebanyak 434.067 ton.

Sementara itu, persetujuan ekspor CPO, RBD palm oil, RBD palm olein dan UCO program percepatan melalui skema flush out, ada sebanyak 1.09 ton, dengan persentase realisasi sebanyak 645.327 ton atau setara 49,51 persen sehingga volume yang belum terealisasi sebayak 447.563 ton.

"Jadi dari diskusi saya kemarin, Pak Menteri juga sudah meminta agar pabrik-pabrik pengelolaan minyak sawit membeli TBS petani minimal di harga Rp1.600 per kilogram," ucapnya.

Oleh karena itu, apabila stok CPO cepat diekspor, pabrik akan membeli TBS sawit lebih banyak.

"Diharapkan nantinya ketemu standarnya (harga, red), paling tidak Rp2.000, Rp2.500 atau bahkan bisa mencapai Rp3.000 per kilogram," kata Algafry.

Penyebab Anjloknya TBS Sawit

Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani hingga kini masih anjlok.

Saat ini harga TBS sawit berkisar Rp 1.000 per kilogram, bahkan ada yang lebih murah.

Merosotnya harga TBS sawit terjadi di 22 provinsi penghasil sawit Indonesia.

Sebelumnya, pemerintah yakin harga TBS sawit akan segera normal kembali.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam pernyataan terbarunya mengatakan, penyebab anjloknya harga TBS sawit di tingkat petani adalah karena pasokan atau stok TBS di pabrik kelapa sawit sudah terlalu banyak.

Hal ini, kata dia, membuat pengusaha sawit tidak bisa membeli TBS sawit petani.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved