Berita Bangka Tengah
Atasi Permasalahan Sampah, Pemkab Basel Segera Operasionalkan Mesin Pemilah Buatan Lokal
Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung terus berupaya untuk menekan produksi sampah di tengah masyarakat.
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: khamelia
BANGKAPOS.COM, BANGKA – Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung terus berupaya untuk menekan produksi sampah di tengah masyarakat.
Selain masyarakat diminta untuk bisa memilah sampah, kali ini terobosan baru juga terus dilakukan. Di mana dengan akan segera menghadirkan mesin pemilah sampah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka Selatan, Agung Prasetyo Rahmadi mengatakan, pihaknya masih terus berupaya agar sampah bisa diolah dan kemudian mempunyai value atau nilai baru. Sehingga sampah tidak lagi mencemari lingkungan dan tidak langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Caranya dengan menghadirkan mesin pemilah sampah.
“Kita sudah mulai melakukan uji coba penggunaan mesin pemilah sampah. Ini menjadi inovasi DLH dalam menangani permasalahan sampah saat ini,” kata dia di Toboali, Selasa (23/1/2024).
Agung Prasetyo bilang, saat ini pengembangan mesin pemilah sampah terus dilakukan, bahkan baru-baru ini telah dilakukan percobaan.
Mesin pemilah sampah yang merupakan rakitan asli teknisi asal Toboali atau yang kesehariannya bekerja sebagai tukang las, akan tetapi kreativitasnya sangat luar biasa. Dengan kepeduliannya atas permasalahan sampah, dirinya berhasil membuat mesin tersebut.
Pada percobaan yang dilakukan pada Minggu (21/1) kemarin dari total 133 kilogram sampah campuran mampu terpilah. Hanya membutuhkan waktu pemilahan sekitar 15-20 menit, terkumpul sekitar lima kilogram sampah anorganik dan 128 kilogram sampah organik. Mesin pemilah sampah tersebut bagian dari solusi untuk menjadikan sampah berdaya guna dan bernilai ekonomis.
“Mesin ini diperuntukkan memilah sampah organik dan anorganik sebelum dikirim ke TPA sampah. Nanti sampah organik kita olah lagi, begitu pula dengan sampah anorganik,” jelas Agung.
Lebih jauh ungkapnya, DLH terus melakukan uji coba terhadap mesin pemilah sampah hasil inovasi para pekerja kreatif lokal tersebut. Semua itu untuk penyempurnaan, imbasnya salat diketahui kekurangan dan kelebihan mesin itu. Termasuk spesifikasi yang harus sesuai dengan peruntukannya ke depan. Rencananya mesin itu akan bekerja secara komersial dalam waktu dekat.
Pemanfaatan mesin tersebut sebagai upaya menanggulangi masalah sampah yang masuk ke TPA dari tahun ke tahun semakin menggunung. Pihaknya juga turut mengikutsertakan masyarakat guna memilah sampah langsung dari sumbernya.
Pemkab Bangka Selatan memiliki wacana apabila masyarakat bisa melakukan pemilahan sampah langsung dari sumbernya, maka tidak akan dikenakan biaya retribusi pengangkutan sampah. Dengan sampah yang berhasil dipilih langsung dari sumbernya juga turut membantu dalam menanggulangi sampah.
“Nantinya sampah organik bisa dijadikan pakan maggot dan dijadikan pupuk organik. Sedangkan sampah anorganik yang bisa didaur ulang akan kita masukkan ke bank sampah,” sebutnya.
Meskipun begitu kata Agung, berbagai macam inovasi ihwal sampah terus diupayakan. Jangan sampai permasalahan sampah justru menjadi momok menakutkan di kemudian hari. Sehingga sedini mungkin penanganan sampah harus dilakukan dengan melibatkan peran serta masyarakat.
“Kita terus lakukan berbagai inovasi, saat ini kita juga telah melakukan pendataan terhadap objek retribusi sampah. Dengan begitu diharapkan kesadaran masyarakat semakin tinggi untuk membuang sampah pada tempatnya,” pungkas Agung. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
| Program GENTING Berhasil Atasi Masalah Stunting di Bangka Belitung |
|
|---|
| PGRI Bangka Tengah Bakal Semarakkan HUT ke-80 dengan Lomba Antar Guru hingga Seminar Pendidikan |
|
|---|
| Panitia Seleksi JPT Pratama Bangka Tengah Cari Eselon II untuk Atasi Masalah Keuangan Daerah |
|
|---|
| Pemkab Bangka Tengah Buka Seleksi Terbuka untuk 7 Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama |
|
|---|
| DPRD Bangka Tengah Minta PT Timah Libatkan Masyarakat Menambang Timah di Merbuk, Punguk dan Kenari |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.