Program Electrifying Agriculture PLN Tumbuh 25 Persen, Begini Komentar dari Pelanggannya

Program EA merupakan inovasi PLN untuk mengajak pelaku di sektor agrikultur untuk beralih menggunakan alat-alat dan mesin produksi berbasis listrik

Penulis: Iklan Bangkapos | Editor: Ardhina Trisila Sakti
Istimewa
Haryati, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) D’Shafa (kanan) saat menjelaskan tentang pemanfaatan Internet of Things (IoT) di Edufarm Malakasari yang bisa meningkatkan hasil panen sebesar 60% kepada General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Lasiran (kiri). 

BANGKAPOS.COM, JAKARTA -- Jumlah pelanggan Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) meningkat sekitar 25 persen hingga akhir tahun 2023, dari 193.058 pelanggan menjadi 241.700 pelanggan.

Program Electrifying Agriculture (EA) ini semakin diminati para pelaku usaha di sektor agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan hingga peternakan.

Program EA merupakan inovasi PLN untuk mengajak para pelaku di sektor agrikultur untuk beralih menggunakan alat-alat dan mesin produksi berbasis listrik sehingga lebih maju dan modern.

Kelompok Wanita Tani (KWT) D’Shafa, satu di antara pelanggan program EA di Jakarta Timur telah merasakan manfaat dari inovasi teknologi berbasis listrik ini. Dengan metode smart farming yang digunakan di Agroeduwisata Edufarm Malakasari, membuat omzetnya meningkat dari sebelumnya rata-rata Rp80 juta menjadi Rp 125 juta setiap bulan.

Ketua KWT D'Shafa Haryati menyampaikan, hasil panen Edufarm Malakasari naik 60 persen dari sebelumnya 50 kilogram (kg) menjadi 80 kg setelah menggunakan smart farming.

"Pakai smart farming ini alhamdulillah kemarin pas musim panas, lokasi lain ada yang panennya tidak maksimal bahkan gagal panen, tapi di Edufarm Malakasari ini malah panennya bisa berkali lipat," kata Haryati.

Program EA juga mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha penggilingan padi Usaha Dagang (UD) 2 Putri di Demak, Jawa Tengah. Pemilik UD 2 Putri, Nurul, mengaku berhasil meningkatkan produksi penggilingan padi dua kali lipat sejak beralih dari mesin penggilingan padi berbahan diesel ke listrik.

“Sebelum menggunakan listrik, kami menggiling padi hanya 5 ton per hari, setelah menggunakan listrik produksi kami meningkat dua kali lipat, menjadi 10 ton per hari,” ujar Nurul.

Nurul menambahkan, sejak melakukan penambahan daya dari 105 kiloVolt Ampere (kVA) menjadi 197 kVA pada bulan Juni 2023, pengoperasian dan kontrol mesin menjadi lebih mudah, biaya lebih murah, lingkungan kerja yang lebih bersih serta ketersediaan daya yang lebih stabil.

Penggilingan padi UD 2 Putri yang memiliki kapasitas daya listrik 197 kVA di Desa Jogoloyo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Berdasarkan data pemilik, dengan beralih ke listrik dapat meningkatkan produktivitas usahanya dan biaya operasional menjadi lebih efisien.
Penggilingan padi UD 2 Putri yang memiliki kapasitas daya listrik 197 kVA di Desa Jogoloyo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Berdasarkan data pemilik, dengan beralih ke listrik dapat meningkatkan produktivitas usahanya dan biaya operasional menjadi lebih efisien. (Istimewa)

 

Hal serupa diungkapkan oleh Manager Produksi PT Niki Tunggal di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Didik yang merasakan produktivitas budidaya ayam meningkat hingga 20 persen dan dapat menghemat biaya produksi dengan menggunakan listrik PLN. Untuk 1.000 ekor ayam petelur setelah 12 minggu pemeliharaan dalam kandang listrik bisa menghasilkan 10.000 telur, dari sebelum menggunakan listrik PLN hanya menghasilkan 8.000 telur.

“Setelah pakai listrik PLN, biaya produksi turun 15 persen sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi. Kelebihan lainnya panas dari listrik ini sangat optimal untuk menjaga suhu dan kelembaban kandang ayam, terlebih kami juga menyediakan pakan dan air secara otomatis menggunakan listrik,” pungkas Didik.

20240105 Usaha budidaya ayam
Usaha budidaya ayam di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, PT Niki Tunggal merasakan produktivitas budidaya ayam meningkat hingga 20 persen dan dapat menghemat biaya produksi dengan menggunakan listrik PLN. Untuk 1.000 ekor ayam petelur setelah 12 minggu pemeliharaan dalam kandang listrik bisa menghasilkan 10.000 telur, dari sebelum menggunakan listrik PLN hanya menghasilkan 8.000 telur.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, melalui program EA, PLN ingin mendukung pelaku usaha di sektor agrikultur untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional yang berujung pada peningkatan keuntungan. Program ini juga membuat kegiatan usaha dari pelaku bisnis menjadi lebih ramah lingkungan.

"Melalui program ini, kami berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Kami yakin dengan penggunaan berbagai inovasi teknologi agrikultur berbasis listrik membawa pelaku usaha menjadi lebih modern yang membuat produktivitas mereka meningkat signifikan dibandingkan dengan menggunakan energi fosil," ungkap Darmawan.

Hingga akhir tahun 2023, total daya tersambung program EA sebesar 3.647 Mega Volt Ampere (MVA) atau tumbuh sekitar 16 persen dari 2022 sebesar 3.128 MVA.

Halaman
12
Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved