Berita Bangka Barat

Semarak Festival Perang Ketupat di Tempilang Tradisi Turun Temurun Kental dengan Budaya dan Kesenian

Tradisi Perang Ketupa di Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat yang sudah ada sejak tahun 1.800 jadi agenda wisata dan terus dipertahankan

|
Penulis: Riki Pratama | Editor: Hendra
Bangkapos/Riki Pratama
Festival Perang Ketupat kembali digelar di Pantai Pasir Kuning, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Minggu (3/3/2023) siang. Kegiatan ini, dilaksanakan setiap tahunnya di bulan ruah atau Sya’ban, sebelum Ramadhan. 

Mantan anggota DPRD Bangka Belitung ini, mengharapkan Festival Perang Ketupat kedepan makin diperkuat, terutama dari sisi pendanaan dan adat istiadatnya.

"Kedepan kita harus benar-benar serius, terutama untuk dapat mendatangkan wisatawan bukan hanya lokal, tetapi mancanegera. Kedepan kita perkuat lagi dari pendanaan dan seni budayanya," harapnya.

Pantangan

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka Barat, Muhammad Ali, mengatakan, perang ketupat dilaksanakan pada harI ketujuh setelah Nisfu Sya’ban yang kali ini jatuh pada Minggu, 3 Maret 2024.

"Menurut kepercayaan terdapat beberapa pantangan yang tidak boleh dikerjakan masyarakat selama tiga hari. Setelah prosesi ritual perang ketupat dilaksanakan. Yaitu tidak boleh pergi ke laut, ke hutan dan menjemur pakaian di pagar depan rumah," kata Muhammad Ali.

Lebih jauh, dikatakan Ali, Perang Ketupat kegiatan adat yang telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2014 sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). 

"Pada tahun 2024 inI, kegiatan perang ketupat yang dibantu oleh Pemerintah Daerah Bangka Barat mendapat dukungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah V Jambi – Bangka Belitung berupa kurasi untuk peningkatan kualitas acara," jelas Ali.

Dengan tujuan, sambung Ali, agar perang ketupat menjadi event budaya skala Nasional dari Bangka Barat, yang diwujudkan dalam Festival Perang Ketupat Tempilang 2024.

"Karena makna perang ketupat, sebagai ajang silaturahmi antara pemimpin dengan rakyat dan antar masyarakat. Perang ketupat sebagai tempat melepaskan rasa amarah, dendam yang telah terkumpul dan melaksanakan silaturrahmi antar warga dalam semangat kekeluargaan, sebelum melaksanakan ibadah Ramadhan," terangnya.

Hadir dalam Festival Perang Ketupat, Bupati Bangka Barat Sukirman, Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming, Anggota DPR RI Bambang Patijaya, Kapolres Bangka Barat AKBP Ade Zamrah, Dandim 0431/Bangka Barat, Kemas Muhammad Nauval, Sekda Bangka Barat M Soleh, kepala OPD, serta unsur Forkopimda lainnya.

(Bangkapos.com/Riki Pratama)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved