Bangka Pos Hari Ini
Konflik Manusia-Buaya Makin Panas, Lima Warga Tewas Dimangsa Buaya
Konflik manusia dengan buaya muara di Bangka Belitung dalam bebeberapa waktu belakangan ini semakin mengerikan.
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Konflik manusia dengan buaya muara di Bangka Belitung dalam bebeberapa waktu belakangan ini semakin mengerikan.
Sepanjang Januari 2023 ini saja, sudah ada dua warga yang tewas diterkam predator ganas tersebut.
Kedua warga itu diserang buaya di waktu dan tempat yang berbeda saat sedang mencari ikan di sungai. Korban pertama, Muhammad Arpani (24) warga Desa Mendo, Kecamatan Mendo Barat,
Kabupaten Bangka. Arpani tewas diterkam buaya, Kamis (5/1/2023) malam di Sungai Mendo, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka dan jasadnya baru ditemukan pada Jumat (6/1/2023) pagi sekitar 10 jam setelah kejadian.
Hanya berselang 6 hari, kembali seorang warga tewas mengenaskan setelah diterkam reptil bertubuh besar itu. Saidar (40) warga Desa Kerantai, Kecamatan Sungaiselan, Bangka
Tengah diserang buaya saat memancing ikan di Sungai Celau, Kelurahan Sungaiselan, Kecamatan Sungaiselan, Bangka Tengah, Selasa (10/1/2023) malam.
Kondisi korban mengerikan. Kedua kaki korban tampak hancur, bahkan ada beberapa bagian yang hilang diduga karena dimangsa hewan berdarah dingin itu.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan mencatat, sepanjang 2021 hingga Januari 2022, ada sebanyak 12 kasus konflik buaya dan manusia
terjadi di Bangka Belitung.
Dari 12 kasus itu, mengakibatkan 5 warga meninggal dunia dan 4 lainnya menderita luka-luka.
Kepala Resor Konservasi Eksitu Wilayah XVII BKSDA Sumatera Selatan, Ahmad Fadhli, membenarkan konflik antara manusia dengan buaya akhir-akhir ini semakin sering terjadi.
“Pada bulan Januari 2023 ini saja, sudah terjadi dua kasus yang juga memakan korban jiwa yaitu di Kabupaten Bangka dan Bangka Tengah. Totalnya selama 2022 hingga Januari 2023
ada 12 kasus dengan 5 korban meninggal dunia,” kata Ahmad saat dihubungi Bangka Pos, Jumat (13/1/2023).
Lanjut Ahmad dari 12 kasus tersebut, BKSDA Sumsel berhasil mengevakuasi 4 ekor buaya dan 4 buaya didapati pihaknya sudah mati.
Ahmad menyebut, ada dua kemungkinan yang melatarbelakangi terjadinya konflik manusia dan buaya yang kerap terjadi akhirakhir ini.
“Belakangan ini buaya menjadi agresif ada dua kemungkinan yang memerlukan riset lebih lanjut.
Pertama karena rusaknya habitat efek dari tambang liar, faktor kedua saat ini masuk musim kawin buaya, sehingga main agresif,” bebernya.
Oleh karena itu, dia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan saat melakukan aktivitas, di area muara sungai besar, terutama saat sore hingga malam hari. Sebab muara aliran sungai besar di Bangka, merupakan habitat buaya.
Kata Ahmad, sehubungan dengan semakin seringnya terjadi konflik manusia dengan buaya,
Tim BKSDA Sumsel telah melakukan evakuasi terhadap buaya dari lokasi yang rawan bersinggungan dengan manusia.
Bangka Pos Hari Ini
Konflik manusia dengan buaya
Buaya di Bangka Belitung
Buaya Bangka
BKSDA Bangka Belitung
Alobi
Dimangsa Buaya
Tewas Dimangsa Buaya
buaya ganas
Bangka Belitung
Bangkapos.com
Cerita Hasan, Perajin Tongkat Komando Batu Satam yang Pernah Layani Pesanan Presiden dan Kapolri |
![]() |
---|
Prabowo Sebut Ada Upaya Makar, Perintahkan TNI-Polri Tindak Tegas Aksi Anarkis |
![]() |
---|
Palka Jadi Maut, Tiga ABK Tugboat Tewas Keracunan Gas Saat Cek Muatan CPO |
![]() |
---|
Tertekan Usai Tersingkir di Piala Liga, MU Buru Kemenangan Perdana Kontra Burnley |
![]() |
---|
Mahasiswa di Toboali Paksa Pacar yang Masih Siswi SMP, Orangtua Curiga Wajah Putrinya Pucat Pasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.