Berita Pangkalpinang

Mentilin Hewan Endemik Babel, Akademisi Ungkap Posisi Habitatnya, Populasi Semakin Tergerus

Sering ditemukan di hutan sekunder dengan diversitas serangga yang tinggi seperti agroforestri karet yang bersemak atau tidak terurus

Penulis: Cici Nasya Nita | Editor: Iwan Satriawan
istimewa
Akademisi sekaligus Kaprodi Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam (Prodi KSDA) Fakultas Teknik dan Sains Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Randi Syafutra   

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Akademisi sekaligus Kaprodi Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam (Prodi KSDA) Fakultas Teknik dan Sains Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Randi Syafutra menjelaskan soal habitat mentilen yang merupakan hewan endemik di Bangka Belitung.

Dia mengungkapkan hewan nokturnal ini populasi semakin berkurang seiring semakin banyak hutan sebagai habitatnya yang dikonversi menjadi Tambang Timah Inkonvensional dan Perkebunan Sawit.

Mentilin, hewan endemik Pulau Babel saat ditemukan di Hutan Pelawan Desa Namang, Kecamatan Namang, Bangka Tengah beberapa waktu lalu.
Mentilin, hewan endemik Pulau Babel saat ditemukan di Hutan Pelawan Desa Namang, Kecamatan Namang, Bangka Tengah beberapa waktu lalu. (Ist/Kades Namang)

"Sering ditemukan di hutan sekunder dengan diversitas serangga yang tinggi seperti agroforestri karet yang bersemak atau tidak terurus," ujar Randi, Selasa (13/6/2023).

Dia  menjelaskan keberadaan Mentilin di habitat hutan karet misalnya menunjukkan kesesuaian habitat tersebut sebagai habitat tambahan (additional habitat) bagi Mentilin.

"Saat ini, hutan karet Hevea brasiliensis mendominasi kawasan hutan tidak dilindungi di Pulau Bangka (biasanya terkait dengan kawasan hutan masyarakat lokal dan adat). Namun, karena nilai komersial karet yang rendah, banyak kawasan hutan karet yang dikonversi menjadi tambang timah illegal/non-konvensional dan perkebunan kelapa sawit yang lebih menguntungkan," katanya.

Dia menambahkan konversi ini merugikan bagi pelestarian Mentilin karena hutan karet H brasiliensis jelas merupakan habitat tambahan yang penting bagi primata tersebut.

"Maka dari itu, pemeliharaan kawasan agroforestri yang didominasi hutan karet H. brasiliensis akan berdampak positif bagi kelestarian Mentilin," katanya.

Selain itu, kegiatan penelitian dan pendampingan sosioekonomi atau penelitian dengan manfaat finansial untuk pemilik lahan dapat menjadi salah satu pilihan untuk mendorong pemilik lahan untuk tetap memelihara hutan karet.

"Namun, Mentilin yang terdapat di kawasan hutan karet rentan ditangkap untuk diperdagangkan oleh masyarakat lokal," kata Randi.

Oleh karena itu, program kesadaran (awareness) berkelanjutan diperlukan untuk menyoroti pentingnya pelestarian dan status perlindungan hukum (termasuk dalam urusan denda dan hukuman) untuk Mentilin tersebut.

"Intinya habitatnya harus dijaga. Kerusakan habitat menjadi faktor utama dalam menjaga keberadaan Mentilin.

Untuk perburuan liar Mentilin untuk dijadikan hewan peliharaan sudah tidak menjadi hal utama, karena semenjak adanya ALOBI Foundation dan BKSDA Sumsel yang sering melakukan sosialisasi terkait hal ini," katanya.

(Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)

 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved