Berita Pangkalpinang

Gen Y dan Gen Z Dominasi DPT di Pangkalpinang, Ini Kata Pengamat

Pemilih berusia 27 hingga 42 tahun (Gen Y) dan pemilih yang berusia 11 hingga 26 tahun (Gen Z) cukup dominan sebesar 96.255 orang

Dok/Novendra
Dosen Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung, Novendra Hidayat. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 di Kota Pangkalpinang berjumlah 161.416 jiwa, dengan pemilih berusia 27 hingga 42 tahun (Gen Y) dan pemilih yang berusia 11 hingga 26 tahun (Gen Z) cukup dominan sebesar 96.255 orang.

Pengamat politik yang juga akademisi Universitas Bangka Belitung, Novendra Hidayat menyampaikan, perbedaan umur pada setiap generasi, akan mendorong kecenderungan perbedaan dalam mengekspresikan diri, tak terkecuali dalam hal politik. 

"Generasi Y cenderung memiliki sikap yang lebih berani berpendapat, dan berpikir out of the box. Mereka tumbuh besar pada era transisi teknologi dari analog ke digital dan ditandai pula dengan kemunculan internet dan media sosial menjadikannya digital native," ujar Hidayat pada Bangkapos.com, Jumat (4/7/2023).

Menurut Hidayat, kondisi tersebut menyebabkan Gen Y cenderung memiliki sikap yang lebih ekspresif dan pemikiran yang relatif lebih terbuka. 

"Secara politik, karakteristik seperti ini tentu akan menyebabkan Gen Y lebih partisipatif dan tidak mudah dimobilisasi. Perpaduan sikap terbuka dan digital native (melek teknologi)  akan lebih mudah mengakses informasi sehingga generasi ini dipandang akan lebih rasional dalam menentukan pilihan politiknya," jelasnya.

Sementara itu Generasi Z yang tumbuh di dunia yang serba digital dan canggih, membuat G memiliki ketergantungan pada teknologi yang ditandai dengan aktivitas yang tinggi pada media sosial. 

"Gen Z dapat memanfaatkan akses teknologi informasi yang sangat terbuka hari ini dengan baik akan membuatnya tak sulit dalam menentukan pilihan politik. Sayangnya generasi ini terlanjur dicap apolitis dan cenderung dianggap masih labil karena karakternya yang gadget mania dan serba praktis," tambah Hidayat.

Dosen bergelar Doktor ini juga menambahkan, posisi ebagai sebagai pemilih pemula dan apolitis tersebut membuat sebagian kalangan masyarakat menilai Gen Z ini akan sekedar ikut-ikutan dan mudah terbujuk rayu. 

"Hal ini dikarenakan masih relatif minimnya pengalaman dalam melihat realita politik. Sebuah kondisi yang sangat disayangkan sebenarnya," keluhnya.

Lebih lanjut, ia menyebutkan jika jumlah  signifikan dari Gen Z bisa menentukan keberhasilan politik para kandidat pada Pemilu 2024 ini. Tinggal bagaimana formulasi, pola pendekatan hingga komunikasi politik yang digunakan kandidat dalam memanfaatkan potensi Gen Z ini. 

"Berbeda dengan Gen Y dan Gen X, dengan pengalamannya berpartisipasi pada politik dan ruang-ruang publik, tentu cenderung akan lebih rasional, selektif dan objektif dalam menentukan pilihan politiknya.

"Walaupun Gen Z mendominasi secara persentase komposisi pemilih pada Pemilu 2024, harapan kita setiap generasi memainkan perannya masing-masing dalam meningkatkan partisipasi politik, mendorong kesadaran berpolitik hingga perbaikan kualitas demokrasi dapat terwujud," pungkasnya.

(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved