Berita Pangkalpinang

Pentingnya Memahami Pendidikan Anak Disabilitas, Alfisyah: Mereka Punya Potensi yang Berbeda-Beda

Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, mereka juga punya hak untuk belajar dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. 

Editor: khamelia
(Bangkapos.com/GogoPrayoga).
PLt Kepala Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Babel, Alfisyah. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Anak disabilitas pada dasarnya tak lepas untuk memiliki keistimewaan dan kelebihan layaknya anak pada umumnya. 

Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, mereka juga punya hak untuk belajar dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. 

Hal ini diyakini oleh Alfisyah, PLt Kepala Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Babel. 

Menurutnya semua semua anak khususnya disabilitas merupakan karunia dari Tuhan yang harus disyukuri dan dididik. 

"Anak-anak ini semuanya karunia dari Tuhan. Terlebih disabilitas, mereka ini istimewa," kata Alfisyah kepada bangkapos.com, Jumat (26/1/2024). 

Sebagai seorang yang juga berkecimpung di dunia berkebutuhan khusus, Alfisyah menjelaskan bahwa setiap anak disabilitas juga memiliki kemampuan otak yang berbeda-beda. 

"Sebenarnya kita perlu melihat lagi secara langsung. Di SLB mereka anak-anak memang tetap belajar seperti literasi, numerasi melalui guru PLB tadi. Namun pada dasarnya banyak kita temukan tingkat IQ anak-anak ini berbeda. Misal kalau tuna grahita iya memang IQ nya kurang dari 70, cuma untuk tuna netra, tuna rungu, tuna daksa itu kan belum tentu IQ nya dibawah rata-rata. 

Menurutnya, sebagian dari mereka yang disabilitas sebenarnya perlu perhatian untuk dididik normal sebagaimana anak pada umumnya, mengingat tidak semua dari mereka yang tergolong memiliki IQ rendah. 

"Mereka yang IQ rata-rata ini sebenarnya bisa belajar sampai kuliah. Nah mereka ini punya potensi untuk kita gali dalam ilmu-ilmu lain karena secara kemampuan otak mereka sama dengan orang biasa, bahkan bisa lebih dari kita. Cuma memang hingga saat ini kementerian itu fokus untuk penanganan disabilitas melalui guru kelas seperti guru SD, belum melalui guru mapel," terangnya. 

Untuk itu Alfisyah menjelaskan, salah satu cara yang bisa mereka coba nantinya adalah dengan belajar dari SLB percontohan. 

"Jadi sebagai pembelajaran kita, kita pernah studi tiru ke Jogja, ke SLB Karnnamanohara, sekolah swasta khusus tuna runu. Memang mereka hanya menerima anak yang IQnya diatas 70. Namun anak-anak yang lulus tadi benar-benar mereka kaderkan belajarnya sampai kuliah. 

Karena IQ mereka juga sama dengan orang normal dan mereka bisa belajar dan bersaing sebenarnya. Mereka juga dilatih untuk mengeluarkan suara, agar terbiasa untuk bicara walaupun tidak sepenuhnya jelas. 

Kita belajar dari situ, dan harapan kita ke depan anak-anak disabilitas yang ada di Babel juga bisa untuk seperti itu. Tidak secara negatif kita pisahkan, namun untuk mereka yang punya potensi lebih, misalnya IQ tadi bisa untuk kita usaha kembangkan, supaya jalan mereka juga bisa panjang, tidak hanya lulus di SLB saja, namun juga bisa sampai kuliah," pukasnya. 

(Bangkapos.com/gogo)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved