Ramadhan 2023
Keutamaan Itikaf di Bulan Ramadhan, Momen Meraih Lailatul Qadar hingga Melahirkan Kesucian Jiwa
Itikaf adalah amalan sunnah di bulan suci Ramadhan yang memiliki banyak keutamaan, di antaranya berpeluan mendapatkan lailatul qadar.
BANGKAPOS.COM - Umat muslim mulai melaksanakan itikaf pada malam Ramadhan 1444 H hari ini, Selasa (21/4/2023).
Ramadhan 1444 H memasuki fase 10 hari terakhir.
Umat Islam dianjurkan mengerjakan itikaf di masjid pada fase terakhir Ramadhan.
Baca juga: Ini yang Terjadi Jika Seseorang Mendapatkan Lailatul Qadar
Itikaf sebagai amalan sunnah untuk mendapatkan Lailatul Qadar.
Itikaf adalah amalan sunnah di bulan suci Ramadhan sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam sebuah riwayat yang disampaikan Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah Ra, Beliau berkata;
كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ
Artinya; “Biasanya (Nabi Muhammad sallallahu’alaihi wa sallam) ber itikaf pada sepuluh malam akhir Ramadan sampai Allah wafatkan Beliau." (H.R. Bukhori dan Muslim)
Melansir laman Muhammadiyah.or.id, Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dalam buku Tuntunan Ramadhan menjelaskan itikaf adalah aktivitas berdiam diri di masjid dalam satu tempo tertentu dengan melakukan amalan-amalan (ibadah-ibadah) tertentu untuk mengharapkan ridha Allah.
Ibadah ini termaktub dalam QS. Al Baqarah ayat 187. “…maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka jangan kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa.”
Keutamaan Itikaf
Melansir artikel Bangkapos.com beberapa waktu lalu, Ketua Alumni Al Azhar Mesir, Bangka Belitung, Ustaz H M Kurnia Lc MA menjelaskan keutamaan itikaf serta waktu afdol mengerjakannya di bulan Ramadhan.
Ada beberapa keutamaan yang didapatkan dalam ber itikaf, di antaranya:
1. Mengikuti sunnah Baginda Rasulullah SAW.
2. Berpeluang meraih kesempatan mulia mendapatkan Lailatul Qadar.
3. Mendapatkan nilai pahala berlipat ganda dari setiap ibadah yang dikerjakan selama itikaf.
4. Melatih kekhusyuan diri dalam beribadah, terutama saat shalat dan zikir.
5. Momentum untuk muhasabah diri, bertaubat dan menyesali perbuatan serta berdoa untuk kebaikan hidup di masa yang akan datang.
6. Itikaf menanamkan nilai-nilai ibadah agar lebih maksimal dikerjakan seperti tadarus Al-Quran, zikir, dan lain-lain.
7. Itikaf adalah waktu yang tepat untuk merasakan pengawasan dari Allah sehingga melahirkan kesucian jiwa karena telah berserah diri sepenuhnya kepada Allah serta melepaskan diri sejenak dari urusan duniawi.
Waktu Afdol Mengerjakan Itikaf
Ada tiga waktu yang lebih afdol untuk melaksanakan itikaf, antara lain:
1. Sepertiga malam atau setelah bangun tidur.
Memulai itikaf setelah lewat pukul 12 malam sampai menjelang waktu sahur.
Amalan yang dilakukan adalah memperbanyak qiyamul lail, shalat taubat, shalat tahajjud, shalat hajat, zikir, dan lain-lain.
2. Setelah shalat isya, tarawih dan witir.
Adapun amalan yang bisa dilakukan adalah tadarus Al-Quran, zikir (istighfar, tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil).
3. Setelah melaksanakan shalat subuh berjamaah
Melaksanakan itikaf setelah shalat subuh sampai matahari terbit, lalu melaksanakan shalat sunnah isyraq dua rokaat.
Tata Cara Mengerjakan Itikaf
Melansir sejumlah sumber, berikut tata cara mengerjakan itikaf:
Rukun Itikaf
- Niat iktikaf
Berikut bacaan niat itikaf:
"Nawaitu an a'takifa fi hadzal masjidil ma dumtu fih"
Artinya, “Saya berniat itikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.
Niat itikaf lain yang dapat digunakan seperti dikutip dari Kitab Al-Majmu’ karya Imam An-Nawawi:
"Nawaitul i'tikafa fi hadzal masjidil lillahi ta'ala"
Artinya, “Saya berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah SWT.”
- Berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tumaninah salat
- Masjid untuk tempat iktikaf
- Orang yang ber itikaf
Syarat Itikaf
1. Islam
Itikaf adalah salah satu bentuk ibadah. Sebagaimana dalam peribadat lainnya, Islam merupakan syarat mutlak yang harus ada pada diri sang pelaku. Dalam buku I'tikaf Penting dan Perlu (2004) karya Ahmad Abdurrazaq Al-Kubaisi, dengan kata lain setiap ibadah yang tidak dibarengi dengan syarat Islam maka tidaklah diterima dan tidak ada pahala.
2. Berakal
Berakal juga merupakan syarat mutlak yang harus ada pada setiap pelaku ibadah apa pun. Orang gila atau yang tidak berakal tidak dibebanu taktif. Masalahnya, segala amalan harus disertai niat sedangkan orang tidak berakal tidak mampu melakukan niat. Mereka tidak dapat membedakan mana yang benar dan salah.
3. Suci dari junub, haid, dan nifas
Dijelaskan bahwa orang yang junub (suami istri yang telah bersetubuh atau mimpi bersetubuh tetapi belum mandi), wanita haid, dan melahirkan tapi belum sampai pada hari ke 40 adalah orang-orang yang dilarang masuk atau tinggal di masjid.
Hal-hal Membatalkan Itikaf
- Jimak
- Murtad
- Mabuk yang disengaja
- Haid dan nifas ketika itikaf
- Pingsan/hilang akal atau gila Keluar dari masjid atau berpaling dari tempat itikaf untuk urusan duniawi, atau tanpa memiliki uzur yang syar'i.
Waktu Itikaf
Melansir laman Muhammadiyah.or.id, Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dalam buku Tuntunan Ramadhan, itikaf sangat dianjurkan dilaksanakan setiap waktu di bulan Ramadan, terutama pada sepuluh hari terakhir. Sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah saw.
“Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw selalu ber itikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadan.” (Muttafaq ‘Alaih)
Dalam hadis lain disebutkan: “Bahwa Nabi saw melakukan itikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan itikaf setelah beliau wafat.” (HR. Muslim)
Durasi Itikaf
Terkait durasi itikaf, di kalangan ulama berbeda pendapat.
Al-Hanafiyah berpendapat bahwa itikaf dapat dilaksanakan pada waktu yang sebentar tapi tidak ditentukan batasan lamanya. Sedangkan menurut al-Malikiyah itikaf dilaksanakan dalam waktu minimal satu malam satu hari.
Dengan mempertimbangkan dua pendapat ini, Majelis Tarjih menyimpulkan bahwa itikaf dapat dilaksanakan dalam beberapa waktu tertentu, misal dalam waktu 1 jam, 2 jam, 3 jam dan seterusnya, dan boleh juga dilaksanakan dalam waktu sehari semalam (24 jam).
Tempat Itikaf
Di dalam QS. al-Baqarah ayat 187 dijelaskan bahwa itikaf dilaksanakan di masjid.
Di kalangan para ulama ada pebedaan pendapat tentang masjid yang dapat digunakan untuk pelaksanaan itikaf, apakah masjid jami atau masjid lainnya.
Sebagian berpendapat bahwa masjid yang dapat dipakai untuk pelaksanaan itikaf adalah masjid yang memiliki imam dan muadzin khusus, baik masjid tersebut digunakan untuk pelaksanaan salat lima waktu atau tidak. Hal ini sebagaimana dipegang oleh al-Hanafiyah (ulama Hanafi).
Sedang pendapat yang lain mengatakan bahwa itikaf hanya dapat dilaksanakan di masjid yang biasa dipakai untuk melaksanakan salat berjamaah. Pendapat ini dipegang oleh al-Hanabilah (ulama Hambali).
Menurut Majelis Tarjih, masjid yang dapat dipakai untuk melaksanakan itikaf sangat diutamakan masjid jami atau masjid yang biasa digunakan untuk melaksanakan salat Jumat, dan tidak mengapa itikaf dilaksanakan di masjid biasa.
Demikian keutamaan itikaf pada bulan Ramadhan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi umat Islam khususnya.
(Bangkapos.com/Fitriadi)
Bolehkah Orang Tua Memakai Uang THR Anak? Begini Hukum dan Penjelasannya |
![]() |
---|
Bolehkan Puasa Syawal? Tetapi masih Utang Puasa Ramadhan, Simak Penjelasannya di artikel ini |
![]() |
---|
Jadwal Buka Puasa Hari Terakhir 30 Ramadhan 1444 H 21 April 2023 di Kota Bandung, Semarang, Surabaya |
![]() |
---|
Doa Akhir Ramadhan Sesuai Tuntunan Rasulullah |
![]() |
---|
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Bandung 20 April 2023 dan Full Hingga Akhir Ramadhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.