Sempat Dilarang Pemerintah, Ini Alasan Kenapa ada Kembang Api dan Petasan di Tahun baru China Imlek

Sempat Dilarang Pemerintah China di Beijing, Ini Alasan kenapa ada Kembang Api dan petasan di Tahun baru China Imlek

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: Evan Saputra
Dok Bangka Pos
Indahnya Percikan Kembang Api di Malam Pergantian Tahun di Pangkalpinang 

Menurut kalender Lunar, Festival Musim Semi jatuh pada tanggal 1 Januari dan berlangsung hingga tanggal 15 (bulan purnama).

Tidak seperti hari libur barat seperti Thanksgiving atau Natal, ketika Anda mencoba menghitungnya dengan kalender matahari (Gregorian), tanggalnya ada di semua tempat.

Tahun Baru Imlek berkisar dari 21 Januari hingga 20 Februari. Pada tahun 2019, jatuh pada tanggal 5 Februari.

Kalender Cina modern menggunakan kalender Gregorian tetapi termasuk hari libur lunar.

Kalender lunar masih sangat penting di Cina, meskipun secara resmi telah dipindahkan ke kalender Gregorian seperti di seluruh dunia.

Semua hari libur tradisional dan hari-hari seperti Winter Solstice dirayakan.

Beberapa orang masih menghitung hari ulang tahun dan usia mereka menurut kalender lunar juga!

3. Hari untuk berdoa kepada dewa

Pengurus Kelenteng Jaya Bhakti, yang terletak di Desa Rebo Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Minggu (28/1/2024) membersihkan tempat ibadah mereka persiapan merayakan Imlek 2024.
Pengurus Kelenteng Jaya Bhakti, yang terletak di Desa Rebo Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Minggu (28/1/2024) membersihkan tempat ibadah mereka persiapan merayakan Imlek 2024. (Bangkapos.com/Deddy Marjaya)

Festival Musim Semi pada awalnya merupakan hari seremonial untuk berdoa kepada dewa untuk musim tanam dan panen yang baik.

Sebagai masyarakat agraris, panen adalah segalanya.

Orang-orang juga berdoa kepada leluhur mereka, karena mereka diperlakukan sebagai dewa (lihat Mulan untuk referensi).

4. Melawan monster

Tapi mitosnya jauh lebih menarik. Menurut salah satu legenda, ada monster bernama Nian (年). Itu akan terjadi setiap Malam Tahun Baru.

Kebanyakan orang akan bersembunyi di rumah mereka. Tapi seorang anak laki-laki cukup berani untuk melawannya dengan menggunakan petasan.

Keesokan harinya, orang-orang merayakan kelangsungan hidup mereka dengan menyalakan lebih banyak petasan. Dan latihan itu menjadi bagian penting dari Festival Musim Semi.

Halaman
1234
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved