Gempa Turki

Korban Tewas Akibat Gempa Turki dan Suriah Sudah Tembus 34.179 Jiwa, Suriah Tak Terima Bantuan

Saya pikir sulit memperkirakan dengan tepat karena kita perlu menjangkau bawah reruntuhan, tetapi saya yakin jumlahnya akan berlipat ganda

|
Editor: Iwan Satriawan
Sumber: BBC via kompas.tv
Kota Bsania di Suriah hampir semua rumah dan bangunan di daerah itu runtuh karena gempa. Warga Suriah merasa mereka terlupakan dan tak menerima bantuan, berbeda dengan Turki. 

Warga suriah yang menjadi korban gempa merasa terlupakan, karena merasa tak mendapatkan banyak bantuan.

Gempa bumi di Turki dan Suriah terjadi Senin (6/2/2023) atau sepekan lalu dengan kekuatan magnitudo 7,8 dan 7,5, dan menimbulkan korban jiwa mencapai 30.000 orang.

Dikutip dari BBC, Senin (13/2/2023), di Suriah cenderung sunyi, berbeda dengan Turki di mana sirene ambulans terus berbunyi sepanjang malam.

Selain itu puluhan penggerak tanah terus berbunyi dan mengoyak beton selama 24 jam.

Hal itu berbeda dengan yang terjadi di Suriah, salah satunya di Bsania, Provinsi Idlib, yang nyaris tak ada suara pengerjaan.

Rumah-rumah di area yang berbatasan di Turki ini sebetulnya banyak yang baru dibangun.

Namun karena gempa, banyak dari rumah-rumah itu yang hancur.

Lebih dari 100 rumah hilang, berubah menjadi reruntuhan dan debu putih seperti hantu yang berhembus melintasi tanah pertanian.

Salah satu yang menjadi korban selamat yang harus kehilangan rumahnya adalah Abu Ala.

Selain rumah, ia juga harus kehilangan dua anaknya karena gempa dahsyat tersebut.

“Apa yang sekarang harus saya lakukan. Kami tak menerima tenda, tak ada bantuan, apa pun. Kami tak menerima apa pun kecuali ampunan Tuhan hingga sekarang,” katanya.

“Dan sekarang, saya di sini dibiarkan berkeliaran di jalanan,” ujarnya.

Di Suriah, yang bergerak dalam melakukan penyelamatan adalah Pasukan Pertahanan Sipil Suriah, yang dikenal sebagai Helm Putih.

Mereka bergerak di area yang diduduki oleh kelompok oposisi, dan melakukan segalanya dengan beliung dan linggis.

Para penyelamat yang menerima dana dari Pemerintah Inggris itu kekurangan perlatan penyelamat modern.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved