Kenali Apa Itu Virus Nipah, Asal-usul, Gejala, Proses Penularan dan Cara Pencegahannya
Virus Nipah adalah jenis virus zoonosis atau kuman yang dapat menular dari hewan ke manusia, atau menular melalui makanan yang terkontaminasi
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Hendra
BANGKAPOS.COM- Baru-baru ini dunia sedang digemparkan dengan Virus Nipah yang merenggut korban jiwa di India.
Dikutip dari Reuters (12/9/2023), salah satu pejabat dari Institut Virologi Nasional India menyebutkan, satu orang meninggal pada bulan ini dan satu orang meninggal pada akhir Agustus 2023.
Disebut-sebut penyakit ini telah mewabah kali keempat di Kerala sejak 2018.
Kala itu, sebanyak 21 dari 23 orang yang terinfeksi Virus Nipah ini meninggal dunia.
Selanjutnya, pada 2019 dan 2021, Virus Nipah ini juga merenggut dua nyawa lagi.
Lantas apa itu sebenarnya Virus Nipah?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Virus Nipahadalah jenis virus zoonosis atau kuman yang dapat menular dari hewan ke manusia, atau menular melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antarmanusia.
Dilansir dari website resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Virus Nipah adalah salah satu jenis virus yang dapat menyerang hewan dan manusia.
Keberadaan Virus Nipah belum terdeteksi di Indonesia hingga saat ini.
Namun, beberapa kasus infeksi virus tersebut sudah terkonfirmasi di negara yang berdekatan dengan Indonesia.
Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk lebih waspada terhadap virus yang diduga mudah menular ini.
Bagaimana asal usul Virus Nipah?
Nipah Virus Nipah pertama kali teridentifikasi di sebuah peternakan babi di Malaysia.
Saat itu, beberapa jenis hewan menunjukkan gejala demam, sulit bernapas, dan kejang.
Menurut WHO, virus nipah tersebut berasal dari kelelawar buah yang ditularkan ke babi saat terjadi penebangan hutan secara besar-besaran, sehingga menyebabkan populasi kelelawar berpindah mendekati area peternakan.
Ternak babi yang telah terinfeksi dapat menularkan Virus Nipah ke peternak dan peternak pun dapat menularkannya ke sesama manusia.
Proses penularan yang mudah inilah yang menjadikan Virus Nipah diduga bisa berpotensi menjadi pandemi.
Cara penularan virus Nipah Virus Nipah merupakan virus jenis RNA yang termasuk dalam golongan Paramyxovirus.
Golongan virus ini juga dapat menyebabkan penyakit lain, seperti pneumonia, gondongan, dan campak. Virus
Nipah diketahui berasal dari hewan liar, seperti kelelawar pemakan buah (Pteropus sp.), dan hewan ternak, seperti domba, kambing, dan babi, yang terinfeksi virus tersebut.
Penularan Virus Nipah dapat terjadi ketika manusia bersentuhan langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi, seperti air liur, darah, dan urine.
Selain itu, beberapa riset juga menunjukkan bahwa seseorang bisa mengalami gejala infeksi virus ini ketika ia mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi Virus Nipah, khususnya yang dimasak kurang matang.
Tidak hanya dari hewan ke manusia, Virus Nipah pun diketahui dapat menular antarmanusia. Seseorang bisa terinfeksi Virus Nipah apabila pernah kontak dengan pasien yang terinfeksi virus tersebut.
Tanda dan gejala infeksi virus Nipah
Virus Nipah memiliki masa inkubasi sekitar 4-14 hari.
Ini artinya, seseorang dapat mengalami gejala infeksi Virus Nipah setelah virus tersebut masuk ke tubuhnya dalam kurun waktu tersebut.
Infeksi Virus Nipah dapat menimbulkan gejala ringan yang mirip dengan gejala flu, tetapi bisa juga menimbulkan gejala berat yang berisiko menyebabkan kematian.
Saat terinfeksi Virus Nipah, seseorang dapat mengalami beberapa gejala.
Berikut sejumlah gejala dan tanda-tanda infeksi virus Nipah:
Demam
Sakit kepala
Batuk
Sakit tenggorokan
Nyeri otot
Sesak napas
Muntah
Sementara itu, pada kasus yang parah, infeksi Virus Nipah bisa menyebabkan peradangan pada otak (ensefalitis).
Orang yang menderita ensefalitis akibat infeksi Virus Nipah bisa mengalami gejala berupa mudah mengantuk, sulit fokus dan konsentrasi, serta disorientasi atau tidak bisa mengenal waktu, tempat, dan orang lain, termasuk orang terdekatnya.
Cara mencegah penularan infeksi virus Nipah Untuk mencegah penularan infeksi virus nipah, lakukan hal berikut:
- Hindari kontak dengan kelelawar atau hewan ternak yang berisiko tertular Virus Nipah. Jika perlu, Anda bisa memasang jaring di sekitar rumah untuk mencegah kelelawar masuk ke dalam rumah.
- Cuci bersih sayur dan buah sebelum dikonsumsi serta hindari konsumsi buah atau sayuran yang kotor dan tampak sudah tergigit oleh binatang.
- Gunakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, sepatu boots, dan pelindung wajah, saat membersihkan kotoran atau urine hewan.
- Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan hewan atau orang yang sedang sakit, terutama yang memiliki gejala infeksi Virus Nipah.
- Hindari konsumsi daging kelelawar atau daging hewan ternak yang dimasak kurang matang.
Meski belum ada laporan kasus infeksi Virus Nipah di Indonesia, Anda tetap perlu waspada karena virus ini mudah menular dari hewan atau orang yang terinfeksi, sehingga dianggap berpotensi menjadi pandemi.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)
Algafry Ajak Perangkat Daerah Gotong Royong Cegah Banjir dan DBD di Batubelubang |
![]() |
---|
Bupati Algafry Perintahkan Petugas Puskemas Antisipasi Penularan DBD |
![]() |
---|
Kasus HIV AIDS di Bangka Selatan Terus Bertambah, Populasi LSL Mendominasi |
![]() |
---|
Waspada Penularan Virus Cacar Monyet Alias Monkeypox, Transmisi dari Hewan dan Manusia |
![]() |
---|
Sosok I Nyoman Nuarta Perancang Istana Garuda IKN yang Dikritik Mirip Kelelawar, Seniman Lulusan ITB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.