Profil Aguan Sosok Guru Sembilan Naga, Bakal Gelontorkan Puluhan Triliun ke IKN

Pendiri Agung Sedayu Group itu rencananya bakal menjadi pemimpin konsorsium Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Ibu Kota Negara (IKN).

Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: fitriadi
HO / Tribunnews
Sosok Aguan (bertopi) Dedengkot 9 Naga Kawan Tomy Winata yang Punya Kekayaan Rp14 T 

BANGKAPOS.COM, JAKARTA -  Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan melibatkan sejumlah pengusaha nasional. Sosok yang jadi sorotan dan direncanakan akan menanamkan investasinya adalah Sugianto Kusuma alias Aguan.

Pendiri Agung Sedayu Group itu rencananya bakal menjadi pemimpin konsorsium Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Ibu Kota Negara (IKN).

Hal tersebut terungkap saat Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengajak Aguan bersama Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe untuk berkunjung ke Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Jumat siang (11/08) lalu.

Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau pembangunan di IKN serta menemukan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh para investor dalam proyek pembangunan IKN.

Dalam pertemuan tersebut Aguan menyatakan apresiasi kepada pemerintah atas percepatan dan respons yang baik dalam segala kendala yang dihadapi oleh penanam modal.

Dia berharap tersedianya bahan material yang dekat dengan lokasi proyek agar percepatan pembangunan proyek menjadi lebih efektif dan efisien.

“Ya saya harap urusan logistik agar segera ditindaklanjuti. Izin usaha sudah mudah, sehingga peluang upacara 17 Agustus 2024 sangatlah besar,” ucap Aguan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/8).

Adapun Kunjungan kerja ini merupakan tindak lanjut Menteri Investasi dengan Konsorsium PMDN pada Juli lalu. Perkiraan untuk rencana investasi di IKN adalah Rp 30 triliun hingga Rp 40 triliun.

Rencananya, Konsorsium PMDN ini akan mulai melakukan groundbreaking pada September 2023 yang akan datang.

Dalam pertemuan tersebut, Bahlil menyampaikan bahwa pemerintah terus bekerja keras untuk mewujudkan tujuan negara dalam merayakan hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus tahun depan di IKN

Bahlil juga menelusuri permasalahan desain paket Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN yang belum rampung untuk gambaran terhadap investor. 

“Kita harus bicara mana proyek existing, mana yang harus dikerjakan. Yang penting tidak melanggar substansi, tidak korupsi, dan bertujuan untuk negara,” ujar Bahlil kepada pihak Otorita IKN.

Bahlil melihat bahwa kebutuhan infrastruktur bagi para investor seperti ketersediaan listrik, air, dan telekomunikasi harus dipenuhi segera.

Baginya, investor lokal telah memberikan banyak kontribusi terhadap perkembangan pembangunan proyek IKN, oleh karena itu harus diberikan terus dukungan.

“Saya menyampaikan apresiasi terhadap pihak swasta hingga saat ini. Regulasi biar menjadi urusan Kementerian Investasi dan Otorita IKN, dan akan terus dipermudah,” ucap Bahlil.

Sosok Aguan

Dikutip dari Tribun Sumsel, Sugianto Kusuma alias Aguan Sugianto pengusaha sukses Indonesia sekaligus Bos Agung Sedayu Group dan Bank Artha Graha asal Palembang.

Dia disebut-sebut sebagai dedengkot para naga (taipan etnis Tionghoa) di Jakarta. Aguan dikenal sebagai 'guru' bagi beberapa pengusaha lainnya yang juga telah terkenal dan mengakar bisnisnya di Indonesia.

Di forum Kaskus, Aguan bahkan digelari Godfather dan sangat dekat dengan Tommy Winata, bos Grup Artha Graha. Aguan juga berbesan dengan Eka Tjandranegara, pendiri dan pemilik Grup Mulia.

Putra Eka Tjandranegara, Ekman Tjandranegara menikah dengan Lareina Halim Kusuma yang merupakan putri dari Aguan.

Profil Sugianto Kusuma alias Aguan memang selalu dikaitkan dengan nama-nama pengusaha terkenal di Indonesia.

Lelaki keturunan Tionghoa ini lahir di Palembang pada 1951, tepatnya di kawasan 14 Ilir. Namanya mulai berkibar di era Presiden Soeharto.

Walau pun masih aktif berperan dalam bisnisnya, Aguan kini lebih banyak terjun ke dalam kegiatan kemanusiaan, di antaranya aktif dalam perkumpulan keagamaan sebuah yayasan Budha bernama Tzu Chi.

Di sini Aguan banyak menghabiskan waktu untuk membantu dan menolong masyarakat.

Aguan memprakarsai pembangunan rumah susun, saat itu pertama kali di Cengkareng sebanyak 1100 unit.

Masyarakat gratis menempati rumah tanpa dipungut biaya, mereka hanya diminta untuk membayar uang kebersihan sebesar Rp 90.000, setelah itu warga hanya tinggal merawat dan memelihara saja, dan tentunya tidak boleh dijual.

Selesai pembangunan di Cengkareng, Tzu Chi kembali melakukan pembangunan tahap dua di perkampungan nelayan Angke pada tahun 2006 sebanyak 600 rumah. dengan menelan biaya yang tidak sedikit sekitar Rp 80 miliar.

Tidak hanya itu, bantuan lain seperti kesehatan, operasi katarak, pemberian beras 50 ribu ton untuk 2,4 juta kepala keluarga seluruh Indonesia pada tahun 2004.

Mereka pun membangun sekolah-sekolah dengan biaya murah, rumah sakit dengan biaya murah yang berada di bawah naungan Budha Tzu Chi.

Pascabencana tsunami Aceh banyak warga yang kehilangan tempat tinggal, Tzu Chi pun bergegas untuk mendirikan rumah di wilayah tersebut diantaranya, di Meulaboh, Aceh Besar, dan Banda Aceh.

Di Palembang, Aguan melalui Yayasan Budha Tzu Chi, pada September 2015, menggelontorkan bantuan untuk memperbaiki 100 rumah warga yang kumuh di tanah kelahirannya kawasan 13/14 Ilir.

Tiap rumah dapat alokasi Rp 40 juta.

Bantuan itu disampaikan pengusaha Palembang Hermanto Wijaya saat melakukan audiensi dengan Walikota Palembang Jarnojoyo di rumah dinas Walikota Jalan Tasik.

Pada kesempatan tersebut turut hadir Rektor Universitas Bina Darma Prof Buchori Rachman. (*)

Artikel ini kompilasi dari Kontan dan Tribun Sumsel.

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved