Gibran Rakabuming Tak Permasalahkan Wisuda TK-SMA, Sebut Hanya Sekali Seumur Hidup
Menurut Gibran selama tak memberatkan orang tua wisuda TK-SMA sah-sah saja dilakukan mengingat itu hanya terjadi sekali di tiap jenjang pendidikan
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Hendra
BANGKAPOS.COM- Fenomena perayaan wisuda kelususan untuk anak TK-SMA belakangan menjadi sorotan publik tanah air.
Banyak pro dan kontra yang muncul terkait perayaan wisuda di jenjang pendidikan tersebut.
Seperti yang diketahui, wisuda kelulusan umumnya identik dilakukan di jenjang perguruan tinggi.
Namun kini prosesi tersebut ikut digelar di jenjang TK, SD, SMP, dan SMA.
Tentu saja banyak orang yang tak setuju dan mempertanyakan urgensi perayaan wisuda bagi murid TK-SMA.
Terlebih, widua TK sampai SMA dinilai hanya memberatkan para orang tua saja.
Pasalnya, tak sedikit sekolah-sekolah yang melakasanakan wisuda tersebut di hotel mewah yang membuat orang tua harus merogoh biaya tak sedikit.
Bahkan di Bangka Belitung, ada sekolah yang mewajibkan biaya sebesar Rp450.000 untuk perayaan wisuda.
Para orang tua di Indonesia pun berkeluh kesah di medsos.
Bahkan akun Twitter dengan username @schfess meminta wisuda sebaiknya hanya diperuntunkan di jenjang perguruan tinggi saja.
"Kembalikan wisuda hanya untuk lulus kuliah. TK, SD, SMP, dan SMA tidak perlu wisuda." Sch! Gimana menurut kalian gais.
Unggahan tersebut telah tayang sebanyak 1,8 juta kali, disukai 25.400 akun Twitter, dan dibagikan 1.700 kali.
Menanggapi kontroversi wisuda TK-SMA, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka buka suara.
Rupanya putra Presiden Jokowi itu sama sekali tak mempermasalahkan perayaan wisuda kelulusan untuk anak TK, SD, SMP, dan SMA .
Menurut Gibran selama tak memberatkan orang tua, wisuda TK-SMA sah-sah saja dilakukan.
"Tidak apa-apa, asalkan tidak keberatan dan tidak memberatkan orang tua," kata Gibran di Puro Mangkunegaran Solo, mengutip dari Kompas.com, Jumat (16/6/2023), malam.
Pasalnya ia menilai, perayaan wisuda disetiap jenjang pendidikan merupakan hal wajar.
Sebab, perayaan dilaksanakan dalam satu kali seumur hidup atau setiap jenjang sekolah.
"Asalkan tidak keberatan tidak memberatkan, orang tua, anak-anak senang tidak apa-apa. Itu kan momen sekali seumur hidup ya," ujarnya.
Terkhusus di Kota Solo, setelah sejumlah keluhan muncul di media sosial di berbagai daerah di Indonesia. Gibran, mengaku saat ini belum ada laporan berkaitan dengan hal tersebut.
"Tidak ada keluhan. Kalau ada laporkan saja. Kalau ada orangtua yang keberatan, bayar mahal atau apa, laporan saya ya," tandasnya.
Tanggapan Kemendikbud
Sementara itu Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek, Anang Ristanto menyebut kegiatan wisuda TK-SMA adalah opsional.
"Kegiatan wisuda dari jenjang PAUD/TK, SD, SMP, hingga SMA merupakan kegiatan yang opsional," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (13/6/2023).
Ia menjelaskan, Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 menyebut kegiatan bersama antara satuan pendidikan yang melibatkan orangtua harus didiskusikan dengan komite sekolah.
" Kemendikbudristek mengimbau agar pihak sekolah dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan komite sekolah dan persatuan orangtua murid dan guru (POMG)," lanjut dia.
Hal ini dilakukan untuk menentukan pilihan yang terbaik untuk setiap sekolah yang tentu tidak membebani pihak orang tua.
Menurut pengamat pendidikan sekaligus pendiri Ikatan Guru Indonesia (IGI) Satria Dharma, pelaksanaan wisuda memang sebaiknya tidak membebani wali murid.
"Sekolah tidak boleh memaksakan program wisuda tersebut karena memang memberatkan orang tua," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (13/6/2023).
Ia menyebut, komite sekolah dan kepala sekolah hanya boleh melaksanakan wisuda jika orangtua murid menyatakan mampu dan bersedia.
Sementara itu, Satria mengungkapkan kalau budaya wisuda memang sejak dulu lebih umum diadakan untuk lulusan perguruan tinggi.
"Iya betul, tanda tuntas pendidikan formalnya, mau memasuki dunia karier," pungkasnya.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)
| Dinkes Pangkalpinang Genjot Pemeriksaan Kesehatan Gratis Anak Sekolah, Deteksi Dini untuk Masa Depan |
|
|---|
| Dindikpora Bangka Gencarkan Edukasi Anti Narkoba di Sekolah, Usulkan Masuk Kurikulum |
|
|---|
| Skandal Pemerasan Rp4,7 Miliar, Brigadir Bayu Divonis 5,5 Tahun, Uang Diduga Mengalir ke Polisi Lain |
|
|---|
| Menilik Kurikulum Sekolah Rakyat |
|
|---|
| Cara Buat Foto Wisuda dengan Gemini AI Hasil Mirip Pemotretan Studio Asli, Copas Prompt Berikut |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.