Kuliner Sedap
Cocok untuk Teman Bersantai, Theu Fusui Minuman Khas Babel Bisa Dinikmati dengan Harga Murah Meriah
Theu fusui menjadi salah satu minuman khas masyarakat Bangka Belitung yang cocok untuk dinikmati kapan pun.
Penulis: Arya Bima Mahendra | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Theu fusui menjadi salah satu minuman khas masyarakat Bangka Belitung yang cocok untuk dinikmati kapan pun.
Pagi hari sebelum beraktivitas ataupun di malam hari yang dingin, theu fusui menjadi pilihan minuman yang tepat untuk teman bersantai.
Baca juga: Hadirkan Menu Rawon dan Bebek Goreng di Bangka Barat, Ini Daftar Harga Menu Katiga Mentok
Baca juga: Ada Spot Keramaian Baru di Koba, Pusat Jajanan Kuliner Kini Hadir di Tengah Kota
Theu fusui merupakan minuman yang berasal dari ekstrak atau sari kacang kedelai dengan cita rasa yang manis, namun tidak bikin enek (mual).
Warna putih seperti susu dan sering juga disebut dengan sebutan susu kedelai, minuman ini sudah eksis di kalangan masyarakat Bangka Belitung sejak dulu.
Musui atau musoi adalah istilah yang bisa digunakan masyarakat lokal apabila hendak menikmati minuman yang satu ini.
Meski demikian, dewasa ini, tidak banyak ditemukan tempat musui, terutama di wilayah Kota Koba, Bangka Tengah.
Ase (43), adalah satu diantara sedikitnya penjual theu fusui di Koba yang sampai saat ini masih eksis menjajakan minuman tersebut.
Menggunakan gerobak sederhana, dia menjual theu fusui di depan teras rumah warga di pinggir Jalan Kenanga Atas, Koba.
Dagangannya pun hampir selalu habis lantaran theu fusui miliknya dibanderol dengan harga murah meriah, yakni hanya Rp6.000 per porsi gelas besar.
"Saya jualan ini udah lama, soalnya ini udah turun temurun dari ayah saya dulu, sudah sekita 40 tahun lah," kata Ase, Jumat (26/5/2023) kepada Bangkapos.com.
Baca juga: Nikmatnya Manis Gurih, Kue Tabok Apin Buka Sejak 1975, Satu-satunya di Bangka Selatan
Baca juga: Warung Lempah Kuning Bang Agoes Bakal Sajikan Menu Kuliner Khas Nusantara Lebih Lengkap
Sebagai teman musui, dirinya juga menjual kudapan pendamping lainnya seperti bubur kacang hijau yang juga dihargai Rp6.000 per porsi.
Kemudian, ada juga makanan lain seperti pisang goreng, ubi goreng dan kue kacang hijau goreng yang harganya hanya Rp2.500 per biji.
"Ya syukurlah kalau yang beli selalu ada, apalagi sore dan malam-malam itu ramai," ungkapnya.
(Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)
Warkop Cukin Jadi Simbol Sejarah Perkopian di Toboali |
![]() |
---|
Awal Tahun 2024 Resto Santika Hotel Tawarkan Menu Nasi Goreng XO dan Rice Bowl Ayam Pandan |
![]() |
---|
Lempah Kuning Muara Semakin Eksis, Sehari Tembus Hingga 300 Kg Ikan Terjual, Ini Kunci Suksesnya |
![]() |
---|
Cicipi Enaknya Cilok Kuah dan Kacang Viral di Kacang Pedang, Selalu Ramai Diserbu Pembeli |
![]() |
---|
Apin Pedagang Ropang 89 Legend di Pangkalpinang Ini Mampu Jual 1.000 Roti Sehari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.