Berita Bangka Tengah
Soal Proses PAW Wabup Bateng, Pengamat Sebut Secara Matematis Sosok Ini Masih Lebih Unggul
Dari 25 Kursi di DPRD Bangka Tengah melalui koalisi ‘Beriman’ sebenarnya peta politik bisa ditelaah dari jumlah kuantitas
Penulis: Arya Bima Mahendra | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM, BANGKA — Pemilihan Pengganti Antar Waktu (PAW) Wakil Bupati Bateng yang telah memunculkan dua nama calon yakni Muhammad Irham dan Era Susanto menarik perhatian pengamat politik untuk memberikan tanggapan.
Misalnya Ariandi A. Zulkarnain, seorang pengamat politik yang juga merupakan Dosen Ilmu Politik di Universitas Bangka Belitung.
Dia mengatakan, penetapan dua nama tersebut menjadi lanjutan dari drama politik dalam penentuan nama calon wakil bupati di Kabupaten Bangka Tengah.
“Dari 25 Kursi di DPRD Bangka Tengah melalui koalisi ‘Beriman’ sebenarnya peta politik bisa ditelaah dari jumlah kuantitas kursi yang mendukung kepada kedua nama tersebut,” kata dia, Selasa (1/11/2022).

Lebih lanjut, koalisi beriman sendiri memiliki sebanyak 18 kursi dari total 25 kursi di DPRD Bangka Tengah.
Dari 18 kursi ada 10 kursi yang tergabung dalam 3 partai (Golkar, PPP, dan Nasdem) mengusung Era Susanto sebagai calon wakil bupati.
Sedangkan 7 kurai dari 3 partai lainnya (Gerindra, PAN, dan PKB) mengusung nama Muhammad Irham.
“Hanya PKS yang kemudian mundur dalam pengusungan nama ketika calon mereka yakni Firmansyah hanya mendapatkan dukungan dari internal pertainya saja yang memiliki 1 kursi saja. Artinya dari 17 kursi tersebut melahirkan 2 nama yang melenggang ketahapan proses lanjutan di DPRD,” ujarnya.
Tentunya kedua nama yang sudah ditetapkan oleh koalisi perlu membangun satu narasi bersama bahwa penguatan ide dan visi dalam membangun Bangka Tengah tetap harus dikedepankan diatas kepentingan apapun.
“Meskipun dalam realita dilapangan kita bisa lihat bagaimana peta dukungan dalam koalisi sangat sarat akan kepentingan kekuatan dalam koalisi yang mendominasi nama tersebut, yakni Golkar dan Gerindra,” tambahnya.
Kata dia, baik Era Susanto dan Muhammad Irham harus juga meyakinkan partai politik diluar koalisi untuk mendukung gagasan serta visi mereka serta mereka perlu membangun komunikasi politik lintas partai jika melihat dari peta politik yang ada hari ini karena hitungan matematis dukungan kursi masih harus ditentukan melalui mekanisme di DPRD.
Menurut Ariandi, keduanya memiliki peluang untuk bertarung dalam proses lanjutan, namun kunci dalam proses politik kedepan bagaimana dinamika kepentingan yang berkembang dalam proses di DPRD.
“Artinya kedua nama tersebut meskipun dari koalisi yang sama namun mereka akan tetap bertarung menarik dukungan kursi dari luar partai politik pengusung sehingga ada potensi 7 kursi lagi yang bisa dimaksimalkan yakni ada 5 suara dari PDI-P dan 2 suara dari Demokrat,” ucapnya.
Lanjut dia, proses ini masih sangat dinamis terlebih jika melihat pada hitungan matematis tentu Era Susanto berpeluang dengan 10 kursi pengusung.
Namun 10 kursi tersebut masih belum cukup aman untuk membuat pertarungan kepentingan berakhir pada tahap usulan nama, karena proses akan akan berlanjut ke tahapan di DPRD.