Bulan Bung Karno
Megawati Ingatkan Rakyat soal Memilih Pemimpin Jangan Melihat Tampangnya
Megawati menegaskan rakyat harus melihat lahir batin dari seorang calon pemimpin, bukan hanya sekadar fisik saja.
BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta rakyat agar memilih pemimpin tak hanya melihat tampangnya.
"Kasih tahu, kalau milih pemimpin jangan cuma lihat tampangnya, haduh, ibu suka pusing," kata Megawati dalam pidato saat puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK) di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu(24/6).
Megawati menegaskan rakyat harus melihat lahir batin dari seorang calon pemimpin, bukan hanya sekadar fisik saja.
"Nah, kalau pemimpin tuh sebetulnya mesti dilihat lahir batin, jangan fisik saja, terpesona gitu," ujarnya.
Menurutnya, seorang calon pemimpin haruslah berpengalaman baik di legislatif maupun eksekutif.
"Kepemimpinan yang visioner, yang arif, bijaksana, dan memiliki rekam jejak prestasi yang baik serta mengakar. Ini yang paling penting, mengakar kepada akar rumput," ucap Megawati.
Megawati mengingatkan masyarakat agar menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya.
"Saya ingatkan, saya ingatkan, saya ingatkan, lima menit coblosnya, lima tahun ngerasain senang atau susahnya," ungkapnya.
Presiden kelima RI ini juga menegaskan sosok Marhaen yang ditemui Soekarno (Bung Karno) sekitar 1920-an di Bandung bukanlah seorang komunis.
Megawati menceritakan kisah Bung Karno bertemu dengan Megawati saat sang ayahnya itu kuliah di Bandung.
"Beliau (Bung Karno) bertanya begini; 'Bapak seorang petani, tanah ini punya siapa, punya abdi (saya). Kalau tanaman padi ini punya siapa, punya abdi. Alat- alat cangkulnya dan sebagainya punya siapa, punya abdi. Kalau sudah dipanen, dijual, uangnya untuk siapa. Uangnya untuk abdi," kata Megawati meniru percakapan Bung Karno dengan Marhaen.
Dari percakapan itu, Bung Karno, kata Mega kemudian berkontemplasi panjang. Menurut Megawati, semua sudah dimiliki Marhaen.
Marhaen memiliki lahan dan alat produksi, akan tetapi hidupnya tetap sederhana dan ala sekadarnya.
"Maka Bung Karno merasa bahwa perjuangan ini harus seperti apa yang dimiliki Pak Marhaen," ujar Megawati.
"Di dalam mengekstraksi cara berpikirnya, maka Bung Karno melahirkan Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945," sambung Megawati.
Megawati sempat risau tentang konsep pemikiran dan ideologi Marhaen yang kemudian oleh segelintir pihak kerap dikaitkan dengan ide-ide paham komunis.
Dia lalu meminta mereka yang terpengaruh mengenai pandangan seperti itu terhadap Marhaen untuk belajar sejarah.
"Sering kali orang memplesetkan katanya kalau Marhaen itu adalah komunis. Padahal saya sebut Bapak Marhaen," ucap Megawati.
"Jadi saya sudah pernah loh ada yang ndak percaya itu ada makamnya. Di daerah Bandung. Jadi jangan dikatakan kalau saya bilang Marhaen, lalu (dituduh Marhaen itu) komunis," sambungnya.
Dalam sambutannya, Megawati sempat pula bertanya kepada ratusan ribu kader PDIP yang hadir di GBK.
Dia bertanya apakah penampilan dia sudah jelek atau masih cantik.
Pertanyaan itu bermula saat Megawati bercerita mengenai adanya masyarakat yang tidak mau memilihnya di Pilpres 2004 yang lalu.
Alasannya, pendukungnya itu bimbang karena ingin memilih pemimpin yang berparas tampan.
"Ada dulu ya, kalau, kan waktu ibu mau jadi presiden lagi, terus ada ibu-ibu bilang gini, aduh ibu maaf, sebetulnya saya mau milih ibu lagi tapi saya kok kepingin milih yang ganteng, pusing kepala saya," kata Megawati.
Megawati mengaku heran lantaran saat itu dirinya merasa cantik. Lantas, dia pun menanyakan kepada ratusan ribuan kader PDIP yang hadir apakah dirinya sekarang sudah jelek atau masih cantik.
"Jadi, ibu ini biar sudah cantik kayak gini, aiihh enggak diakui, salah besar. Loh ibu sudah jelek atau cantik? jangan bohong," ujar Megawati diikuti ratusan ribu kader yang hadir menjawab 'cantik'.
Ia pun kembali menanyakan alasan kader masih menilainya sebagai sosok yang cantik. Padahal, Megawati merasa usianya kini telah menua.
"Padahal ibu sudah nenek-nenek loh. Tahu enggak umur ibu berapa? Ibu nih sudah nenek, hanya karena semangat jadi masih bisa teriak-teriak," jelasnya.
Karena itu, Ia pun meminta ratusan ribu kader untuk tidak memilih pemimpin berdasarkan dari penampilan saja. Apalagi, hal itu menjadi satu-satunya dasar untuk memilih seorang pemimpin bangsa.
"Kalau pemimpin tuh sebetulnya mesti dilihat lahir batin, jangan fisik saja, terpeseona gitu, aih. Diperlukan pemimpin yang berpengalaman baik di lembaga legislatif maupun eksekutif, kepemimpinan yang visioner, yang arif, bijaksana, dan memiliki rekam jejak prestasi yang baik serta mengakar, ini yang paling penting, mengakar kepada akar rumput," ujarnya.
Grup musik asal Bandung, Bimbo tampil setelah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato. Bimbo membawakan lagu berjudul 'Soekarno', karya tersebut dinyanyikan untuk mengenang jasa Bung Karno.
"Kita akan sama-sama mendengarkan sebuah karya dari grup legendaris nasional asal Jawa Barat," ungkap pembawa acara.
"Mereka akan membawakan sebuah lagu yang dipersembahkan khusus untuk mengenang jasa Bung Karno. Hadirin kita sambut Bimbo," lanjutnya.
Tepuk tangan ribuan Kader terdengar seraya Bimbo melantunkan syair demi syair. Kemudian Presiden Joko Widodo menutup acara Peringatan Bulan Bung Karno 2023 di GBK dengan pidatonya.
Selain Bimbo turut hadir musisi Once Mekel, Kris Dayanti, Marcell Siahaan, Andre Hehanusa hingga Sri Krishna Encik, sang pencipta lagu Jarjih Jarbeh. (Tribun Network/fer/igm/oji/wly)
| Jokowi: Bung Karno Minta Kita Jangan Gontok-gontokan |
|
|---|
| PDIP Bisa Usung Capres dan Cawapres Sendiri, Megawati Pilih Buka Peluang Partai Lain |
|
|---|
| Bacawapres untuk Ganjar akan Diumumkan di Puncak Bulan Bung Karno, Muncul Figur-figur Baru |
|
|---|
| Sejarah Bulan Bung Karno, Digelar Setiap Juni untuk Peringati Momen Bersejarah Sang Proklamator |
|
|---|
| Ganjaran App Diluncurkan, 'Semua tentang Ganjar Ada di Sini' |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20230624-Megawati-pidato.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.