Human Interest Story

Manfaatkan Kekayaan Alam Bangka Barat, Atok Senai Buat Baju dan Topi Unik dari Akar Pohon Jeluteh

Kedua tangan Senai sangat erat memegang kayu dan palu. Pria paruh baya itu, memukul akar pohon jeluteh untuk diambil kulitnya.

Penulis: Yuranda | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Yuranda
Atok Senai (65) Dusun Peraceh, Kecamatan Simpangteritip, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sedang memukul akar pohon jeluteh, dikediamannya, Minggu (25/9/2022) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kedua tangan Senai sangat erat memegang kayu dan palu.

Pria paruh baya itu, memukul akar pohon jeluteh untuk diambil kulitnya.

Kulit akar pohon itu akan dibuat sebagai baju tradisional dari Dusun Peraceh, Kecamatan Simpangteritip, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Uniknya, sejak tahun 1995 pria kerap disapa Atok Senai berusia 65 tahun ini, kurang lebih 27 tahun dia telah membuat baju unik dari kulit kayu. Bahkan sebelum ada pemerintahan baju ini telah dipakai.

Hasil kreasi itu pernah dijual olehnya saat pameran di Ibukota Jakarta.

Satu paket pakaian itu dibandrol Rp300.000, yang terdiri dari baju, tas dan topi.

Baca juga: Jamal Dinilai Pura-pura Stres, Polisi Tunggu Hasil Observasi Kejiwaan Pelaku Pembunuh Ibu Kandung

Baca juga: Para Penambang Temui Pj Gubernur Babel, Sampaikan Petisi Berisi Delapan Tuntutan

Pohon yang tumbuh secara liar di hutan rimba di wilayahnya sangat memberikan manfaat bagi Atok Senai.

Untuk membuat satu helai baju, Atok Senai menghabiskan sekitar lima batang akar pohon jeluteh.

Pakaian ini memang khas dan unik, bukan saja karena bahannya yang terbuat dari kulit kayu pohon, tetapi juga proses pembuatan sangat unik.

Dalam proses pembuatannya, kulit akar pohon jeluteh terlebih dahulu dibersihkan.

Selanjutnya akar pohon itu direndam dalam air yang dicampur dengan detergen.

Kemudian akar pohon jeluteh itu dijemur di bawah terik matahari selama tiga hari.

Selanjutnya bahan kulit kayu tadi dipukul menggunakan palu selama satu jam.

Hal itu dilakukan agar mudah memisahkan kulit dari batang kayu tersebut dan mudah dibentuk.

Bahan yang sudah jadi kemudian dibentuk dengan alat tradisional.

Sehingga menjadi lembaran dan barulah dibuat aneka kreasi seperti baju, topi dan tas selempang.

"Saya menekuni pekerjaan (pembuatan pakaian dari kulit kayu--red), ini sejak tahun 1995.  Kalau dijual satu paket terdiri dari topi, baju dan tas selempang Rp300.000. Pernah dijual di Jakarta, tapi ikut pameran di sana tahun 2.000 hanya satu paket," kata Atok Senai, Minggu (25/9/2022) kepada Bangkapos.com

Topi dan baju buatan Atok Senai (65) Dusun Peraceh, Kecamatan Simpangteritip, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dari akar pohon jeluteh.
Topi dan baju buatan Atok Senai (65) Dusun Peraceh, Kecamatan Simpangteritip, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dari akar pohon jeluteh. (Bangkapos.com/Yuranda)

Pakaian dari kulit pohon ini merupakan pakaian dari nenek moyang terdahulu.

Kata Atok Senai sebelum ada pemerintahan, para orang tua terdahulu telah menggunakan pakaian ini.

Untuk itu, pakaian ini merupakan pakaian tradisional yang terus dipertahankan hingga kini.

Baca juga: Miris, 272 KK Empat Kecamatan di Kabupaten Bangka Belum Punya Jamban

Baca juga: Evaluasi Kinerja Pj Gubernur, Ombudsman Bangka Belitung Desak Disampaikan Secara Terbuka

Ditakutkan hilang begitu saja. Oleh karena itu dirinya berinisiatif untuk menciptakan kreasi baru, seperti topi dan tas selempang.

"Penjualannya saat orang ada yang pesan, baru kami buatkan baju atau topi. Belum ada yang pesan dari luar Pulau Bangka," ungkap Atok Senai.

Atok Senai berharap kepada Pemerintah Kabupaten Bangka Barat ke depan agar mendapatkan membantuan untuk kerajinan tangannya ini, sehingga besar dan berkembang dikemudikan hari.

(Bangkapos.com/Yuranda)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved