Cara Mendidik Anak agar Tidak Tumbuh jadi Tukang Bully

Seorang anak mungkin merasa tidak aman terhadap hal lain dan menggunakan penindasan sebagai cara untuk merasa penting dan diperhatikan...

THINKSTOCK.COM
Ilustrasi Bully. Berikut ini tips mendidik anak agar tidak jadi pelaku bullying 

“Saat anak suka menentang dan tidak pernah mendengarkan, hal pertama yang perlu diajarkan kepada mereka adalah perhatian positif.”

Dia menambahkan bahwa untuk setiap koreksi atau hukuman yang kita berikan, berikan lima hingga 10 contoh untuk memberi tahu mereka apa yang mereka lakukan dengan benar.

Perhatian positif jauh lebih kuat dalam membentuk perilaku dibandingkan perhatian negatif, hukuman atau koreksi.

Dengan cara ini, anak akan memandang dirinya secara positif dan juga memahami perilaku yang positif.

Bila ia selalu dicap negatif, hal itulah yang akan menjadi "brand" dirinya.

  • Ajak menenangkan diri

Anak bukanlah malaikat yang sempurna terus menerus, jadi pada saat-saat ketika mereka mungkin mengalami masalah, perdebatan atau kemarahan pada orang lain, Dr. Lee mengatakan jangan terlalu memperhatikan perilaku negatifnya.

“Gunakan waktu istirahat sebagai cara untuk menenangkan diri. Hilangkan semua perhatian, dan berikan waktu pada anak untuk menenangkan diri,” sarannya.

“Segera keluarkan anak dan objek penyebab konflik dari situasi tersebut tanpa banyak bicara. Setelah semuanya beres, kita baru dapat memecahkan masalah.”

  • Perkenalkan cara memecahkan masalah

Jika anak berulang kali memukul adiknya, dan sudah berulang kali diberi tahu untuk menghentikannya, namun perilaku tersebut terus berlanjut, coba lakukan pemecahan masalah bersama-sama untuk mencari tahu alasannya.

“Tanyakan, ’Kamu terus memukuli adikmu. Ada apa?’ Dengan melakukan ini, kita mengajari anak untuk menyebutkan masalahnya, dan kita mendapatkan sudut pandang mereka,” jelas Dr. Lee.

“Kemudian, dengan berbekal gambaran lengkap – mungkin sang adik merusak mainan saudaranya – kita dapat menemukan solusi bersama-sama.”

  • Kenali teman-teman mereka

Perhatikan lingkaran pertemanan anak. Ini bukan berarti menguping percakapan mereka, namun amati bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain.

Hal tersebut dapat membantu orangtua mempelajari banyak hal tentang dinamika dalam grup.

“Orangtua adalah guru pertama bagi anak-anak,” kata Dr. Lee. “Orangtua juga dapat terus mengajarkan tentang kepedulian satu sama lain dengan menjadi teladan positif bagi teman-teman anak mereka.”

Bagaimana jika anak kita yang jadi korban?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved