Fakta Baru Tragedi Halloween di Itaewon, Ada 98 Perempuan dan 26 WNA
Para korban masih sangat muda, lebih dari 100 korban berusia 20-an. Sebelas remaja meninggal dan 30 korban berusia berusia tiga puluhan. Sementara...
Namun, guru dari yang tinggal di Busan, sekitar 321 km selatan Seoul menyaksikan proses evakuasi mayat korban tragedi di Itaewon.
"Orang-orang menangis dan histeris. Saya pikir perkelahian telah pecah."
"Saya bisa melihat orang-orang membawa mayat," katanya.
Ia juga mengatakan sejumlah korban tergeletak di lantai.
Orang-orang pun mencoba memberikan CPR atau pertolongan pertama pada henti jantung dan meminta siapa saja warga yang bisa memberikan CPR.
"Kami tidak sadar bahwa mereka adalah mayat. Kami pikir mereka tidak sadar," ujar dia.
Mengapa Lonjakan Kematian Terjadi?
Lonjakan kerumunan memiliki konsekuensi mematikan dalam insiden di seluruh dunia.
Hal ini mengakibatkan orang-orang terjepit di ruang yang sangat sempit sehingga mereka kesulitan bernapas.
Hingga kini, pejabat Korea Selatan belum mengidentifikasi apa yang menyebabkan lonjakan massa di Itaewon atau bagaimana hal itu terjadi begitu cepat.
Namun, seorang akademisi di University of Pennsylvania mengatakan, banyak dari korban kemungkin terinjak-injak dan terperangkap di bawah orang lain.
Dikutip dari New York Times, Prof Norman Badler mengatakan orang bisa mati lemas bahkan saat berdiri karena kepadatan kerumunan yang berlebihan di sekitar mereka.
Perempuan Jadi Korban yang Paling Banyak Tewas
Sementara itu, dari 154 korban meninggal dalam tragedi pesta Halloween, 98 di antaranya adalah perempuan.
Para pejabat menduga, hal ini dikarenakan korban tidak mampu berjuang keluar dari insiden tersebut. Namun, hal ini sebatas teori.
Beberapa korban perempuan yang selamat dari insiden di Itaewon berbicara tentang kepanikan saat mereka tidak bisa bergerak atau bernapas.
Beberapa korban juga mengatakan mereka terjebak hingga satu jam sebelum membebaskan diri.
(*/)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com