Berita Pangkalpinang

Cuan Bisnis Durian Menggiurkan, Durian di Kebun Dokter Ase Sudah Dipesan Sebelum Panen

Tak jarang durian-durian jenis tersebut banyak yang sudah dipesan bahkan diborong oleh pembeli meskipun belum jatuh dari pohonnya.

|
Penulis: Arya Bima Mahendra | Editor: M Ismunadi
Bangkapos.com/dokumentasi
Ase Ardianto, penggiat durian Bangka saat ditemui di kebunnya, Minggu (21/1/2024). 

Lanjut dia, untuk bibit durian jenis ST Klamunod dan Namlung tersebut dijual keluar dengan kisaran harga Rp40-50 ribu per batang dengan tinggi 40-50 cm.

"Makanya ada teman saya omset dari jualan bibit dalam setahun itu sampai sekitar Rp1 miliar," sambungnya.

Adapun pohon durian yang pucuknya sudah bisa dipotong dan dijadikan bibit adalah yang berumur sekitar 1,5-2 tahun.

Sedangkan untuk berbuah sendiri, umumnya pohon durian baru berbuah pada usia 4-5 tahun, tergantung seberapa besar bibit tanam awal.

"Jadi sambil nunggu berbuah, bibit dari pohonnya juga bisa dijual," tambahnya.

Oleh karena itu, dr. Ase berujar bahwa berkebun durian bisa menjadi pilihan yang menjanjikan untuk masa depan.

Baca juga: Dua Jenis Durian Bangka Terdaftar di Kementerian, ST Klamunod Dapat Sertifikasi Tahun 2023

Kendati demikian, dia menegaskan bahwa berkebun durian harus dimulai dengan rasa suka dan rasa cinta terlebih dahulu.

Pasalnya, diperlukan perawatan secara ekstra dan intensif dalam berbagai aspek seperti pemupukan, penyiraman dan lain-lain.

Pemberian pupuk sendiri harus dibedakan, yakni pada fase pertumbuhan dan fase berbuah. Diakui dr. Ase, dirinya sendiri menggunakan pupuk kimia dan pupuk organik.

"Kalau pupuk kimia saya pakai NPM sama KCL, ngasihnya (mupuknya) itu sebulan sekali. Kalau organik 6 bulan sekali," ujarnya.

Begitupun dengan proses penyiraman yang juga penting untuk diperhatikan. Pasalnya kata dia, durian merupakan tumbuhan yang memerlukan dan menyerap banyak air.

"Kalau musim hujan kayak sekarang ini enggak perlu disiram. Tapi kalau kemarau kayak kemarin, tiga hari sekali itu harus disiram. Makanya harus siapin sumber airnya," terangnya.

Oleh karena itu, menurut dr. Ase, menanam durian harus dilakukan secara serius dan tidak bisa jika hanya dilakukan sesaat dan ikut-ikutan semata.

"Jadi enggak bisa kalau hanya tanam, setahun dua tahun rajin (merawat-red), tapi setelah itu ditinggal," imbuhnya.

(Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved