Berita Kriminalitas

Aksi Tawuran Pelajar di Pangkalpinang Jadi Sorotan, Polisi Terpaksa Keluarkan Tembakan Peringatan

Aksi tawuran antar pelajar yang terjadi di Stadion Depati Amir, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, baru-baru ini menjadi sorotan.

Penulis: Nurhayati CC | Editor: nurhayati
Bangkapos.com
Ilustrasi tawuran atau perkelahian pelajar 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Aksi tawuran antar pelajar yang terjadi di Stadion Depati Amir, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, baru-baru ini menjadi sorotan. 

Dikutip dari Kompas.com, puluhan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung terlibat aksi tawuran.

Sejumlah siswa terluka sehingga harus mendapatkan penanganan medis.

Kejadian bermula pada Selasa (8/11/2022) saat terjadi keributan di SMKN 2 Pangkalpinang. Ketika itu ada siswa yang terlibat perkelahian.

Selanjutnya pada Rabu (9/11/2022) kembali terjadi keributan antar siswa.

Kali ini jumlahnya bertambah dari SMAN 4 dan SMKN 4 Pangkalpinang.

Lokasi bentrok pun berpindah ke Jembatan Gantung, Jerambah Gantung.

Kemudian pada Rabu (9/11/2022) sore hingga malam, aksi tawuran siswa berlanjut di kawasan Stadion Depati Amir dan GOR Sahabuddin.

Bahkan saat kericuhan terjadi di lokasi stadion, siswa sulit dibubarkan, sehingga polisi terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan. 

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pangkalpinang AKP Adi Putra mengatakan, kepolisian mengedepankan pencegahan berkoordinasi dengan pihak sekolah dan orang tua siswa agar aksi tawuran tidak terjadi.

"Kami meningkatkan patroli rutin ke setiap lokasi yang ada indikasi info mau tawuran untuk dilakukan pembubaran," kata Adi saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (11/11/2022).

Adi memastikan, upaya persuasif diutamakan dan tindakan penegakan hukum merupakan langkah terakhir.

Kepala SMKN 4 Pangkalpinang Zulkifli tidak membantah adanya aksi tawuran yang melibatkan sejumlah siswa.

Zulkifli juga membenarkan sejumlah siswa SMKN 4 sempat terlibat dengan alasan soliditas.

Namun, para siswa yang terlibat langsung dipanggil dan diinterogasi.

"Ada beberapa orang langsung kami panggil. Jangan terlibat lebih jauh dan wajib karantina di rumah masing-masing," kata Zulkifli.

Langkah antisipasi yang dilakukan pihak sekolah, kata Zulkifli, berhasil mencegah aksi tawuran berlanjut dalam skala yang lebih luas.

"Alhamdulillah siswa kita aman dan tidak ada yang terluka. Mereka sudah dicegah sejak awal," ungkap Zulkifli.

Aksi Kejar-Kejaran

Penjaga Stadion Depati Amir Kota Pangkalpinang, Hendra Rifani (54) membenarkan adanya aksi tawuran tersebut

Dia saksi mata yang melihat aksi tawuran pelajar puluhan pelajar ini membeberkan  kronologinya. 

"Awalnya sekitar pukul 16.00 WIB itu siswa-siswa itu mulai datang ke stadion, tapi saat itu belum berantem dan mereka bubar sendiri. Lalu sekitar pukul 17.00 WIB mereka balik lagi, terus langsung tawuran," ungkap Hendra, Kamis (10/11/2022) saat dikonfirmasi Bangkapos.com.

Menurut Hendra aksi tawuran tidak terelakkan hingga sempat ada aksi kejar-kejaran, namun untuk senjata tajam dirinya mengakui tidak melihat ada siswa yang membawa benda tersebut. 

"Tawuran di depan sini lah, terus mereka gak tau gimana kejar-kejaran mereka masuk ke hutan depan situ. Waktu polisi datang memang mereka sudah bubar, kalau yang lihat itu juga paling orang yang joging itu berhamburan semua," jelasnya. 

Sekolah Harus Berikan Edukasi

Aksi tawuran ini menjadi perhatian serius Dewan Pendidikan Bangka Belitung. 

Sekretaris Dewan Pendidikan Bangka Belitung, Ibrahim menyoroti adanya aksi tawuran antar pelajar yang kini harus menjadi perhatian seluruh sekolah. 

Dia minta pihak sekolah untuk melakukan edukasi kepada para siswanya agar bisa mencegah jangan sampai terjadi aksi tawuran. 

Diakui Ibrahim aksi tawuran antar pelajar termasuk kejadian langka di Bangka Belitung.

Pasalnya bukan menjadi bagian dari kebiasaan kultural masyarakat di Bangka Belitung. 

"Karenanya adanya tawuran patut menjadi keprihatinan kita bersama harus diantisipasi, agar tidak berubah menjadi kebiasaan dan memancing tindakan sejenis di masa yang akan datang," tegas Ibrahim, Jum'at (11/11/2022). 

Walaupun bukan bagian dari kultur pelajar di Bangka Belitung, Ibrahim membeberkan beberapa faktor yang mampu memicu terjadinya aksi tawuran antar pelajar.

"Tawuran biasanya dipicu oleh ego antar kelompok, geng, dan ketersinggungan antar sekolah. Tapi bisa saja tawuran lebih bersifat partisan, bukan korsa sekolah. Anak-anak muda yang labil rentan, untuk memuncak emosinya dan menjadi tindakan yang destruktif," ungkap Ibrahim.

Untuk menghindari aksi tawuran terulang kembali, Ibrahim  menegaskan untuk melakukan identifikasi terhadap asal usul para pelajar yang melakukan aksi tawuran.

"Setelah diketahui, perlu dilakukan pendekatan dan pembinaan yang lebih intensif. Saya kira dinas pendidikan dan aparat keamanan, hendaknya membantu untuk melakukan identifikasi," saran Rektor Universitas Bangka Belitung ini. 

"Di luar itu, kejadian ini menjadi momentum bagi sekolah untuk melakukan pembinaan lebih intensif sebagai upaya pencegahan. Kebiasaan merusak dan melukai apapun alasannya harus dihindari," tegas Ibrahim. 

Peran Orang Tua

Dikutip dari Tribunnews.com Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim MS mengatakan, dalam kasus tawuran pelajar, jangan hanya menyalahkan pihak sekolah.

Karena, orangtua dan masyarakat juga bisa sama-sama ikut berperan mencegah terjadinya tawuran.

Untuk mencegah tawuran, menurut Musliar, Kemendikbud akan semakin menekankan pendidikan karakter terhadap anak didik.

"Apa pun yang terjadi, saya tidak ikhlas kalau sekolah saja yang disalahkan. Terlebih, anak sebenarnya lebih banyak menghabiskan waktu di luar sekolah," kata Musliar. 

Menurut Musliar, kontrol tidak saja dilakukan oleh sekolah, tapi juga orangtua.

Komunikasi antara orangtua dan guru juga harus ditingkatkan, agar tahu kebiasaan anak, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

"Semua harus berperan, sekolah dan orangtua," tegasnya.

Musliar mengatakan, pendidikan karakter harus ditanam sejak awal, agar bisa terus menjadi bekal hidup di masyarakat.

Dengan karakter yang kuat, menurut Musliar, diharapkan anak-anak memiliki tameng yang kuat pula, dan tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif.

Ketua Program Studi Pendidikan Psikologi FPIPS UPI Siti Komariah, menambahkan, salah satu cara untuk mencegah tawuran adalah dengan mencari tahu perilaku siswa.

Bila ada konflik di antara siswa, menurut Siti, guru harus segera mencari tahu. 

Bila perlu panggil orangtua untuk berdiskusi, agar konflik bisa segera diatasi. 

(Bangkapos.com/Riski Irinda Pahlevy/Kompas.com/Heru Dahnur/Tribunnews.com) 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved