Berita Sungailiat
Ekspedisi Bangka Pos Mantung - Tanjung Ru, Kisah Guru Rela Seberangi Lautan Demi Mengajar Muridnya
Pompong bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi Yuli yang berprofesi guru, sebab ia kerap bolak balik Belinyu-Bakit sejak beberapa tahun silam.
"Kami tidak masalah dengan kondisi ini. Demi tugas mulia, kami hanya bisa menjalankan tanggung jawab," ucap Yuli.
Saat pulang mengajar, dirinya kembali berjuang menyeberangi lautan dengan perasaan was-was.
Saat cuaca buruk, keselamatan menghantui pikirannya apalagi melihat keluarga di rumah menunggu kedatangannya.
"Cuaca buruk itu biasanya terjadi saat Bulan Desember ke atas karena musim barat, jadi ombak besar.
Kadang kita pasti takut karena kita sering naik kan. Tapi Alhamdulillah semua aman aman saja," kata dia.
Di lain kesempatan, saat berangkat dan pulang mengajar, dirinya pernah basah kuyup.
Namun, hal itu tak menyurutkan semangatnya untuk peduli pada pendidikan.
Dengan semangat juang yang besar itu, dirinya tetap berangkat untuk mengajar.
"Hal itu tetap kami lakukan sebagai tanggungjawab menjalankan amanah mencerdaskan kehidupan bangsa. Kami tak akan pernah putus asa," imbuhnya.
Pahlawan tanpa tanda jasa ini rela mengabdi. Menurutnya, seorang guru sampai tempat ini bukan karena materi, namun karena pengabdian untuk mendidik anak bangsa.
"Itulah tantangannya mengajar di tempat yang jauh. Saya menuju ke sini itu bukan karena menilai materi, tetapi pengabdian.
Harapannya, harus bisa lebih bekerja keras untuk mendidik anak, karena orang yang bisa mengajar belum tentu bisa mendidik," tuturnya.
Baca juga: Ekspedisi Bangka Pos Mantung-Tanjung Ru, Warga Merasa Beruntung Pompong Melayari Teluk Kelabat
Pasalnya, mereka harus berjuang setiap hari menyeberang naik kapal untuk bisa menuju lokasi tempatnya mengajar dan itu dilakukan berpuluh-puluh tahun.
"Kita tidak mengenal jarak atau sekatan untuk berjuang mencerdaskan anak anak, khususnya di tempat pelosok," kata Yuli.
Kendati demikian, Yuli tidak serta merta setiap hari bolak balik menggunakan pompong.
Terkadang dua hari sekali menggunakan perahu kecil itu, sebab dirinya memiliki kediaman juga dekat dari sekolah.
Yuli berharap anak didiknya dapat sukses dan bisa meraih cita-cita sesuai yang diinginkannya.
(Bangkapos.com/Akhmad Rifqi Ramadhani)