Bangka Pos Hari Ini

Kisah Unang Jadi Pemulung di Pangkalpinang, Nongkrong di Pinggir Jalan Sering Diberi Orang Uang

Sudah 16 tahun Unang Gusnadi (57) hidup dari hasil memulung di Kota Pangkalpinang.

Editor: nurhayati
Dok/Bangka Pos
Tampilan Bangka Pos Hari Ini 

Oleh karena itu, Putra menyarankan, meskipun hanya sebatas imbauan, sebaiknya masyarakat memang tidak perlu memberi uang kepada pemulung.

"Kalaupun masyarakat beralasan karena merasa iba dan simpati, masih banyak wadah yang bisa disalurkan atas pemberian dan bantuan tersebut, misalnya tempat ibadah, panti yatim piatu, panti asuhan, dan lain sebagainya,”
kata Putra.

Selain itu, peran masyarakat dapat membantu pemerintah dengan cara menginformasikan kepada instansi atau pihak terkait apabila melihat dan menemukan pemulung yang mengganggu ketertiban umum.

Dibekali Modal 

Dosen Sosiologi Universitas Bangka Belitung Dr. Fitri Ramdhani Harahap mengatakan satu diantara faktor munculnya pemulung yakni daya tarik kota sebagai tempat mengadu nasib untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

Kota Pangkalpinang sebagai Ibu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat aktivitas ekonomi, menjadi magnet yang menarik masyarakat dari luar kota untuk datang, tinggal, dan mengadu nasib,” ujar Fitri.

Fitri mengatakan harapan untuk meningkatkan taraf hidup secara ekonomi, dengan mendapatkan perkerjaan terkadang tidak seperti yang diharapkan ketika beradu nasib di Kota
Pangkalpinang.

“Banyak hambatan yang dihadapi oleh para pendatang ini, seperti pendidikan dan pengalaman kerja yang
kurang memadai. Sehingga akhirnya mereka bertahan hidup, dengan mengharapkan belas kasihan orang
lain,” ucapnya.

Selain itu faktor pandemi Covid-19 yang melanda dua tahun terakhir, berkontribusi terhadap memburuknya
perekonomian masyarakat.

Dampak pandemi diungkapkan Fitri Harahap membuat masyarakat kehilangan pekerjaan dan penghasilan, sehingga harus bertahan dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

“Persoalan juga semakin diperparah oleh situasi ekonomi nasional dan dunia yang semakin sulit, yang berdampak pada terjadinya inflasi, kenaikan harga BBM, kemudian bermuara pada kenaikan harga-harga barang yang semakinsulit dijangkau masyarakat kelas bawah,” katanya.

Sementara itu untuk mengatasi permasalahan dan mengantisipasi semakin maraknya pemulung, Fitri
mengatakan perlu ada upaya pemerintah terkait pemulihan ekonomi.

“Secara struktural pemerintah harus mendorong kewirausahaan tumbuh dan berkembang, sebagai alternatif pekerjaan masyarakat. Pemulung ini juga harus diberi penyadaran bahwa turun ke jalan, apalagi dengan membawa keluarga yaitu anak-anak bukan hal yang aman untuk dilakukan,” jelasnya.

Selain itu Fitri mengharapkan pemerintah dapat fokus, dalam penyelesaian masalah kesejahteraan sosial yang kini terus terjadi.
“Pemulung ini perlu didampingi dan diberi bantuan modal, agar mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan bekal yang lebih baik untuk memulai usaha atau bekerja,” ungkapnya (riz, v2, u1)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved