Berita Bangka Tengah
Kisah ABK Yondri Nekat Terjun ke Laut karena Gaji Tak Sesuai Janji, Pilu Saksikan Rekannya Tewas
Pria asal Tangerang itu bersama rekannya nekat terjun dari kapal penangkap cumi karena merasa gaji yang diterima tidak sesuai
Penulis: Ardhina Trisila Sakti CC | Editor: Ardhina Trisila Sakti
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Muhammad Yondi (20) anak buah kapal (ABK) nekat terjun ke laut.
Tak sendirian, aksi kabur dari kapal itu dilakukan bersama dengan seorang rekan bernama Rafi Maulana (20)
Nahas, Yondri malah menyaksikan sendiri detik-detik rekannya, Rafi tenggelam di laut saat kabur dari kapal tempatnya bekerja.
Mayat Rafi ditemukan terdampar di Pantai Merapin, Lubuk Besar, Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Senin (12/9/2022).
Tatapan kosong dan mimik wajah yang datar seakan menggambarkan rasa sedih dalam Muhammad Yondri usai melihat mayat rekannya di RSUD Bangka Tengah.
Pria asal Tangerang itu bersama Rafi nekat terjun dari kapal penangkap cumi karena merasa gaji yang diterima tidak sesuai.
Baca juga: Ririn Dwi Ariyanti Beri Pengakuan Mengejutkan Saat Jadi Istri Aldi Bragi, Tak Disentuh Dalamnya
Baca juga: Peserta Wajib Tahu, 21 Penyakit Ini Tidak Ditanggung oleh BPJS Kesehatan, di antaranya Karena Wabah
Baca juga: Ketika Bobby Nasution Teriaki Pria Bertato di Jl Dr Mansyur: Hei ke Sini Kau, Kau Preman di Sini?
Kepada Bangkapos.com, Yondri menceritakan kronologi peristiwa tersebut.
Diakuinya, sekitar satu setengah bulan lalu, dia mendaftar kerja di kapal tersebut dari info lowongan kerja di Facebook.
Dirinya mendatangi kapal itu yang sedang bersandar di Pelabuhan Muara Baru Jakarta Utara.
"Rafi ini sudah seminggu lebih dulu ada di kapal dibandingkan saya," kata Yondri.

Yondri berujar, awalnya dia tidak mengetahui jika kapal tersebut akan berlayar ke perairan Bangka Belitung.
Namun karena dijanjikan gaji besar, dirinya memutuskan berangkat berlayar meski telah dilarang oleh orangtua.
Yondri dijanjikan akan menerima gaji Rp 4 Juta per bulan tanpa dipotong biaya apapun. Tapi kenyataannya uang yang mereka terima jauh lebih kecil.
Selama satu setengah bulan lebih bekerja, Yondri mengaku hanya menerima uang sebesar Rp 800 Ribu.
"Awalnya itu katanya enggak dipotong apa-apa, tapi pas udah kerja ternyata alat pancing terus disuruh beli sendiri. Banyak lah potongannya. Saya juga enggak tau kalau yang ngajak saya bekerja itu bukan kapten kapalnya langsung, tapi semacam calo gitu," jelas Yondri
Yondri mengaku tak pernah ada upaya protes kepada kapten kapal terkait gaji yang tidak sesuai.
Dia bersama Rafi sudah terlanjur kecewa sehingga memutuskan untuk kabur dari kapal saat arus air laut cukup deras.
Yondri dan Rafi kabur dari kapal yang membawa mereka di dekat pesisir Pantai Merapin, Lubuk Besar.
Selain dia dan Rafi, sebenarnya ada satu orang lagi yang berniat untuk terjun ke laut dan kabur dari kapal tersebut.
Bahkan, satu orang yang dimaksud adalah orang yang mengusulkan atau punya ide untuk kabur.
"Jadi kami perginya (terjun ke laut) itu malam-malam saat orang-orang yang lain sudah tidur dan sedang gerimis. Tapi temen saya yang satu itu katanya mau nyusul, tapi nyatanya malah enggak ikutan (kabur-red)," terangnya.
Lanjut Yondri, dia bersama Rafi kemudian nekat terjun ke laut dengan membawa tas yang dibungkus kantong kresek, Jumat (9/9/2022) larut malam karena keesokan harinya kapal tempatnya mereka bekerja akan kembali berlayar ke tengah laut.
"Mumpung kapalnya agak dekat dari pantai, makanya kami kabur berenang," sambung dia.
Dengan nada bicara yang masih terbata-bata, Yondri menjelaskan bahwa ditengah perjalanan berenang ke pesisir pantai, dia bersama Rafi melepaskan tas yang dibawa beserta baju yang dikenakan.
"Ditengah perjalanan itu saya suruh Rafi lepas tas sama bajunya, karena basah dan bikin berat," ungkapnya.
Tak lama berselang, Yondri melihat Rafi sudah lemas dan tidak sanggup berenang lagi bahkan sempat tenggelam beberapa saat dan menarik bajunya.
Dirinya pun sempat mencoba menolong rekannya itu dan menariknya. Namun karena arus laut yang cukup besar, pegangan Rafi pun terlepas.
Sejak itulah, Yondri tidak melihat lagi rekannya itu dan membuat dia bertekad untuk menyelamatkan diri dan berenang sekuat tenaga ke pesisir pantai untuk meminta pertolongan.
"Sebenarnya itu jarak dari kapal ke pantai itu cukup dekat, tapi arusnya memang agak deras. Sekitar 2,5 jam saya berenang," tuturnya.
Ketika sudah menginjakkan kaki di pesisir pantai dengan hanya menggunakan celana dalam, dirinya pun meminta pertolongan nelayan setempat dan kemudian segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Lubuk Besar.
Rasa gusar dan gelisah menyelimuti Yondri selama tiga hari terakhir. Namun, kegelisahannya itu berubah menjadi syok lantaran menyaksikan sendiri mayat rekannya terkapar dalam posisi telungkup di pesisir Pantai Merapin, Lubuk Besar.
"Udah mau pingsan saya rasanya, karena saya yakin itu dia (Rafi-red). Soalnya celana kolornya sama dan ada gelang di tangan sebelah kanan," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan sesosok mayat pria ditemukan dalam kondisi telungkup di pesisir Pantai Merapin, Lubuk Besar, Bangka Tengah, Senin (12//9/2022).
Informasi penemuan mayat tersebut didapatkan Bangkapos.com dari laporan yang disampaikan Babinsa Lubuk Besar Ramil 413-04/Koba, Serka Taufik Andriyas yang ikut meninjau bahwa adanya laporan penemuan mayat laki-laki.
Berdasarkan foto yang beredar, tampak mayat laki-laki tersebut hanya menggunakan celana pendek (color) berwarna abu-abu dengan sekujur tubuh bagian atas yang penuh luka lebam kemerahan.
Selain itu, terdapat gelang berwarna hitam yang melingkar di pergelangan tangan sebelah kanan.
Dari laporan tersebut, diketahui bahwa identitas mayat laki-laki itu adalah Rafi (20), yang diketahui berasal dari Cianjur, Jawa Barat.
Nahasnya di tengah perjalanan, Rafi sudah tidak mampu berenang dan rekannya Yondri sempat menolong dengan menarik tangannya, tetapi diterjang ombak besar.
"Akhirnya Yondri melanjutkan berenang ke darat hingga sampai di Tanjung Berikat dan dibantu nelayan setempat," sambungnya.
Setelah itu, Yondri melaporkan ke Polsek Lubuk Besar bahwa rekannya tenggelam di laut.
Kapolsek Lubuk Besar, Iptu Made Wisma turut membenarkan adanya penemuan mayat laki-laki tersebut.
Dikatakan Made, sampai saat ini pihaknya masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait peristiwa ini.
(Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)