Ramadhan 2023
Pengertian Itikaf dan Dalil tentang Anjuran Itikaf pada 10 Hari Terakhir Ramadhan
Di fase ketiga akhir Ramadhan, umat Islam dianjurkan melakukan itikaf di masjid untuk mendapatkan Lailatul Qadar.
BANGKAPOS.COM - Ramadhan 1444 H tidak lama lagi memasuki 10 hari terakhir.
Di fase ketiga akhir Ramadhan, umat Islam dianjurkan melakukan itikaf di masjid.
Ibadah penyerahan diri kepada Allah SWT ini dikerjakan untuk mendapatkan pahala berlipat ganda.
Allah menjanjikan kepada umatnya yang mendapatkan malam Lailatul Qadar pada 10 hari terakhir Ramadhan dengan pahala yang besar.
Untuk mendapatkan Lailatul Qadar, seorang muslim harus memperbanyak ibadah, satu di antaranya melakukan itikaf di masjid.
Pengertian Itikaf
Itikaf berasal dari bahasa Arab "Akafa" yang berarti menetap, mengurung diri atau terhalangi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Itikaf merupakan berdiam diri beberapa waktu di dalam masjid sebagai suatu ibadah dengan syarat-syarat tertentu.
Berdiam diri ini dilaksanakan dengan menjauhkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Sementara itu, dikutip situs Nahdlatul Ulama (NU), secara terminologi itikaf adalah berdiam diri di masjid disertai dengan niat. Tujuannya adalah semata-mata beribadah kepada Allah SWT.
Umat muslim memanfaatkan waktu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan ini untuk melakukan iktikaf atau i'tikaf.
Umat muslim melaksanakan iktikaf di masjid dengan ibadah, bermuhasabah, introspeksi diri, dan mendekatkan diri ke Allah SWT.
Aktivitas yang dapat dilakukan, yakni salat wajib atau sunnah, membaca Al Quran, berzikir, dan lain sebagaianya.
Berbagai keistimewaan dari iktikaf ini menjadi hal yang diutamakan oleh umat muslim, termasuk salah satu upaya untuk meraih malam lailatul qadar.
Dalil Anjuran Itikaf
Ada beberapa dalil di dalam Alquran maupun hadis yang berbicara mengenai itikaf.
Allah berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 125.
وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud.”
Pada ayat 187 masih di al-Baqarah, Allah berfirman:
…..وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ ….
“…..Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya…..”
Itikaf adalah salah satu amalan sunnah di bulan suci Ramadan karena telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana dalam sebuah riwayat yang disampaikan Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah Ra, Beliau berkata;
كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ
Artinya; “Biasanya (Nabi Muhammad sallallahu’alaihi wa sallam) ber itikaf pada sepuluh malam akhir Ramadan sampai Allah wafatkan Beliau." (H.R. Bukhori & Muslim)
Tata Cara Mengerjakan Ibadah Itikaf
Rukun Itikaf
- Niat iktikaf
Berikut bacaan niat itikaf:
"Nawaitu an a'takifa fi hadzal masjidil ma dumtu fih"
Artinya, “Saya berniat itikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.
Niat itikaf lain yang dapat digunakan seperti dikutip dari Kitab Al-Majmu’ karya Imam An-Nawawi:
"Nawaitul i'tikafa fi hadzal masjidil lillahi ta'ala"
Artinya, “Saya berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah SWT.”
- Berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tumaninah salat - Masjid untuk tempat iktikaf
- Orang yang beritikaf
Syarat Itikaf
1. Islam
Itikaf adalah salah satu bentuk ibadah. Sebagaimana dalam peribadat lainnya, Islam merupakan syarat mutlak yang harus ada pada diri sang pelaku. Dalam buku I'tikaf Penting dan Perlu (2004) karya Ahmad Abdurrazaq Al-Kubaisi, dengan kata lain setiap ibadah yang tidak dibarengi dengan syarat Islam maka tidaklah diterima dan tidak ada pahala.
2. Berakal
Berakal juga merupakan syarat mutlak yang harus ada pada setiap pelaku ibadah apa pun. Orang gila atau yang tidak berakal tidak dibebanu taktif. Masalahnya, segala amalan harus disertai niat sedangkan orang tidak berakal tidak mampu melakukan niat. Mereka tidak dapat membedakan mana yang benar dan salah.
3. Suci dari junub, haid, dan nifas
Dijelaskan bahwa orang yang junub (suami istri yang telah bersetubuh atau mimpi bersetubuh tetapi belum mandi), wanita haid, dan melahirkan tapi belum sampai pada hari ke 40 adalah orang-orang yang dilarang masuk atau tinggal di masjid.
Hal-hal Membatalkan Itikaf
- Jimak
- Murtad
- Mabuk yang disengaja
- Haid dan nifas ketika itikaf
- Pingsan/hilang akal atau gila
- Keluar dari masjid atau berpaling dari tempat itikaf untuk urusan duniawi, atau tanpa memiliki uzur yang syar'i.
Keutamaan Itikaf
Melansir artikel Bangkapos.com beberapa waktu lalu, Ketua Alumni Al Azhar Mesir, Bangka Belitung, Ustaz H M Kurnia Lc MA menjelaskan keutamaan itikaf serta waktu afdol mengerjakannya di bulan Ramadhan.
Ada beberapa keutamaan yang didapatkan dalam ber itikaf, di antaranya:
1. Mengikuti sunnah Baginda Rasulullah SAW.
2. Berpeluang meraih kesempatan mulia mendapatkan Lailatul Qadar.
3. Mendapatkan nilai pahala berlipat ganda dari setiap ibadah yang dikerjakan selama itikaf.
4. Melatih kekhusyuan diri dalam beribadah, terutama saat shalat dan zikir.
5. Momentum untuk muhasabah diri, bertaubat dan menyesali perbuatan serta berdoa untuk kebaikan hidup di masa yang akan datang.
6. Itikaf menanamkan nilai-nilai ibadah agar lebih maksimal dikerjakan seperti tadarus Al-Quran, zikir, dan lain-lain.
7. Itikaf adalah waktu yang tepat untuk merasakan pengawasan dari Allah sehingga melahirkan kesucian jiwa karena telah berserah diri sepenuhnya kepada Allah serta melepaskan diri sejenak dari urusan duniawi.
Waktu Afdol Mengerjakan Itikaf
Ada tiga waktu yang lebih afdol untuk melaksanakan itikaf, antara lain:
1. Sepertiga malam atau setelah bangun tidur.
Memulai itikaf setelah lewat pukul 12 malam sampai menjelang waktu sahur.
Amalan yang dilakukan adalah memperbanyak qiyamul lail, shalat taubat, shalat tahajjud, shalat hajat, zikir, dan lain-lain.
2. Setelah shalat isya, tarawih dan witir.
Adapun amalan yang bisa dilakukan adalah tadarus Al-Quran, zikir (istighfar, tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil).
3. Setelah melaksanakan shalat subuh berjamaah
Melaksanakan itikaf setelah shalat subuh sampai matahari terbit, lalu melaksanakan shalat sunnah isyraq dua rokaat.
Demikian pengertian itikaf serta panduan atau tata cara mengerjakannya di bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat.
(Bangkapos.com/Fitriadi)
Bolehkah Orang Tua Memakai Uang THR Anak? Begini Hukum dan Penjelasannya |
![]() |
---|
Bolehkan Puasa Syawal? Tetapi masih Utang Puasa Ramadhan, Simak Penjelasannya di artikel ini |
![]() |
---|
Jadwal Buka Puasa Hari Terakhir 30 Ramadhan 1444 H 21 April 2023 di Kota Bandung, Semarang, Surabaya |
![]() |
---|
Doa Akhir Ramadhan Sesuai Tuntunan Rasulullah |
![]() |
---|
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Bandung 20 April 2023 dan Full Hingga Akhir Ramadhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.