berita pangkalpinang
Ditolak Warga, Terungkap Dari Sini Sumber Pembangunan TPU Makam Taman Bahagia di Air Kepala Tujuh
Terungkap bahwa sumber dana pengadaan TPU Makam Taman Bahagia bukan milik pemerintah Kota Pangkalpinang, melainkan dari swadaya masyarakat.
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Namun, di tengah proyek pembangunan TPU, terdapat penolakan dari beberapa warga, termasuk Dani, seorang warga yang menolak karena TPU tersebut berada tepat di depan rumahnya.
Meskipun ada penolakan, Zulhadi kembali menegaskan bahwa pembangunan Taman Makam Bahagia adalah untuk kepentingan bersama dan sebagai bentuk sumbangan dari masyarakat untuk masyarakat.
"Jadi makam ini tidak seperti makam-makam yang sudah ada, di sini betul-betul kami urus bahkan bloknya kami tata dengan baik. Ada pendopo yang memang mengurusi makam, pagarnya nanti, makanya sampai sekarang kami masih sangat membutuhkan dukungan dan bantuan semua masyarakat," ungkapnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Pangkalpinang, M Agus Salim, juga mengonfirmasi bahwa Pemkot Pangkalpinang tidak pernah melakukan pembebasan lahan untuk perkuburan di kawasan tersebut.
Ia tidak mengetahui adanya lahan perkuburan baru di Kelurahan Air Kepala Tujuh tersebut.
Agus menyebut bahwa lahan perkuburan baru di Kota Pangkalpinang hanya berada di Kulan Kampak, Kelurahan Tuatunu, dan telah digunakan untuk TPU.
Sedangkan mengenai Taman Makam Bahagia yang ada di dekat perumahan PNS, PUPR tidak memiliki rencana untuk mengatur tata ruang perkuburan di sana.
Sebelum dilakukan pembebasan lahan untuk TPU, PUPR biasanya akan berkomunikasi dengan masyarakat sekitar untuk mencapai kesepakatan bersama.
Ditolak warga

Sebelumnya, Dani (38) satu di antara warga yang menolak kehadiran makam tersebut.
Dani menolak, lantaran keberadaan makam tepat berada di depan rumahnya.
Dani menceritakan, TPU tersebut langsung dibangun tanpa minta persetujuan masyarakat sekitar, bahkan saat pembebasan lahan hutan itu, kata Dani ia sedang berada di Palembang.
Ketika pulang, ia terkejut bukan main sebab tetangga sebelah rumahnya menginformasikan di depan rumah akan dijadikan lahan perkuburan.
"Kalau orang lain di posisi saya juga pasti menolak, mana ada orang yang mau tetanggaan dengan kuburan. Apalagi saya jualan ikan perginya jam 2 pagi, pulang malam terus anak sama istri saya di rumah sendirian," ungkapnya.
(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)
Sidang Perdana Mantan Ketua dan Bendahara KONI Belitung, Rugikan Negara Rp2,3 Miliar |
![]() |
---|
Pemprov BaBEL Alami Defisit Rp74 Miliar, Hidayat Arsani Siap Tingkatkan Pendapatan Daerah |
![]() |
---|
Rektor UBB Apresiasi Hasil Sementara Pilkada, Ajak Masyarakat Hormati Proses Demokrasi |
![]() |
---|
Tinggalkan Mindset Lama, Pemkot Pangkalpinang Fokus pada Keamanan Digital dan Layanan |
![]() |
---|
Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Pemkot Pangkalpinang Perketat Pengawasan Harga Pangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.