Cara Mendidik Anak agar Tidak Tumbuh jadi Tukang Bully

Seorang anak mungkin merasa tidak aman terhadap hal lain dan menggunakan penindasan sebagai cara untuk merasa penting dan diperhatikan...

THINKSTOCK.COM
Ilustrasi Bully. Berikut ini tips mendidik anak agar tidak jadi pelaku bullying 

Namun faktanya, siapa pun bisa menjadi pelaku intimidasi, tanpa memandang jenis kelamin, ras, usia, atau ukuran tubuh. Dan penindasan dapat terjadi di mana saja – mulai dari kelas olahraga hingga secara online.

Cyber bullying bahkan cenderung terjadi secara rahasia dan lebih sulit dideteksi.

“Saya pikir satu hal yang harus dipahami orangtua adalah bahwa anak-anak bisa menjadi pelaku bully dan korban – semuanya terjadi pada saat yang sama,” jelas Dr. Lee.

“Seorang anak mungkin merasa tidak aman terhadap hal lain dan menggunakan penindasan sebagai cara untuk merasa penting dan diperhatikan.” Dan jika anak Anda menjadi seorang pelaku bully, penting untuk menyadari bahwa Anda tidak mempunyai anak yang nakal — anak mungkin hanya menggunakan penindasan sebagai strategi untuk menghadapi situasi atau melindungi diri mereka sendiri.

Baca juga: Enam Cara Merawat Rambut Kering Menurut Pakar, Bisa Dicoba Sendiri di Rumah

Baca juga: Cara Bikin Stiker WhatsApp di iPhone, Mudah dan Gampang Lho

Tips mendidik anak agar tidak menjadi pelaku bully

Kapan sebaiknya kita mulai berbicara dengan anak tentang perilaku bully? Dr. Lee menyarankan melakukannya sejak dini dengan mengajari anak beberapa keterampilan dasar – sejak usia prasekolah ketika anak mulai menjalin persahabatan dengan orang lain.

“Seiring bertambahnya usia, kita harus mulai mengajari anak tentang mengendalikan emosi,” kata Dr. Lee.

“Kita perlu melakukan percakapan berulang-ulang – ini adalah proses berkelanjutan untuk mengajari mereka tentang pengendalian diri sosial dan emosi.”

Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan.

  • Tanamkan rasa hormat dan kebaikan

Kita mungkin sering mengajarkan pada anak soal bagaimana menghormati orang dewasa.

Nah, pastikan juga mengajarkan bahwa mereka perlu menghormati semua orang, termasuk anak-anak lain, dan bahwa mereka perlu memperlakukan orang dewasa dengan baik.

“Kita harus selalu mengajarkan tentang kebaikan dalam setiap interaksi dengan anak-anak,” kata Dr. Lee. “Memuji perilaku dan tindakan mereka sebagai baik, suka membantu, dan lembut adalah cara yang baik untuk menanamkan kebaikan dan rasa hormat.”

  • Ajarkan bahasa emosional

Belajar sejak usia dini bahwa kita semua memiliki emosi dapat membantu anak melatih cara berkomunikasi dengan orang lain dan memahami perasaan orang lain.

Beri label pada emosi untuk membantu anak-anak mengidentifikasi apa yang mereka rasakan ketika sesuatu terjadi. Misalnya, kita bisa berkata, 'Itu membuatmu sangat marah. Ibu tahu kamu tidak suka kalau Ibu mengambil mainanmu.'
"Kita juga harus memberi label pada pengalaman emosional yang positif seperti “Aku merasa senang saat kamu memelukku,” atau “Kami merasa bahagia saat bermain bersama,'” ujar Dr. Lee.

“Ini juga membantu anak-anak memahami bahwa orang lain juga mempunyai kondisi emosional.”

  • Tekankan sisi positif anak

“Berikan banyak perhatian pada perilaku positif. 'Terima kasih telah membantu. Terima kasih telah mendengarkan,'” saran Dr. Lee.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved