Tribunners
Pemilu, Teknologi Informasi, dan Generasi Z
Generasi Z adalah generasi yang unik. Generasi yang kehidupannya sedari kecil telah kenal dan dekat dengan kemajuan teknologi informasi.
Generasi Z adalah generasi yang unik. Generasi yang kehidupannya sedari kecil telah kenal dan dekat dengan kemajuan teknologi informasi. Keseharian mereka tidak bisa dilepaskan dari kecanggihan gadget. Internet menjadi teman sehari-hari mereka, media sosial dan hiburan menjadi 'asupan' harian. Saking majunya teknologi informasi saat ini, jangankan mengenal permainan orang tuanya dahulu, telepon genggam zaman awal yang hanya bisa untuk SMS dan telepon saja banyak di antara mereka tidak tahu.
Menurut laporan Survei Internet Indonesia APJII 2021-2022 (Q1), kontribusi internet pada rentang umur 5-34 tahun sebesar 43,38 persen. Berdasarkan laporan dari perusahaan riset Data Reportal dikutip dari goodstats.id (2022), di awal tahun 2022 jumlah perangkat seluler yang terkoneksi di Indonesia mencapai 370,1 juta. Jumlah tersebut meningkat 13 juta atau 3,6 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Adapun menurut Kemenkominfo RI, jumlah penduduk yang menggunakan ponsel pintar mencapai 167 juta orang atau 89 persen dari total penduduk Indonesia.
Apabila dilihat dari sisi umur, besarnya pasar generasi ini memiliki kerentanan untuk dimanfaatkan oleh berbagai kepentingan. Luas dan bebasnya skala informasi di internet menyebabkan sulitnya mengontrol distorsi informasi yang terjadi. Meningkatnya isu negatif, produksi informasi bohong atau hoaks yang ada di berbagai platform media sosial sebagai contoh dampak negatif yang terjadi. Meningkatnya hoaks ini akan mengaburkan banyak informasi yang berdasarkan fakta sebenarnya. Makin dekatnya waktu pemilihan dan makin panasnya suhu politik maka hoaks akan makin bertebaran secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).
Oleh karena itu, penyelenggara pemilu perlu mengambil langkah untuk meningkatkan penetrasi informasi kepada generasi Z. Tentu saja berbagai pendekatan yang ada disesuaikan dengan karakteristik mereka. Melalui penetrasi informasi secara sistematis dan masif lewat berbagai kanal informasi yang ada, diharapkan mampu menekan miskomunikasi dan hoaks yang ada. Hal ini perlu diantisipasi dari sekarang, dikarenakan pemilu 2024 ini akan menjadi pengalaman pertama buat sebagian mereka.
Pendekatan melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dapat menjadi pola pendekatan pertama. Remo Adhy Pradhana (2018) menyatakan bahwa diseminasi pesan politik melalui media sosial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap political efficacy dan pengetahuan politik.
Generasi Z menghabiskan banyak waktu dengan memegang telepon genggam untuk mengakses internet ke berbagai aplikasi, entah itu media sosial, hiburan, informasi, bahkan belanja online. Menurut penelitian Juditha dan Darmawan (2018) telepon seluler adalah gawai yang paling banyak digunakan saat terhubung internet dengan durasi 5-10 jam/hari .
Pendekatan kedua melalui sosialisasi di sekolah/kampus berupa seminar, semiloka ataupun perlombaan bertema pemilu. Penetrasi informasi ke sekolah melalui sekolah/kampus diharapkan mampu memberikan pengetahuan baru dan penting tentang pemilu kepada pelajar/mahasiswa sehingga usaha untuk meningkatkan partisipasi mereka di pemilu dapat tercapai.
Ketiga, pelibatan mahasiswa dalam beberapa kegiatan KPU dan Bawaslu sehingga punya pengalaman dan pengetahuan lebih terkait pemilu. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya terfokus dalam penggunaan hak pilihnya saja. Kemampuan mereka dalam mengakses dan memanfaatkan teknologi informasi dapat dimanfaatkan dalam pengawasan tahapan pemilu.
Pemilu, jika diibaratkan sebuah pertandingan di mana akan ada yang menang dan tersingkir. Pertandingan tersebut bukan sekadar milik penyelenggara dan peserta pemilu saja. Kita jangan memosisikan diri hanya sebagai penonton saja, tetapi jadilah penonton sekaligus suporter yang cerdas dan partisipatif, agar para kontestan menyadari bahwa kehadiran kita penting karena dapat menentukan siapa yang akan memenangkan pertandingan tersebut. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.