Kasus DBD di Indonesia: Kewaspadaan Tinggi Diperlukan di Tengah Peningkatan Jumlah dan Kematian
Masyarakat diimbau untuk semakin waspada akan penularan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut
Penulis: Iklan Bangkapos | Editor: Ardhina Trisila Sakti
Mungkin Anda sendiri sudah sangat familiar dengan slogan pencegahan demam berdarah (DBD) yang berbunyi 3M: menguras, menutup, dan mengubur. Namun, prinsip pencegahan DBD bukan cuma itu.
Cara yang paling utama adalah dengan memastikan Anda tidak digigit nyamuk Aedes aegypti untuk menghindari penularan demam berdarah. Ini bisa dilakukan dengan menjaga lingkungan tetap bersih, juga menggunakan penangkal nyamuk agar tidak berkembang biak di rumah.
Jika semua cara pencegahan di atas sudah semua Anda lakukan tapi masih takut akan risiko DBD, dapatkan vaksin dengue di klinik atau rumah sakit terdekat.
Ya, tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya vaksin dengue sudah lama ada di Indonesia. Vaksin dengue pun juga sudah disetujui oleh BPOM RI. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak antar pemberian dosis per 6 bulan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan vaksin dengue sebagai cara pencegahan demam berdarah sudah dapat diberikan pada orang-orang yang berusia 9-45 tahun. Namun berdasarkan penelitian, vaksin dengue akan paling manjur jika mulai diberikan pada anak berusia 9-16 tahun.
Saat ini terdapat 10 negara di dunia yang telah menyetujui penggunaan vaksin dengue selain Indonesia, yaitu Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Brazil, Puerto Rico, Meksiko, Honduras, dan Kolombia. (*/E2)
Kasus DBD di Bangka Capai 291, Satu Orang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Kasus DBD Meningkat, Dinkes Bangka Tengah Minta Warga Giat PHBS |
![]() |
---|
Kasus DBD di Bangka Tengah Tahun 2025 Meningkat Signifikan, Hampir Sentuh Angka 100 Persen |
![]() |
---|
Antisipasi DBD, Dinkes Basel Ingatkan Masyarakat Tak Hanya Mengandalkan Fogging |
![]() |
---|
Pemkab Basel Ingatkan Masyarakat Waspada Serangan Nyamuk Aedes Aegypti, DBD Sudah 129 Kasus |
![]() |
---|