Tribunners
Pentingnya Adat, Budaya, Kearifan Lokal, dan Karakter di Masa Pandemi
Adat dan budaya sangat penting untuk dipahami, dilakukan, serta dilestarikan karena adat dan budaya adalah aset berharga bagi kehidupan berbangsa
Oleh: Waldimer Pasaribu, S.Psi., M.Si. - Dosen Sosiologi Universitas Bangka Belitung
INDONESIA merupakan negara kepulauan, di mana perairan laut yang lebih mendominasi wilayah Indonesia ketimbang daratan. Indonesia pun dikenal sebagai benua maritim (maritime continent) yang terdiri atas banyak pulau, semenanjung, dan laut dangkal. Hal ini mengarah pada mata pencarian masyarakat yang berciri maritim berhubungan dengan air dan cocok tanam pada daratan.
Disamping itu, Indonesia pun dikenal sebagai negara agraris karena sebagian penduduknya bekerja di sektor pertanian. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang memiliki pekerjaan dalam sektor pertanian. Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah terlihat dari tempat Indonesia yang strategis, sisi geografis, serta memiliki curah hujan yang tinggi. Hal itu pun didukung dengan adanya lahan dan tumbuhan yang subur di Indonesia.
Indonesia memiliki lingkup bagian daerah yang luas serta adanya perbedaan pada pola pikir tiap-tiap individu pada tiap tempat atau daerah asal. Awal mula seorang individu beranjak menjadi bagian yang penting dalam lingkungan atau daerah asalnya adalah pola pikir. Hal itu pun didukung dengan teori pola pikir (Aloia, Pasquale, dan Aloia, 2011) bahwa pola pikir merupakan sebuah pandangan mental atau karakter yang terprogram dan memutuskan respons individu untuk berbagai situasi.
Hamilton, Vohs, Sellier, dan Meyvis (2011) menyatakan bahwa pola pikir adalah hal yang penting untuk menjelaskan penilaian manusia dan pengambilan keputusan yang dalam beberapa keputusan dapat memperbaiki atau memperburuk bias keputusan. Disamping itu, Triantis (2013) pun menyatakan bahwa pola pikir adalah filosofi kehidupan, cara berpikir, sikap, opini, dan mentalitas seseorang atau sebuah kelompok. Hal itu dapat disimpulkan bahwa pola pikir merupakan sebuah filosofi kehidupan, cara berpikir, sikap, opini, mentalitas atau karakter yang memiliki kekuatan, memengaruhi perilaku seseorang, dan pengambilan keputusan dalam respons individu untuk berbagai situasi yang dapat memperbaiki atau memperburuk bias keputusan.
Pada masa pandemi Covid-19 saat ini terlihat di kalangan masyarakat terkhususnya di lingkungan pendidikan, seorang guru merasa sangat sedih karena melihat perubahan nilai persaudaraan serta keramahtamahan yang makin renggang. Terlihat dari minimnya sapaan antara satu sama lain, adanya pembatasan untuk bersikap dalam membangun persaudaraan bahkan tiada lagi sapaan yang tulus dan hormat kepada masyarakat sekitar pada masa pandemi Covid-19.
Masyarakat terlihat lebih mengoptimalkan kualitas diri tanpa melihat masyarakat di sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya penurunan nilai kepedulian sosial yang berpengaruh kepada menurunnya pelestarian adat, budaya, kearifan lokal, dan karakter pada suatu bangsa.
Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebabnya adalah intensitas perjumpaan masyarakat telah terbelenggu atau terikat (terkurung) oleh situasi pandemi saat ini. Setiap daerah memiliki pola pikir yang berbeda-beda meskipun berada dalam satu kepulauan yaitu Indonesia. Pola pikir pun tentunya tidak terpisah dari karakter seorang individu karena karakter berawal dari pola pikir setiap individu yang terbentuk dari kebudayaan daerah tempat tinggal (asal).
Van Bergen (2012) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang memengaruhi pola pikir, yaitu kebudayaan, psychological distance, dan mood. Terdapat perbedaan yang besar antara kebudayaan Barat dan Asia Timur. Seperti halnya kebudayaan Barat fokus utama terhadap diri sendiri (memiliki kebebasan dan hak individu untuk memilih dan bertanggung jawab atas diri sendiri). Kebudayaan Asia Timur, penduduknya lebih secara aktif serta terbuka dalam mengikuti kelompok dan norma-norma sosial.
Pada psychological distance mengarah pada bentuk spasial, temporal, sosial, dan hypotheticality yang dapat memengaruhi tingkat abstraksi. Hal itu menunjukkan bahwa makin besar jarak, maka makin tinggi tingkat abstraksi.
Mood mengartikan bahwa seseorang yang memiliki perasaan senang lebih cenderung kepada bentuk pola pikir abstrak jika dibandingkan terhadap orang yang memiliki perasaan netral atau sedih yang cenderung untuk menggeneralisasi, mengelompokkan, dan mengategorisasi sesuatu ke dalam kategori yang lebih luas.
Masyarakat yang tinggal di daerah pertanian (mata pencarian petani) tentu akan memiliki pola pikir, sikap, karakter yang berbeda dengan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pantai atau laut (mata pencarian nelayan). Hal ini didukung dengan adanya kebudayaan, psychological distance, dan mood yang berbeda pada tiap-tiap daerah. Hal itu pun didukung oleh adanya tempat atau lingkungan strategis, mengarah pada mata pencarian yang berbeda seperti petani dan nelayan sehingga dapat dikatakan karakter yang dimiliki berbeda di mana hal itu berawal dari pola pikir serta budaya yang berbeda terkait dengan lokasi tempat tinggal (asal) tiap-tiap masyarakat.
Hal itu tentu berdasarkan dari sebuah adat dan budaya yang dimiliki oleh tiap-tiap individu di daerahnya. Adat dan budaya itu penting di dalam suatu tempat atau lingkungan. Adat adalah suatu pedoman yang disepakati dalam suatu masyarakat yang sifatnya mengikat dan harus ditaati.
Sering kali pula adat dikatakan sebagai suatu kebiasaan turun-temurun yang dilakukan berulang-ulang. Hal itu telah menjadi tradisi atau ciri khas dari suatu daerah. Budaya diartikan sebagai suatu cara hidup yang terdapat pada sekelompok individu yang telah berkembang dan diturunkan dari generasi tua ke generasi muda. Hal itu menunjukkan bahwa pentingnya adat dan budaya di dalam kehidupan suatu daerah, di mana adat dan budaya ini memiliki andil yang penting dalam terwujudnya karakter setiap individu guna menuju pembangunan kearifan lokal yang unggul pada daerah.
Adat dan budaya sangat penting untuk dipahami, dilakukan, serta dilestarikan karena adat dan budaya adalah aset berharga bagi kehidupan berbangsa, di mana adat dan budaya ini merupakan wawasan dari leluhur kita. Hal itu mengarah bahwa kita setiap individu harus tetap selalu menjaga dan membentuk pola pikir yang baik guna memiliki karakter, selaras dengan adat dan budaya yang dijunjung menciptakan kearifan lokal yang bermakna dalam bangsa.
Integritas pola pikir dan perilaku pada masyarakat akan hidup rukun bila solidaritas dan kekeluargaan yang erat karena adat dan budaya yang dijunjung pada daerahnya merupakan dasar dari kearifan lokal suatu daerah. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pentingnya adat, budaya, kearifan lokal, dan karakter guna membangun bangsa dan negara (Adat Mengatur - Bu dijunjung). (*)


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											