Berita Bangka Belitung

Sejarah Perayaan Maulid Nabi di Indonesia Termasuk di Bangka Belitung, Serta Awal Mula Dirayakan

Sejarah Perayaan Maulid Nabi di Indonesia Termasuk di Bangka Belitung, Serta Awal Mula Dirayakan

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: Dedy Qurniawan
Bangkapos/irakurniati
Nganggung peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kampung Meleset, Sabtu (9/11/2019) 

Maudu Lompoa melambangkan sejarah masuknya Islam di wilayah selatan pulau Sulawesi yang dibawa oleh para pedagang Arab.

Tradisi Nganggung

Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil didampingi Kepala Kantor Kemenag setempat Firmantasi saat menyantap makanan dari dulang raksasa saat acara nganggung HSN di Halaman Gedung Tudung Saji Kantor Wali Kota Pangkalpinang, Sabtu (22/10/2022).
Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil didampingi Kepala Kantor Kemenag setempat Firmantasi saat menyantap makanan dari dulang raksasa saat acara nganggung HSN di Halaman Gedung Tudung Saji Kantor Wali Kota Pangkalpinang, Sabtu (22/10/2022). (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Di Bangka Belitung Maulid Nabi digelar dengan acara Ngangung bersama.

Dalam tradisi nganggung hampir semua masyarakat ikut dalam kegiatan ini. 

Sehingga, nganggung bermakna menjaga tradisi, silaturahmi, memperkuat persaudaraan, membagikan rezeki kepada yang membutuhkan dan memperingati hari besar Agama Islam.

Masyarakat Melayu Bangka Belitung memiliki sebuah tradisi berharga yang disebut dengan Nganggung.

Tradisi ini melibatkan membawa makanan dari rumah masing-masing menuju tempat pertemuan besar dalam waktu tertentu.

Nganggung telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam budaya masyarakat setempat, diwariskan dari generasi ke generasi.

Pengertian Nganggung

Nganggung adalah tradisi yang dilakukan secara berbondong-bondong, di mana setiap keluarga membawa makanan dari rumah mereka ke lokasi pertemuan yang bisa berupa masjid, surau, langgar, atau lapangan.

Tradisi ini sering kali terjadi pada perayaan-perayaan agama Islam seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Nisfu Sya'ban, Muharram, Idul Fitri, Idul Adha, dan juga untuk merayakan panen.

Tradisi Nganggung juga disebut Sepintu Sedulang atau Selawang Sedulang di beberapa kampung, yang memiliki arti bahwa setiap rumah menyediakan makanan untuk dibagikan ke masjid atau balai desa, tempat berkumpulnya masyarakat kampung.

Selain acara keagamaan, tradisi ini juga dilakukan dalam berbagai acara sosial yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat kampung.

Tata Cara Nganggung

Biasanya, makanan yang akan dianggung disusun dengan rapi di atas dulang atau talam. Dulang ini bisa terbuat dari timah, kuningan, atau kayu. Piring-piring berisi nasi, lauk-pauk, buah-buahan, dan kue-kue diatur di atas dulang, kemudian ditutup dengan tudung saji.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved