Pilpres 2024
Profil 6 Tokoh Sulsel yang Gabung di Timnas Anies-Cak Imin, Ada Tamsil Linrung Hingga Abraham Samad
Tokoh-tokoh Sulsel itu bergabung sebagai asisten pelatih, dewan pakar, wakil bendahara umum, Deputi Kampanye Nasional, hingga juru bicara.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Evan Saputra
BANGKAPOS.COM- Inilah profil singkat enam tokoh politik Sulawesi Selatan (Sulsel) yang bergabung jajaran elite Tim Nasional Pemenangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Nama-nama skuad baru diumumkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Rumah Pemenangan Timnas AMIN, Jalan Diponegoro Nomor 10, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2023) sore.
Tokoh-tokoh Sulsel itu bergabung sebagai asisten pelatih, dewan pakar, wakil bendahara umum, Deputi Kampanye Nasional, hingga juru bicara.
Mereka yakni senator DPD RI Tamsil Linrung, mantan Ketua KPK Abraham Samad, mantan Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi.
Selanjutnya mantan Bupati Sidrap sekaligus Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu.
Mantan Ketua Umum IGI Muhammad Ramli Rahim, dan anggota DPRD Sulsel Ismail Bachtiar.
Berikut profil dan rekam jejak 6 tokoh Sulsel di Timnas Amin itu:
1. Tamsil Linrung
Anies Baswedan menunjuk Tamsil Linrung sebagai Asisten Pelatih Timnas AMIN.
Tamsil Linrung adalah putra kelahiran Pangkep 17 September 1961.
Latar belakangnya mantan aktivis mahasiswa IKIP Ujung Pandang (sekarang Universitas Negeri Makassar) era 1980-an.
Tamsil Linrung mantan anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Saat ini Tamsil Linrung menjabat senator DPD RI Dapil Sulsel.
"Terima kasih atas amanah ini, Alhamdulillah 4 nama yang disebut tadi, kami berempat sesungguhnya telah bekerja memenangkan capres cawapres Amin selama ini," kata Tamsil Linrung dalam pidatonya.
Tamsil mengatakan ia bersama Ahmad Ali, Ahmad Heryawan, dan Jazilul Fawaid segera tancap gas menjalankan tugas kepala pelatih dan asisten pelatin ini ke depan.
"Dengan amanah ini insyaallah kami akan lebih meningkatkan upaya untuk menyukeskan apa tujuan kita bersama agar jadi perubahan untuk Indonesia lebih baik," ujar Tamsil Linrung.
Tampil Linrung adalah politisi berlatar aktivis mahasiswa.
Dia menghabiskan masa mudanya dengan aktif berorganisasi.
Di bangku kuliah, Tamsil Linrung tampil sebagai aktivis mahasiswa pada masa pemerintahan Orde Baru.
Ia pernah dipercaya menjabat Ketua Umum Senat Mahasiswa FPIPS-IKIP Ujung Pandang.
Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Makassar periode 1983 sampai 1984.
Selanjutnya Ketua Umum LDMI Cabang Makassar 1984 sampai 1985, lalu Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam MPO 1988 sampai 1990.
Selepas kuliah, ketika teman-teman kampusnya sebagian besar menjadi guru, Tamsil Linrung memilih bidang politik sebagai kariernya.
Pada awal reformasi, Tamsil Linrung bergabung jadi kader Partai Keadilan Sejahtera.
Tamsil pertama kali terpilih menjadi anggota DPR RI pada Pemilu 2004 lalu.
Pada Pemilu 2009, dan 2014, Tamsil Linrung berhasil melenggang kembali ke DPR RI.
Di DPR RI, Tamril Linrung pernah dipercaya menjabat Wakil Ketua Badan Anggaran.
Pada Pemilu 2019 lalu, Tamsil Linrung memutuskan bertarung sebagai calon senator DPR RI.
Hasilnya, Tamsil Linrung meraih 455.137 suara.
Ia memastikan satu dari empat kursi DPR RI.
Adapun basis pendukung tebesar ada di Kota Makassar, Pangkep, Maros, Barru dan Parepare.
2. Abraham Samad
Abraham Samad dipercaya masuk dalam daftar Dewan Pakar Timnas Anies-Muhaimin.
Abraham Samad adalah seorang advokat yang pernah menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2015.
Dia merupakan ketua KPK termuda.
Sikap kritisnya mulai tumbuh di bangku SMP.
Sikap kritisnya ini kemudian tercermin dari sifatnya yang sangat tidak nyaman terhadap proses ketidakadilan yang dijumpainya.
Memasuki dunia kampus, Abraham semakin menemukan tempatnya untuk mengaktualisasikan diri.
Setelah menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar tahun 1992, Abraham sedikit goyah dalam penentuan karir profesi yang akan digelutinya kelak.
Pada satu sisi, ia sangat berkeinginan untuk menekuni profesi advokat, namun di sisi lain, ibunya lebih mengharapkan agar Abraham untuk menjadi seorang Birokrat.
Abraham memulai karirnya sebagai advokat dengan magang terlebih dahulu.
Sejak pertama kali menjejakkan kakinya dalam belantara penegakan hukum di Indonesia ia semakin memahami bahwa sistem hukum Indonesia belum berjalan sebagaimana mestinya.
Di Makassar, Samad dikenal sebagai aktivis antikorupsi.
Dia penggagas sekaligus Koordinator Anti Corruption Committee di Sulsel. Salah satu kasus korupsi yang pernah dia bongkar yakni kasus yang melibatkan walikota Makassar. Akibat langkahnya itu, rumah serta usaha milik istrinya pernah dirusak sekelompok orang.
Melalui LSM ini, Abraham ingin mendorong terciptanya sistem pemerintahan yang baik. Abraham juga pernah menjadi Tim Penasehat Hukum Komite Pemantau Legislatif (KOPEL) Sulawesi.
Dia menanggalkan profesinya sebagai advokat ketika mendaftar di panitia seleksi calon pimpinan KPK.
Selama uji kepatutan dan kelayakan, Abraham adalah calon yang berani berjanji akan mundur tanpa didesak jika satu tahun kepemimpinannya tidak membuahkan hasil.
3. Fatmawati Rusdi
Fatmawati Rusdi dipercaya sebagai wakil bendahara umum Timnas Anies-Muhaimin.
Fatmawati Rusdi Masse eks Wakil Wali Kota Makassar.
Nama wanita kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 9 Mei 1980 tersebut sudah tak asing terdengar di telinga masyarakat Sulawesi Selatan.
Ia istri Ketua DPW Nasdem Sulsel sekaligus Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Rusdi Masse.
Di bidang pendidikan, Fatmawati Rusdi diketahui merupakan lulusan dari SD Negeri 4 Benteng, Sidenreng Rappang (1992).
Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri Rappang dan lulus 1995.
Setelah itu, ia kembali mengenyam pendidikan di SMA Negeri 1 Rappang dan lulus tahun 1998.
Selanjutnya, ia meneruskan pendidikan dan berhasil meraih gelar sarjana dari Universitas Jayabaya pada 2012 dan kembali meraih gelar magister dari universitas yang sama pada 2018.
Fatmawati Rusdi Masse sebelumnya diketahui pernah duduk menjadi Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mewakili Dapil Sulawesi Selatan III.
Sebelumnya ia merupakan pengusaha kapal kargo.
Selain itu, mengambil peran sebagai Direktur PT Bayumas Jaya Mandiri.
Di DPR RI, Fatmawati bertugas di Komisi V yang membidangi perhubungan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, pembangunan pedesaan dan kawasan tertinggal.
Karir politiknya diawali dengan aktif berorganisasi di asosiasi pengusaha kapal, Indonesian National Shipowners Association (INSA) dan juga di Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia (GEFEKSI).
Di 2008 Fatmawati aktif dalam gerakan nasional Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sidrap dan juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Dharma Wanita Kabupaten Sidrap.
Pada tahun 2017, Fatmawati Rusdi sempat maju pada Pilkada 2018 di Sidrap sebagai Calon Bupati.
Sayangnya ia belum lolos pada tahap tersebut.
Kegagalan Fatmawati Rusdi juga sempat terjadi pada pemilihan legislatif tahun 2019.
Ia menjadi caleg dari partai NasDem.
Ia pun gagal melenggang ke Senayan karena hanya meraih 10.858 suara pribadi.
Ia kalah perolehan suara dengan Ahmad Sahroni yang mengantongi 69.196 suara.
Dari 8 kursi yang diperebutkan di Dapil DKI III, NasDem hanya mampu mengamankan satu kursi lewat Ahmad Sahroni.
Meski demikian kesempatannya berkarir di dunia politik nampaknya terus membuka peluang untuk dirinya tetap eksis.
Salah satunya saat dipinang menjadi Calon Wakil Wali Kota Makassar bersama Danny Pomanto.
Ia pun terpilih bersama pasangan untuk menjabat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar periode 2021-2024.
Dengan majunya sebagai bakal Caleg DPR RI dari Partai NasDem Fatmawati Rusdi Masse pun harus mundur dari jabatan Wakil Wali Kota.
4. Rusdi Masse
Di Timnas Anies-Muhaimin Rusdi Masse menjabat sebagai Deputi Kampanye Nasional.
Saat ini Rusdi Masse merupakan Ketua Nasdem Sulsel.
Rusdi Masse Mappasessu adalah anggota DPR RI dari Fraksi NasDem periode 2019-2024 dari Dapil Sulawesi Selatan III.
Ia populer disapa dengan akronim namanya, RMS.
Dalam berbagai kesempatan, ia kerap menceritakan kisah kariernya yang dimulai dari nol.
Rusdi yang selalu mengatakan bahwa ia berasal dari orang biasa saja, bukanlah sebuah hal yang perlu ditutup-tutupi, melainkan sebagai motivasi dalam menggapai hidup yang telah ia torehkan.
RMS selalu mengingat dari mana ia berasal agar selalu paham tujuan akhir dari semua capaian yang telah dilakukan.
Pria kelahiran Rappang 3 Maret 1973 ini mengawali kiprah politiknya sebagai anggota DPRD Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) periode 2004-2009.
Namun, di tengah masa jabatannya sebagai anggota DPRD, masyarakat Sidrap menghendakinya menjadi bupati.
Atas dukungan tersebut, Rusdi menjabat sebagai bupati Sidrap selama dua periode, yakni pada 2008 hingga 2018.
Ia pernah tercatat sebagai bupati termuda di Indonesia pada tahun 2009 (pada waktu itu RMS berusia 35 tahun) yang berhasil menorehkan pembangunan di wilayahnya.
Pada masa kepemimpinannya di Sidrap, hasil pembangunan yang ia torehkan adalah pembangunan sirkuit balap motor bertaraf internasional.
Di kampung halamannya, RMS dikenal sebagai tokoh dan anutan kalangan anak muda, terutama yang hobi di dunia balap dan otomotif.
Tidak banyak yang tahu bahwa kiprah RMS di dunia politik ia pelajari secara otodidak.
Pengalaman hidup pada masa remaja yang cukup memprihatin menjadikannya tangguh dalam kehidupan bermasyarakat.
RMS muda hanya bermodalkan uang puluhan ribu rupiah, ia hijrah dari Sulawesi yang mencoba bertaruh hidup di Jakarta.
Di Ibu Kota, ia hidup menjalani profesi sebagai buruh dan sopir truk. Ketekunannya untuk menggapai kesuksesan, pada awalnya ia jalani dengan berbisnis angkutan pelayaran.
Sukses di usaha angkutan antarpulau itu, membuat Rusdi melakukan pengembangan usaha dalam skala yang lebih besar.
Ide dan membuat perubahan di kampung halaman Kabupaten Sidrap mulai terpikirkan hingga akhirnya sukses merebut tongkat kepemimpinan di Sidrap sejak 2008.
5. Ramli Rahim
Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn) Muhammad Ramli Rahim ditunjuk sebagai salah satu Juru Bicara Tim Nasional (Timnas) AMIN.
Ramli Rahim merupakan putra asal Sulsel.
Ia menyelesaikan pendidikan tinggi di Universitas Hasanuddin.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Cawapres Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam Konferensi Pers Timnad AMIN yang juga dihadiri Capres Anies Baswedan di Jakarta, Senin (21/11/2023) sore.
MRR, akronim nama Muhammad Ramli Rahim, adalah putra Sulsel kelahiran Maros yang pernah menjadi Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI).
Keterlibatannya sebagai relawan untuk mengusung nama Anies Baswedan dimulai sejak awal tahun 2021 silam. Awalnya, ia mendirikan simpul relawan bernama Jaringan Nasional Relawan Milenial Anies atau Mileanies.
Tetapi karena terus berkembang dan tidak lagi memadai sebagai wadah menampung semua kalangan, termasuk non-milenial, maka mulailah terbentuk simpul relawan lain seperti Relawan Anies Baswedan Bagian Timur Indonesia (Relabatin) dan seterusnya.
Oleh MRR yang juga alumnus Universitas Hasanuddin, pertumbuhan simpul relawan yang terus terjadi, kemudian disatukan dalam payung nasional bernama Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn).
KoReAn kini menanungi lebih dari 250 simpul relawan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, dan menjadi salah satu kekuatan relawan Anies Baswedan yang terbesar dan paling solid di Indonesia.
6. Ismail Bachtiar
Nama Ismail Bachtiar tercantum sebagai salah satu juru bicara atau jubir Anies-Muhaimin yang dibacakan pada, Selasa (21/11/2023).
Diketahui Ismail Bachtiar saat ini berstatus sebagai anggota DPRD Sulsel dari Partai Keadilan Sejahtera.
Sebelum terjun ke dunia politik Ismail Bachtiar dikenal sebagai pemuda yang konsen di bidang pendidikan dengan mendirikan Rektor Institute.
Ismail Bachtiar merupakan alumni Universitas Hasanuddin atau Unhas.
Pemuda asal Desa Arasoe, Ismail Bachtiar terpilih sebagai legislator Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Sulsel dari daerah pemilihan (dapil) VII Sulsel.
Ismail maju melalui Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia mendapatkan suara sebanyak 15.309 dari 34.416 suara keseluruhan.
Pendiri Rektor Institute ini adalah pendatang baru dari PKS.
Ia banyak prestasi di dunia bisnis dan pendidikan mengantarkan pria kelahiran Bone, 3 Juli 1993 ini menjadi satu dari 10 pemuda yang memiliki pengaruh di Sulawesi Selatan versi Tribun Timur dan masuk dalam deretan pemuda inspiratif Makassar oleh Makassar Terkini, pada hari Sumpah Pemuda 2016 lalu.
Perjalanan seorang Ismail Bachtiar yang memulai segalanya dari bawah patut kita teladani.
Pemuda yang akrab di sapa Ismail ini, merupakan pendiri Rektor Institute, sebuah lembaga pendidikan informal yang membantu mendampingi persiapan calon mahasiswa baru dan telah mendampingi ribuan peserta di seluruh Indonesia.
Selain itu, lembaga ini juga menyediakan beasiswa bantuan pendidikan untuk anak muda Indonesia yang memiliki pengalaman organisasi, prestasi dan motivasi tinggi untuk berbisnis.
Ismail menjadi salah satu orang dekat Sandiaga Uno pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Ia selalu menjadi penggagas acara Sandi ketika berkunjung ke Sulawesi Selatan.
Puncaknya adalah saat dia mengumpulkan ribuan pengusaha muda pada ajang Indonesia Young Entrepreneurship di Makassar.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)
PDIP Ajukan Gugatan ke PTUN, Sebut Gibran Bisa Batal Dilantik Jadi Wapres Jika KPU Langgar Hukum |
![]() |
---|
Pelantikan Presiden Tetap di Jakarta Bukan di IKN, MPR Revisi Tata Tertib Pelantikan |
![]() |
---|
Reaksi Titiek Soeharto saat Ditanya Apakah Bersedia Jadi Ibu Negara Dampingi Presiden Prabowo |
![]() |
---|
Apa Kata Anies Baswedan Ketika Ditanya soal Rekonsiliasi dengan Prabowo : Kita Teman Demokrasi |
![]() |
---|
Usai Putusan MK Tolak Gugatan, Kubu Anies dan Ganjar Kini Beri Selamat Kepada Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.