Berita Bangka Tengah

Mengintip Usaha Ikan Asin Milik Ramli di Desa Batu Belubang, Produksinya Menembus Pasaran Kota Besar

Selain terkenal sebagai daerah penghasil rusip, Desa Batu Berlubang yang terletak di tepi pantai ini juga dikenal menjadi sentra produksi ikan asin

Bangkapos.com/Rifqi Nugroho
Ramli (52) saat menjemur ikan di pekarangan rumah miliknya yang dijadikan tempat produksi ikan asin, Senin (16/10/2023) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Desa Batu Belubang yang terletak di Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah memiliki banyak potensi hasil UMKM unggulan.

Selain terkenal sebagai daerah penghasil rusip, desa yang terletak di tepi pantai ini juga dikenal menjadi sentra produksi ikan asin yang banyak dipasok hingga ke luar Pulang Bangka.

Ketika kita menyusuri jalanan di desa itu, dengan mudah kita akan menjumpai hamparan berbagai jenis ikan yang sedang dijemur di pekarangan rumah milik warga.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Ramli (52), di bawah terik matahari dengan gesitnya pria paruh baya itu menyusun ikan yang telah melalui proses perebusan.

"Produksinya tiap hari, untuk jenis ikannya tergantung yang didapat saat di pelelangan ikan. Tapi yang banyak memang ikan teri, ciu atau juga cumi," ujar Ramli saat berbincang dengan Bangkapos.com, Senin (16/10/2023).

Bersama dengan dua karyawannya, dalam sehari ia mengaku bisa memproduksi ikan asin hingga hampir satu kwintal dengan omset hingga Rp.3 juta.

"Untuk proses perebusan dengan garam, paling cuma 10 menit. Setelah itu dijemur sekitar satu hari kalau panas seperti ini, paling banyak sehari 1 kwintal," sebutnya.

Untuk pemasaran, ia mengaku jika hasil pengolahan ikan asin miliknya itu suah bisa menembus pasaran di beberapa kota besar di luar Bangka Belitung.

"Hasil ikan asin disini (Desa Batu Belubang) banyak yang dikirim ke luar. Ada yang pasarnya ke Palembang, Lampung sampai Jakarta," tambahnya.

Akan tetapi ia menyebutkan usaha miliknya kerap kali harus menghadapi tantangan, seperti harga ikan asin di pasaran yang terkadang tidak stabil ataupun adanya pengaruh dari musim.

"Apalagi kalau harga garam mahal, atau ikan dari nelayan sedang sulit didapat. Belum lagi misal harganya murah, seperti sekarang hanya sekitar Rp30 ribu per kilogram," tukasnya.

(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved