Human Interest Story

Cerita Sukses Riztia Nilfarisa, Desainer Asal Belitung Timur, Awalnya Terhalang Restu Orang tua

Riztia ingin jadi desainer terhalang restu orang tua, tapi dia mampu membuktikan diri bahwa dia bisa dan bertahan di bidang designer

Penulis: Bryan Bimantoro |
istimewa
Riztia Nilfarisa (kedua dari kiri) saat memamerkan karyanya di sebuah fashion show. (Ist pribadi) 

 

 

 

BANGKAPOS.COM , BELITUNG - Jalur sukses setiap orang bisa berasal dari mana saja. Bagi pemudi asal Kelapa Kampit, Belitung Timur (Beltim) ini, jalan suksesnya adalah berbisnis di bidang fashion desainer. Dia adalah Riztia Nilfarisa seorang lulusan jurusan kriya tekstil dan mode di Universitas Telkom.

Meski awalnya mimpi Riztia ingin jadi desainer terhalang restu orang tua, tapi dia mampu membuktikan diri bahwa dia bisa dan bertahan di bidang ini. Terhitung sudah lebih dari lima tahun Riztia berbisnis di bidang industri kreatif tanah air.

Selama itu, dia sudah membuat beragam karya yang diminati pasar. Bahkan beberapa karyanya sudah dipakai oleh artis kondang Indonesia, seperti Ivan Gunawan hingga Ria Ricis. Berbagai perhelatan fashion show juga sudah dia tapaki di berbagai event besar.

"Alhamdulillah senang dan bersyukur juga bisa sampai ke titik ini. Banyak struggle yang dilalui dan bangga bisa melewati itu semua di bidang industri kreatif yang sangat cepat berubah ini," kata Riztia kelahiran 24 Maret 1997 bercerita kepada Bangkapos.com, Senin (1/8/2022).

Saat ini Putri Pasangan Syamsul Rizal dan Ermi Hastuti ini, sedang fokus mengembangkan bisnisnya yaitu membuat daily wear atau pakaian sehari-hari. Ciri khas dari desain Riztia ini adalah pakaiannya yang colour block alias pakaian yang warnanya tabrakan.

Sebelum fokus di daily wear, Riztia yang saat ini berdomisili di Bandung ini membuat pakaian ready to wear yang banyak mengusung tema-tema tertentu. Budaya 'Belitong Muang Jong' juga pernah dia angkat menjadi suatu karya di bawah labelnya yaitu Poppils.

"Hanya saja ready to wear proses kreatifnya lebih rumit dan panjang. Mulai dari mengonsep, menerjemahkan ide ke visual, hingga mengomunikasikan ke penjahitnya. Dari segi harga juga hanya segmen tertentu yang affordable. Jadi sekarang fokus memperluas pasar dengan menyediakan pakaian-pakaian yang daily wear," kata alumni SMAN 1 Kelapa Kampit itu.

Karir profesional Riztia sebagai pengusaha baju juga tidak mulus-mulus amat. Karyanya pernah tidak ada yang membeli karena dia menilai dirinya terlalu subjektif dalam membuat suatu karya.

Seharusnya kata Riztia, seorang desainer dan secara umumnya pengusaha, tidak boleh hanya memikirkan keinginan sendiri dalam membuat suatu produk. Melainkan harus mempertimbangkan keinginan pasar atas produk itu.

"Dulu ide-ide aku terlalu liar, karena masih muda dan sangat idealis. Tapi seiring jalannya waktu, dapat pengalaman, dan dimentori berbagai desainer terkenal akhirnya perlahan mulai bisa menyesuaikan diri dengan pasar yang sangat cepat berubah," kata Riztia yang beberapa waktu lalu pernah collab dengan desainer kondang Batik Sepiak Belitong Bella Kartika untuk suatu karya.

Balik ke belakang, perjalanan mimpinya ini dimulai dari masa SMP di mana dia senang sekali recreate baju-baju ibunya ke penjahit sekitar rumahnya. Dia membawa baju-baju ibunya dan mengubah-ubah modelnya menjadi pakaian dengan desain baru.

Sempat dikekang karena mimpinya ini dianggap tidak mampu menghasilkan hidup yang layak, sekarang Riztia mampu membuktikan bahwa dengan mimpinya dia bisa menghasilkan omzet hingga Rp100 juta per bulan dari bisnis bajunya.

Halaman
12
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved