Dilirik Pemprov Babel, Ini Keunggulan Pesawat N219 Nurtanio, Bisa Mendarat Dilandasan Tak Beraspal
Kami tertarik dan akan kami upayakan, karena kalau sudah kita buat tapi tidak kita beli, kualat kita. Begitulah cara kita memajukan
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM, BELITUNG - Pj Gubernur Provinsi Kepulauan Babel Ridwan Djamaluddin tertarik membeli pesawat serba guna buatan anak bangsa N219 Nurtanio.
Pesawat N219 Nurtanio hadir sebagai produk ikon nasional yang dipamerkan dalam acara side event Development Working Group (DWG) G20 di Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 7-9 September 2022
Pesawat N219 Nurtanio diterbangkan Captain Adi Budi sebagai Pilot In Command dan Firmansyah Cahya sebagai Copilot dari Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung pukul 08.15 dan tiba di Bandara Internasional H AS Hanandjoeddin, Belitung pukul 10.00 WIB, Senin (5/9/2022).
Kedatangan pesawat disambut Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Ridwan Djamaluddin didampingi Direktur Produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Batara Silaban.
Dalam kesempatan tersebut, Ridwan Djamaluddin mengapresiasi jajaran insinyur yang tergabung dalam PTDI berhasil memproduksi pesawat N219 Nurtanio.

Bahkan memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sekitar 44,69 persen.
Perjalanan sekitar dua jam dari Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung menuju Bandara Internasional H AS Hanandjoeddin membuktikan bahwa pesawat N219 mampu mengudara dengan baik.
"Momen ini juga kita manfaatkan dalam event DWG G20 di Belitung membuka showcase untuk membuktikan bahwa Indonesia mampu membuat pesawat seperti ini," ujar Ridwan Djamaluddin.
Pj Gubernur Provinsi Kepulauan Babel ini tertarik membeli pesawat N219 Nurtanio hasil karya anak bangsa.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat menyambut kedatangan pesawat pabrikan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandara Internasional H AS Hanandjoeddin Belitung pada Senin (5/9/2022).
Meskipun belum muncul angka deal, namun Ridwan menilai dari diskusi awal harga yang ditawarkan masih terjangkau dengan APBD.
"Kami tertarik dan akan kami upayakan, karena kalau sudah kita buat tapi tidak kita beli, kualat kita. Begitulah cara kita memajukan industri dalam negeri, dibuat ya dipakai," ujarnya disambut tepuk tangan dari tamu undangan.
Pernyataan Ridwan bukan tanpa alasan, sebab kebutuhan pesawat sebagai jalur perintis memang dibutuhkan.
Menurutnya Provinsi Kepulauan Babel memiliki ratusan gugusan pulau yang berpenghuni, sehingga dibutuhkan transportasi untuk menghubungkannya.
"Meskipun tidak semua pulau bisa didarati tapi bagi pemerintah dan masyarakat yang membutuhkan, kami akan fasilitasi," katanya.
