Ramadhan 2023

Itikaf di Bulan Ramadan, Sejarah, Keutamaan, Amalan dan Ketentuan yang Wajib Dipahami Dalam Islam

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang sejarah dan keutamaan dari itikaf serta ketentuan-ketentuan yang perlu diketahui saat melakukan itikaf.

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Istimewa
Ilustrasi Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang sejarah dan keutamaan dari itikaf serta ketentuan-ketentuan yang perlu diketahui saat melakukan itikaf. 

BANGKAPOS.COM--Itikaf merupakan suatu tradisi ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim selama bulan Ramadan.

Dalam tradisi Islam, itikaf diartikan sebagai suatu ibadah yang dilakukan dengan cara mengisolasi diri di dalam masjid selama beberapa hari dalam rangka mencari keberkahan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang sejarah dan keutamaan dari itikaf serta ketentuan-ketentuan yang perlu diketahui saat melakukan itikaf.

Dikutip dari Islam.Nu.or.id, Itikaf dalam bahasa berarti “al-lubtsu”, yakni berdiam diri. Al-Bujairimi dalam Hasiyyah ala Syarhil Minhaj-nya mengatakan bahwa itikaf merupakan syar’u man qablana, yakni syariat dari umat-umat terdahulu.

Itikaf merupakan bagian dari syariat Nabi Ibrahim sebagaimana tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 125.

وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ

Artinya, “Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, ‘Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang itikaf, yang rukuk, dan yang sujud.’"

Dalam Al-Baqarah ayat 187 juga dijelaskan bahwa Rasul pernah ditegur oleh Allah agar tidak menyentuh istrinya ketika itikaf di masjid.

وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

Artinya, “Janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf dalam masjid.” Nabi Muhammad SAW pernah menjalankan itikaf dalam beberapa waktu.

Pertama, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah RA dalam Sahih Bukhari:

عن عائشة رضي الله عنها زوج النبي صلى الله عليه وسلم أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يعتكف العشر الأواخر من رمضان حتى توفاه الله ثم اعتكف أزواجه من بعده

Artinya, “Dari Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW bahwa Nabi Muhammad SAW beritikaf pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan sampai beliau wafat. Kemudian para istrinya mengikuti itikaf pada waktu tersebut setelah wafatnya beliau.

” Kedua, sepuluh hari kedua bulan Ramadhan sebagaimana dalam hadits riwayat Abu Said Al-Khudri dalam Sahih Bukhari:

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يعتكف في العشر الأوسط من رمضان

Artinya, “Dari Abu Said Al-Khudri RA. bahwa Rasulullah SAW itikaf pada sepuluh hari pertengahan bulan Ramadhan.

” Dengan adanya dua hadis di atas bahwa Nabi Muhammad pernah menjalankan itikaf 20 hari selama satu tahun.

Sejarah Itikaf

Itikaf pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau menghabiskan 10 hari terakhir bulan Ramadan di Gua Hira untuk beribadah dan memperoleh wahyu dari Allah SWT.

Menurut Dr Akram Dhiya Al-Umuri dalam Sahih Sirah Nabawiyah,  Nabi Muhammad mengasingkan diri dari kaumnya yang Jahiliyah di Gua Hira yang terletak di Bukit Hira. Posisi gua itu berada di tempat yang lebih tinggi dari Ka’bah.

Halaman
123
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved