Berita Bangka Selatan

Kisah Ratih Pemain Voli Muda Air Gegas, Dari Iseng Main Voli Jadi Cuan

Voli itu ibarat hidup yang tak selamanya baik. Ada perjuangan jatuh bangun untuk meraih kemenangan. Proses untuk mapan bermain juga

Penulis: Edy Yusmanto | Editor: Iwan Satriawan
istimewa
Ratih (19), atlet voli Air Gegas Bangka Selatan 

Padahal, Ibu Ratih berharap anaknya ikut bertanding sore itu.

“Mak tu nek nunton ki main bukan nonton orang main,” kata Ratih mengulangi ucapan ibunya yang kesal waktu itu.

Dia masih ingat waktu itu Ratih masih duduk di bangku SMP kelas 1.

Pernyataan ibu inilah yang kemudian melecut semangat Ratih untuk lebih giat berlatih hingga akhirnya mendapatkan tempat di tim utama Logika.

Setiap hari latihan Ratih tidak pernah telat bahkan, datang 30 menit lebih awal dari jadwal yang ditentukan.

“Dulu iseng awalnya suka sekali voli, sekarang keasyikan. Senang memukul, melompat dan berolahraga tentunya,” papar anak kedua dari pasangan Elvi dan Masudin.

Karier Ratih di dunia olahraga voli baru benar-benar mulai sejak duduk di bangku SMA. Ratih mulai rutin diajak ikut tim bertanding dalam turnamen resmi.

Bahkan, selain membawa timnya juara Ratih juga kerap kali mendapatkan prestasi individu sebagai spiker terbaik.

Menjadi atlet Porprov Bangka Tengah dan Bangka Selatan hingga menjadi pemain professional yang sudah ke sana kemari disewa tim luar Bangka.

Beberapa kali, Ratih mendapatkan kesempatan membela tim lain di Belitung.

Hal ini menjadi pengalaman baru buat Ratih yang tetap harus professional memberikan yang terbaik kepada tim penyewa jasanya.

“Kemarin baru dari Belitung main di sana. Gak ada target soal bayaran, tapi saling mengerti dan menghargai. Lumayanlah jadi cuan,” ucap Ratih.

Selain ingin menjadi pemain professional voli, ratih menyimpan asa untuk menjadi polisi Wanita (polwan).

Dara tamatan 2022 ini sempat ikut tes polwan namun belum berjalan lancar dikarenakan tinggi yang kurang.

Meski demikian, ratih tetap optimis akan mencoba kembali di tahun mendatang.

Dia menyakini jika rejekinya memang menjadi keluarga besar Polri maka akan ada jalan menggapainya.

“Dulu (tes polwan) gagal karena tinggi. Tahun depan mau coba lagi, insyaallah ada jalan. Saya hanya ingin membahagiakan keluarga terutama ibu,” sebut Ratih. (Bangkapos.com/Edy Yusmanto)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved