Berita Pangkalpinang
Ketua DPRD Babel Ingatkan Pj Gubernur soal Pekerjaan Rumah yang Belum Tuntas
Ketua DPRD Bangka Belitung, Herman Suhadi mengingatkan Pj Gubernur Bangka Belitung (Babel) Ridwan Djamaluddin agar segera menyelesaikan pekerjaan ruma
Penulis: Riki Pratama |
Yanto mengatakan, pihaknya didesak pemerintah untuk segera membangun pabrik berkaitan pabrik hilirisasi timah dan sumber daya alam lainnya.
"Tahapan kedua ini kita akan memulai pembangunan infastruktur pelabuhan, water treatment air bersih, pengelolaan limbah, kawasan kantor pengelolan kawasan, terminal peti kemas, pergudangan. Kalau sekarang baru pengelolaan limbah pada rumah sakit sudah operasional dan pembangkit listrik energi baru terbarukan 12,5 megawatt," kata Direktur Utama Pengelola Kawasan Industri Sadai, Yanto Purba, belum lama ini.
Selain pembangunan infrastruktur pelabuhan, kata Yanto, infrastruktur lainnya bakal menyusul, seperti pergudangan, terminal peti kemas dan dua pabrik untuk hilirisasi timah.
"Sebenarnya kami ini hanya pengelola yang ditunjuk pemerintah untuk mewujudkan impian pemerintah soal hilirisasi sumber daya alam. Kami diminta segera menyiapkan infrastruktur kebutuhan hilirisasi tersebut. Seharusnya 2021 sudah selesai semua. Tetapi karena pandemi waktu itu, dua tahun tidak bisa bergerak," katanya.
Lebih jauh, Yanto mengatakan, pendanaan pembangunan kawasan industri Sadai banyak berasal dari mitra dan pihak asing.
"Karena mitra dan pendanana kita dari asing, jadi tidak bisa bergerak ketika terjadi Pandemi Covid-19 kemarin. Nanti kita umumkan kalau tidak meleset di Desember ada ground breaking," lanjutnya.
Kemudian berkaitan dengan hilirisasi timah, Yanto, memastikan tidak mengganggu bisnis timah yang telah lama berlangsung di Bangka Belitung.
"Sebenarnya kita bangun hilirisasi tidak menggangu bisnis timah itu sendiri. Jadi harapan pemerintah itu tidak hanya hilirisasi balok timah, tidak hanya mengekspor baloknya. Tetapi diolah menjadi produk dan tidak mengganggu bisnis balok timah. Hanya yang balok tadinya kirim ke luar, tetapi dapat di kelola di dalam kawasan," katanya.
Yanto menambahkan, untuk menyelesaikan pembangunan kawasan Industri Sadai memerlukan waktu yang panjang hingga belasan tahun lamanya.
"Kalau penyelesaikan menurut master plan sampai 15 tahun tidak selesai. Tetapi kita diharapan 2024 ini 400 hektar kawasan Industri selesai. Karena tidak bisa bim salabin ini menyusun dengan dokumen yang panjang," lanjutnya. (Bangkapos.com/Riki Pratama)