Breaking News

Fakta - fakta Puro Mangkunegaran, Keraton Tempat Kaesang dan Erina Langsungkan Resepsi Pernikahan

Sejak Sabtu (10/12) pukul 18.30 WIB, masyarakat mulai berdatangan di kawasan pintu gerbang Puro Mangkunegaran di kawasan Ngasopuro

Penulis: Nur Ramadhaningtyas |
puromangkunegaran.com
Puro Mangkunegaran 

BANGKAPOS.COM - Pasangan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono akan menggelar resepsi pernikahan di Pendopo Puro Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah.

Acara tersebut dilaksanakan hari ini Minggu, 11 Desember 2022.

Dilansir Kompas.com, sehari menjelang acara adat ngunduh mantu dan tasyakuran pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono, masyarakat terpantau berbondong-bondong mendatangi Puro Mangkunegaran di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/12)

Sejak pukul 18.30 WIB, masyarakat mulai berdatangan di kawasan pintu gerbang Puro Mangkunegaran, lebih tepatnya di kawasan trotoar Ngarsopuro.

Penasaran akan tempat yang jadi tempat putra terakhir Presiden Joko Widodo melangsungkan resepsi pernikahan? simak beberapa fakta tentang Puro Mangkunegaran berikut ini:

1. Kediaman adipati Mangkunegaran

Dikutip dari Kompas.com (29/11/2021), Puro Mangkunegaran merupakan istana yang menjadi kediaman para raja atau adipati Mangkunegaran.

Baca juga: Live Jokowi Ngunduh Mantu di Indosiar, Ini Jadwal Acara TV Minggu 11 Desember 2022

Baca juga: Deddy Corbuzier Sandang Pangkat Letkol Tituler, TB Hasanuddin: Harus ikut Apel Pagi, Siang atau Sore

Baca juga: Timnas Maroko Sukses Jadi Kuda Hitam di Piala Dunia 2022, Tembus Semifinal Hanya 1 Kali Kebobolan

Istana ini dibangun oleh Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa.

Ia adalah pendiri Mangkunegaran yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.

2. Berlokasi dekat Stasiun Solo Balapan

Puro Mangkunegaran berlokasi dekat dengan Stasiun Solo Balapan atau hanya 2 kilometer.

Lokasi tepatnya ada di Jalan Ranggawarsita Desa dan Kecamatan Keraton, Kota Surakarta.

3. Dulunya kerajaan otonom

Menurut situs resmi Puro Mangkunegaran, Mangkunegaran merupakan Kadipaten yang berposisi di bawah Kasunanan dan Kasultanan.

Pada tahun 1757-1946, Mangkunegaran merupakan kerajaan otonom dengan wilayah yang sangat luas dan bahkan memiliki tentara sendiri yang independen dari Kasunanan.

Namun, meletusnya revolusi sosial di Surakarta pada 1945-1946 mengakibatkan Mangkunegaran kehilangan kedaulatannya.

Baca juga: Ibu Erina Gudono Viral Jelang Nikahan Putrinya dengan Kaesang: Pelukan Terakhir Masih Saya Rasakan

Baca juga: Polisi Akhirnya Hentikan Kasus Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres, Tak Ditemukan Tindak Pidana

Baca juga: 5 Bacaan Doa Agar Terlihat Cantik dan Bercahaya, Aura Wajah Terpancar Setiap Hari

Baca juga: Doa Sapu Jagat Lengkap dengan Arti dan Keutamaannya, Menghindarkan Diri dari Segala Bentuk Kejelekan

Baca juga: Bacaan Doa untuk Pengantin Baru, Bisa Dibaca saat Kondangan ke Pernikahan, Lengkap Arab dan Artinya

4. Punya tiga halaman

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kompleks Pura Mangkunegaran menghadap ke arah selatan dan dibagi menjadi tiga halaman.

Halaman pertama di sebelah selatan berupa Pamedan atau lapangan berdenah empat persegi panjang dan membujur dari barat ke timur.

Sementara pada halaman kedua terdapat Pendopo berbentuk joglo.

Adapun halaman ketiga berupa kebun yang luas bernama Ujung Puri.

5. Punya museum hingga perpustakaan

Kompleks Pura Mangkunegaran memiliki sejumlah area untuk dikunjungi para wisatawan.

Salah satunya museum yang menyimpan benda-benda bersejarah milik Pura Mangkunegaran yang dikumpulkan sejak tahun 1926, seperti dikutip dari situs resminya.

Museum ini bisa dikunjungi setiap harinya dengan harga tiket Rp 20.000 per orang untuk wisatawan domestik dan Rp 40.000 untuk wisatawan mancanegara.

 

Di sana, pengunjung bisa mengelilingi bangunan utama dan mempelajari informasi sejarah di masing-masing lokasi.

Ada pula perpustakaan Rekso Pustoko yang menyimpan koleksi buku, naskah kuno, foto, dan arsip, dengan total koleksi mencapai lebih dari 6.000 judul. 

6. Istana model keraton

Istana ini mulai dibangun pada tahun 1757 oleh Mangkunagara I dengan mengikuti model keraton.

Secara arsitektur kompleks bangunannya memiliki bagian-bagian yang menyerupai keraton, seperti memiliki pamédan, pendapa, pringgitan, dalem, dan keputrèn.

Seluruh kompleks dikelilingi oleh tembok, hanya bagian pamédan yang diberi pagar besi.

(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved