Berita Pangkalpinang
BPS: Beras Menjadi Penyumbang Inflasi Tertinggi di Babel pada Februari 2024, Beri Andil 0,34 Persen
Beras Masih Menjadi Komoditi Penyumbang Inflasi Tertinggi di Bangka Belitung Pada Februari 2024, Beri Andil Inflasi Sebesar 0,34 Persen
Penulis: Sela Agustika | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Angka inflasi Februari 2024 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( Babel ) mengalami inflasi bulanan atau month to month (m-to-m) sebesar 0,39 persen dan inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,51 persen.
Angka inflasi bulanan ini tercatat lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi Januari 2024 yang hanya sebesar 0,13 persen secara (m-to-m).
Berdasarkan data hasil rilis berita resmi statistik (BRS) pada hari ini, Jumat (1/3/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan komoditas beras memberikan andil tertinggi terhadap inflasi m-to-m pada Februari 2024 yakni sebesar 0,34 persen.
Kemudian komoditi lainnya yang ikut memberikan andil inflasi antara lain tahu mentah, cabai merah, ketimun, kacang panjang, cumi-cumi dan lainnya.
“Dari sekian banyak komoditas, beras memiliki andil besar terhadap inflasi sebesar 0,34 persen. Untuk itu kebutuhan beras kita perlu disikapi karena beras ini adalah kebutuhan pokok, harusnya pemerintah bisa memberikan suplai yang pas walaupun dari import turun untuk mempertahankan ketahanan pangan, dan bisa terpenuhi,” ungkap Kepala BPS Babel, Toto Haryanto usai rilis data BRS, Jumat (1/3/2024).
Baca juga: Tak Hanya Beras, Harga Pangan Lain Terus Naik Jelang Ramadan
Baca juga: PT. RMA Ungkap Kurangnya Stok Jadi Pengaruh Utama Harga Beras Medium Masih Tinggi
Disampaikan Toto, preverensi masyarakat akan konsumsi beras premium di Bangka Belitung sangat tinggi. Hal ini menjadi satu diantara penyebab beras memberikan andil inflasi terbesar ketika terjadi kenaikan harga.

“BPS melakukan survei perilaku masyarakat konsumsi beras, yang mana lokus kita adalah pasar. Dari survei yang kita lakukan 40 persen penduduk di Babel ini mengkonsumsi beras kualitas medium dan premium sisanya yang biasa,” tuturnya.
Toto menjelaskan, kelompok makanan, minuman ini secara dinamis memang memiliki andil inflasi terbesar mengingat makanan merupakan kebutuhan pokok yang menyangkut suplay dan demand.
“Pemerintah bisa mengendalikan inflasi bahan pokok ini melalui operasi pasar, bantuan sosial. Hal ini dapat dilakukan dalam upaya menstabilkan kondisi perekonomian,” ujarnya.
Sementara itu secara y-on-y inflasi tertinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terjadi di Tanjung Pandan sebesar 3,14 persen dengan IHK sebesar 105,57 sedangkan inflasi y-on-y terendah terjadi di Kabupaten Belitung Timur sebesar 0,25 persen dengan IHK sebesar 103,48. (BangkaPos.com/Sela Agustika)
UNMUH Babel Rayakan Milad ke 14, Rektor Harap jadi Perguruan Tinggi yang Makin Dipercaya Masyarakat |
![]() |
---|
Capaian UHC Baru 81 Persen, Dinkes Pangkalpinang Genjot Sosialisasi ke Sekolah hingga Perusahaan |
![]() |
---|
Pemkot Pangkalpinang Tegaskan Komitmen Tingkatkan Layanan Kesehatan Lewat Rakortek 2025 |
![]() |
---|
Harga Ayam Ras di Pangkalpinang Naik Jelang Maulid Nabi, Tembus Rp40 Ribu per Kilo |
![]() |
---|
Kendaraan Hias DPRD Babel Curi Perhatian, Simbol Tudung Saji Jadi Ikon Budaya Bangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.