Berita Pangkalpinang

Ini Penyebab Cuaca Panas, BMKG Pangkalpinang Prediksi Beberapa Hari Kedepan Suhu Mulai Turun

Ini Penyebab Cuaca Panas, BMKG Pangkalpinang Prediksi Beberapa Hari Kedepan Suhu Mulai Turun

Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
via redio.in
Ilustrasi cuaca panas 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Ini Penyebab Cuaca Panas, BMKG Pangkalpinang Prediksi Beberapa Hari Kedepan Suhu Mulai Turun.

Cuaca panas terasa menyengat dalam sepekan terakhir.

Terlebih ketika siang hari, matahari bersinar terik dan menyengat kulit.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca panas ini akibat posisi matahari yang bergerak ke arah bumi bagian utara, yang menandai wilayah Indonesia bagian selatan memasuki musim kemarau.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pangkalpinang Kurniaji, menyebut, sebetulnya isu panas menyengat yang beberapa hari lalu sempat heboh dimasyarakat tidak sepenuhnya benar adanya.

Apalagi kata Kurniaji, jika dikait-kaitkan dengan fenomena heatwave atau gelombang panas yang sempat viral beberapa hari kemarin.

"Memang sempat terukur suhu maksimum harian yang mencapai angka 33.8 derajat pada tanggal 17 April dan 33.6 derajat pada tangg 18 April lalu, namun suhu tersebut semakin menurun hingga Selasa, 24 April senilai 32.4 hingga tanggal 26 April kemarin," jelas Kurniaji kepada Bangkapos.com, Kamis (27/4/2023).

Menurutnya, Babel saat ini masih dimusim pancaroba hujan ke kemarau dan diprakirakan masih akan berlangsung hingga Dasarian I hingga II Juni nanti.

"Namun memang betul bahwa cuaca terasa cukup menyengat dibeberapa hari terakhir dikarenakan pada saat pancaroba sering terjadi perubahan pola angin dari monsoon Asia ke monsoon Australia. Dan berdasarkan pengamatan kami dipertengahan dasarian II dan awal Dasarian III April lalu sempat terjadi penguatan pergerakan monsoon Australia di wilayah kita," paparnya.

Namun, kata Kurniaji, nampaknya tiga hari terakhir ini sudah melemah sehingga Babel kembali hujan khususnya pada siang - sore dan malam hingga dini hari.

Pembagian wilayah berdasarkan waktu datangnya musim kemarau yakni sebagai berikut:

Musim Kemarau pada April 2023

1. Bali

2. Nusa Tenggara Barat

3. Nusa Tenggara Timur

4. Jawa Timur

Musim Kemarau pada Mei 2023

1. Jawa Tengah

2. Yogyakarta

4. Banten

5. Pulau Sumatera bagian selatan

6. Papua bagian selatan

Musim Kemarau pada Juli 2023

1. Jakarta

2. Sebagian kecil Pulau Jawa

3. Sumatera Selatan

4. Kepulauan Bangka Belitung

5. Riau

6. Sumatera Barat

7. Pulau Sulawesi bagian utara

Imbauan BMKG

Terkait musim kemarau ini, BMKG mengimbau kepada institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau.

Terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya.

Pasalnya, menurut Dwikorita, wilayah tersebut memiliki tingkat bencana kekeringan yang lebih tinggi.

"Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih."

"Perlu aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir," ungkap Dwikorita.

Selain itu, BMKG juga mengimbau kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat untuk dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.

(*/Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved