Bulan Bung Karno - Media Sosial dan Media Alternatif Sebagai Jalan Baru Politik Progresif
Forum itu sekaligus membahas isi buku “Komunikasi Politik, Aktivisme, dan Sosialisme” yang ditulis oleh Erik Ardiyanto M.Ikom.
Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM, JAKARTA -- Dewan Pengurus Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP PA GMNI ) membuat forum diskusi dan bedah buku dalam rangka bulan Bung Karno.
Forum tersebut diadakan di Sekretariat DPP PA GMNI,Jakarta, yang dihadiri oleh mahasiswa, praktisi, dan akademisi ilmu komunikasi.
Forum itu sekaligus membahas isi buku “Komunikasi Politik, Aktivisme, dan Sosialisme” yang ditulis oleh Erik Ardiyanto M.Ikom selaku penulis dan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina.
Para narasumber pada forum tersebut adalah Erik Ardiyanto selaku penulis, Ade Reza Hariyadi selaku Ketua DPP PA GMNI Bidang Pendidikan dan SDM, Ika Karlina Idris selaku Dosen Monash University Indonesia, Airlangga Pribadi Kusman selaku Dosen Universitas Airlangga Surabaya.
Keempat narasumber tersebut adalah dosen aktif yang mengajar di kampusnya masing-masing. Keempat narasumber itu membahas tentang isi buku "Komunikasi Politik, Aktivisme dan Sosialisme" terbitan GDN Press dan mengaitkannya dengan situasi politik di Indonesia saat ini.
Ketua Umum DPP PA GMNI, yaitu Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H, M.S dalam sambutannya mengatakan bahwa kebijakan negeri ini boleh dikritik.
Hal itu dikarenakan negeri ini dibangun dengan asas intelektual.
"Jadi kita di GMNI itu belajar berorganisasi dan belajar secara intelektual. Jadi, gak apa-apa kita mengkritik kebijakan-kebijakan yang ada di negara kita sepanjang landasan argumentasinya dan tujuannya jelas," ujar Arief Hidayat, Jumat malam (4/8/2023).
Arief Hidayat juga mengingatkan pergulatan pemikiran dan kritik juga harus tetap mengacu pada kosmologi dan kearifan lokal yang hidup di Indonesia.
Narasumber yang pertama, yaitu Erik Ardiyanto menjelaskan tentang isi buku yang ditulisnya.
Ia menyebutkan melalui buku ini kita bisa belajar dari tokoh-tokoh politik progresif Amerika Serikat dan Inggris seperti Bernie Sanders, Alexandria Ocasio-Cortez, dan Jeremy Corbyn.
Menurut Erik, mereka bertiga adalah politikus sukses yang menarasikan kembali ide-ide sosialisme modern ke publik.
Mereka secara aktif menyuarakan gagasannya lewat media alternatif seperti medsos dan berhasil merebut suara publik di sana.
“Hingga kini, proses negasi politik sosialisme sebagai alternatif atas politik kapitalisme terus hilang di benak publik karena distorsi media-media dan aktor-aktor politik yang tidak menginginkan ide itu terwujud, tetapi tidak dengan tiga tokoh tersebut,” ujar Erik.
Ia juga berharap melalui buku yang ditulisnya menjadi semacam pembelajaran untuk membangun keyakinan kepada para aktivis mahasiswa bahwa dengan bermodal ide dan gagasan, seorang aktivis bisa sukses dalam kontestasi politik seperti ketiga tokoh tersebut.
| Tinjauan Filsafat Hukum Atas Tuntutan Pembubaran DPR Agustus 2025 Lalu |
|
|---|
| Seminar Nasional di Universitas Paramadina, Tawarkan Solusi Perbaikan Demokrasi Indonesia |
|
|---|
| Pemkab Bangka Barat Salurkan Rp1,74 Miliar Bantuan untuk 12 Partai Politik |
|
|---|
| Tahapan Pemilihan Usai, Bawaslu Bangka Barat Tetap Aktif Awasi dan Sosialisasikan Pemilu |
|
|---|
| Sosok Aurelie Moeremans Tolak Masuk Partai Politik Meski Dijanjikan Gaji Ratusan Juta & Kuliah S2 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.